Jadi Dalang Muda, Ki Gibran Kawipujo Permadi Raih Penghargaan

Dalang muda Ki Gibran Kawipujo Permadi mojok.co

Ki Gibran Kawipujo Permadi (tengah) menerima penghargaan Young Entrepreneur Achievement Under 45 and CEO Achievement Award 2022.(yvesta ayu/mojok.co)

MOJOK.CODalang biasanya identik dengan orang tua dan kekunoan. Namun tak demikian dengan Gibran Nicholau Papadimitriou atau lebih dikenal dengan Ki Gibran Kawipujo Permadi. Ia mendobrak batasan itu dengan menekuni dunia wayang sejak usia muda. 

Gibran adalah segelintir dalang muda yang Indonesia miliki. Putra dari sutradara Nia Dinata ini sudah menggeluti seni pewayangan sejak masih duduk di bangku SMP

Gibran yang kuliah di Jurusan Sastra Jawa UGM, kerap memberikan edukasi wayang dengan bahasa Inggris untuk mengenalkan tradisi Jawa.

Dengan gayanya yang nyentrik menggunakan baju lurik dan jarik, dilengkapi ikat kepala khas abdi dalem Kraton Yogyakarta, Gibran menampilkan wayang dengan semangat mudanya. Pernah tampil di berbagai acara nasional seperti Hari Wayang Nasional 2019 hingga mendalang saat Hari Santri.

Tujuan mulianya untuk mengembangkan nilai tradisi yang progresif itupun berbuah manis. Gibran terpilih menjadi satu dari 11 anak muda Indonesia yang mendapatkan penghargaan Young Entrepreneur Achievement Under 45 and CEO Achievement Award 2022 yang digelar di kawasan Candi Prambanan, Rabu hingga Kamis (28-29 September 2022).

“Penghargaan untuk Gibran diberikan atas dedikasinya pada seni lokal pedalangan. Gibran ini seorang mahasiswa yang bisa ndalang dengan bahasa Inggris, yang bangga mengenakan baju khas Jawanya, bangga menjunjung kebudayaan Jawa,” papar Ketua Umum Yayasan Duta Indonesia Maju (YDIM), Lisa Ayodhia, Kamis (29/9/2022).

Lisa mengungkapkan, tidak gampang menjadi dalang. Apalagi anak muda yang terbiasa dengan modernisasi. Namun Gibran menunjukkan pada dunia bahwa anak muda Indonesia pun mencintai tradisi. Bahkan melestarikannya agar tidak punah tertelan zaman.

“Saya pikir ini yang harus ditunjukkan kepada generasi muda kita sebab budaya asli Indonesia ini perlu dilestarikan,” tandasnya.

Penghargaan untuk anak muda lainnya

Pemberian penghargaan kepada Gibran dan dikuratori oleh profesional yang berkompeten di bidangnya. Diantaranya Prof. Rhenald Kasali PhD, Prof. Roy Darmawan, Prof. Ir Wiendu Nuryanti MArch PhD, Dr. Rima Agristina SH SE MM, Don Bosco Selamun, Jahja B. Soenarjo SE MM, Yusuf Susilo Hartono, Fajar Lukito dan Dr. Anna Sungkar MSn.

Selain Gibran, sejumlah nama juga meraih penghargaan kali ini. Sebut saja Willy Willyanto (CEO Darindo Nusantara Abadi) untuk perhatiannya pada kemanusiaan dan alam, Andrew S.Wijaya (CEO Amero), mengembangkan perhiasan berbasis budaya.

Jeremy Santoso (CEO & Creative Director PT Prolite) inovator desain furnitur, DR. Yohanes Kurnia Wijaya, ST, MMSI (CEO PT Sari Teknologi) inovator di bidang robotika dan kecerdasan buatan, Febriyanti SR (CEO Solusi Rahayu Indonesia,BSB)  pengelolaan daur ulang sampah masyarakat. Michelle Setio (Brand Development Manager PT.Kreasi Cantik Alami), mengembangkan perawatan pribadi dengan bahan organik.

Calvin Lim (Director PT Transporindo Agung Sejahtera, Logistik) dalam di bidang transportasi logistik, Agatha Nindya ( Founder & Creative Director of Agatha Jewelry & Gold Attitude Jewelry) seorang designer jewelry yang selalu memberikan sentuhan dan unsur budaya Indonesia di setiap desainnya.

Lisa Ayodhia menambahkan penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi, motivasi bahkan saksi atas dedikasi dan prestasi para entrepenur muda, serta para profesional yang menginspirasi. Mereka yang terpilih dinilai mempunyai integritas dan komitmen untuk berkontribusi kepada pembangunan bangsa.

“Selain itu berkarakter, dan berperilaku positif, sehingga bisa menginspirasi masyarakat,” paparnya.

Gibran mengungkapkan apresiasinya saat mendapatkan penghargaan karena profesinya mendapatkan perhatian orang lain. Apalagi buatnya, wayang tidak sekedar tontonan.

“Namun wayang juga tuntunan bagi saya. Terimakasih buat ibu yang selalu menyemangati dan berkarya terus,” ucapnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Wayang Beber Sabendino dan Pusaka Keraton Mataram Islam yang Tercecer

Exit mobile version