Menelusuri Kampung Sayidan, Kampung Arab dalam Lagu Andalan Shaggydog

Kampung Sayidan, Kampung Arab dalam Lagu Shaggydog MOJOK.CO

Kampung Sayidan, Kampung Arab dalam Lagu Shaggydog (https://pariwisata.jogjakota.go.id/)

MOJOK.COPamor Kampung Sayidan meningkat berkat lagu “Di Sayidan”. Di balik kepopuleran itu, tidak banyak yang tahu kalau kampung ini dahulunya tempat bermukim orang Arab. 

Sayidan mungkin menjadi kampung paling populer di Jogja. Nama kampung ini melejit ketika band asal Jogja,  Shaggydog, menjadikannya sebuah lagu “Di Sayidan”. Lagu yang masuk dalam album “Hot Dogz” (2003) itu terkenal, bahkan hingga saat ini. 

Di berbagai media, Aloysius Oddisey Sanco atau pemain Bass Shaggydog yang lebih terkenal dengan nama andizt menceritakan, lagu tersebut memang menceritakan soal Sayidan. Kampung di mana Shaggydog terbentuk pada 1 Juni 1997.

Sayidan merupakan kampung yang berada di jantung Kota Jogja. Jaraknya kurang lebih hanya 1,5 kilometer dari titik nol kilometer Jogja. Kampung ini terletak di pinggir Kali Code, salah satu kali yang membelah Kota Yogyakarta.

Apabila ingin menuju tempat ini, ada pendanda yang sangat mudah dikenali adalah Jembatan Sayidan. Kampungb ini etrletak di sisi barat sungai sebelah selatan jemabtan. Di salah satu sisi jembatan ini terdapat papan ertuliskan huruf latin dan huitf jawa di atas sebiah gang. Itulah pintu masuk menuju Kampung Sayidan

Kampung Sayidan mantan kampung Arab 

Di balik kepopuleran kampung ini. Sayidan menyimpan cerita yang panjang. Salah satunya, kampung ini menjadi tempat bermukim kelompok Arab yang ada di Jogja. Sekitar 1920-1930, mamang ada banyak etnis yang tinggal di Yogyakarta selain warga asli. Ada Eropa, China, dan Arab yang jumlahnya paling sedikit. Melansir buku “Dinamika Kampung Kota” jumlah penduduk Arab di zaman itu sekitar 164 orang saja.

Sayangnya, jejak etnis Arab di kampung ini tidak berbekas. Kecuali, nama “Sayidan” yang bertahan menjadi nama kampung hingga saat ini. Kampung Sayidan berasal dari kata “Sayid”. Kata ini berarti keturunan dari Nabi Muhammad S.A.W. melalui cucunya, Husein bin Ali. Sebelum abad ke-20, golongan sayid memang lebih dominan di Yogyakarta.

Di dalam kelompok etnis Arab, ada Kapten Arab yang diangkat oleh komunitasnya. Ia bertugas mengurus berbagai kepentingan warga etnis Arab. Kapten Arab pertama di Yogyakarta adalah Abu Bakar bin Guthban (1884). Sri Sultan Hamengku Buwono VII kemudian memberinya sebuah tempat di daerah yang kini menjadi Sayidan.

Di berbagai literatur menjelaskan, Sayidan memang pernah menjadi pemukiman orang Arab. Namun, hal itu tidak bertahan selama-lamanya. Melansir buku “Toponim Kota Yogyakarta” yang ditulis Nur Aini Sulistyowati dan Heri Priyatmoko (2019), sejak awal abad ke-20 wilayah ini sudah tidak lagi dihuni etnis Arab. Ada beberapa faktor yang membuat kelompok Arab tersingkir dari Sayidan. Selain banyaknya pendatang baru ke kampung itu, faktor ekonomi diperkirakan menjadi alasan lain. Penduduk Kampung Sayidan kini lebih banyak dihuni oleh orang Jawa dan keturunan China.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Menelusuri Kampung Kwarasan di Magelang, Siasat Belanda Menghindari Penyakit Pes
Cek berita dan artikel Mojok lainnya di Google News

Exit mobile version