Kantor Pos Pekalongan: Bangunan Penting dan Bersejarah, namun Diabaikan Warga Kotanya Sendiri

Kantor Pos Pekalongan: Bangunan Bersejarah yang Penting, namun Diabaikan Warga Kotanya Sendiri MOJOK.CO

Kantor Pos Pekalongan (wikipedia.org)

MOJOK.COKantor Pos Pekalongan diabaikan warga kotanya sendiri. Tak banyak yang tahu bangunan ini berperan sentral dalam perjalanan pos di Indonesia.

Salah satu kebiasaan yang saya lakukan kala mudik ke Pekalongan ialah berkendara motor berputar-putar tanpa arah. Bukan karena linglung, memutari kota adalah cara saya untuk menyaksikan perubahan kampung halaman sekaligus obat rindu. Dan Jetayu menjadi wilayah wajib yang sambangi.

Tak ada kenangan yang betul-betul melekat di daerah sini. Sebab separuh masa kecil lebih banyak saya habiskan di Keputran dan sekitarnya. Hanya saja Jetayu wilayah yang indah. Banyak bangunan tua dengan arsitektur Belanda yang masih terjaga. Satu yang saya paling kagumi karena ialah Kantor Pos Pekalongan.

Kantor Pos Pekalongan terletak di seberang persis lapangan Jetayu, dekat dengan Museum Batik. Tepatnya di di Jl. Cendrawasih No.1, Kandang Panjang, Pekalongan Utara. Bangunan ini merupakan pusat Kantor Pos, kalau di Jogja seperti yang ada di seberang Selatan Monumen Serangan Umum 1 Maret. Keduanya memiliki kesamaan yakni letaknya sama-sama tak jauh dari titik nol kota.

Sejarah Pos di Indonesia: dari Batavia hingga Semarang

Melacak sejarah Kantor Pos Pekalongan tak lengkap tanpa menyusuri perjalanan pos di Indonesia. Kantor Pos pertama kali berdiri di Batavia (Jakarta) pada 26 Agustus 1746. Pendirinya ialah Gubernur Jenderal GW Baron van Imhoff. Lokasi tepatnya berada tepat di Balai Kota Pemerintahan Hindia Belanda. Saat ini menjadi gedung Pos Bloc Jakarta.

Di era kolonial, kantor pos mempunyai peran penting bagi pemerintah Hindia Belanda. Arus informasi perlu berlalu-lalang dengan cepat. Selain itu, kantor pos juga berguna bagi penduduk, utamanya untuk mereka yang berdagang di luar Jawa dan mereka yang datang dari Belanda atau pergi ke sana. Kehadiran kantor pos menjamin surat-surat mereka aman.

Empat tahun setelah kantor pertama didirikan, kantor pos membuka cabang keduanya di Semarang pada 1780. Nah, pendirian cabang kedua inilah yang memicu pembukaan kantor-kantor pos di daerah lain untuk mempermudah sistem pengiriman. Karawang, Cirebon, dan Pekalongan menjadi kota yang dilalui perjalanan pos kala itu.

Kantor Pos Pekalongan, bangunan bersejarah yang terabaikan

Sejak kantor pos didirikan di Batavia, Pekalongan telah termasuk ke dalam jalur pos di Jawa. Menurut Sejarawan Pekalongan Dirhamsyah, Kota Batik menjadi satu dari sekian tempat pergantian kuda kereta pos sebelum melanjutkan perjalanan ke Semarang di masa itu.

“Rute pos pertama di Jawa itu termasuk wilayah Pekalongan. Sebelum masuk ke Pekalongan, dari Tegal terlebih dahulu, Pekalongan, lalu ke Semarang,” ujarnya, melansir dari Tribun Jateng.

Dirham menyebutnya dengan istilah “Pos Tunda”. Kantor Pos Pekalongan di Jetayu sendiri baru berdiri pada 1920. Fasad Kantor Pos Pekalongan kentara menunjukkan identitas arsitektur bangunan kolonial. Bangunan tinggi menjulang, pintu tinggi, dan jendela lebar. Halaman depannya pun lapang dan luas. Bangunan tersebut kini bercat putih kusam dengan aksen oranye.

Kini bangunan tua tersebut termasuk ke dalam cagar budaya. Orang tak bisa mengubah bentuk atau warna bangunan secara sembarangan. Dasar hukumnya bisa terlacak melalui SK Walikota Pekalongan yang keluar pada tahun 2021.

“Pemkot Pekalongan melalui SK Walikota sudah menetapkan bahwa kantor pos Pekalongan sebagai cagar budaya. Sehingga, pihak kantor pos untuk harus berhati-hati ketika membuat atau merubah warna bangunan kantor pos. Karena, ini sudah ada SK mengenai cagar budaya,” ungkap Dirham.

Merawat bangunan bersejarah merupakan upaya untuk mengenali jati diri kota. Bangunan ini mesti kita jaga dan rawat bersama agar anak cucu tahu dan bangga kotanya pernah menjadi bagian penting dalam perjalanan Pos di Indonesia.

Penulis: Iradat Ungkai
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Pasaraya Sri Ratu Pekalongan: Dulu Kebanggaan Warga Kota, Kini Mangkrak dan Suwung
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version