Klitih Terjadi Lagi di Jalan Bantul, Dinpar Khawatirkan Citra Pariwisata Jogja

klitih di jalan bantul mojok.co

Ilustrasi klitih (Mojok.co)

MOJOK.CO – Kasus Klitih terjadi lagi di Jalan Bantul. Rentetan aksi kejahatan jalanan ini mencoreng citra pariwisata Kota Jogja. Dinas pariwisata mengajak semua pihak turut serta memerangi aksi klitih.

Aksi klitih di Jalan Bantul yang terjadi pada Sabtu (11/02/2023) kemarin viral di media sosial. Aksi ini terjadi usai aksi pembacokan di Titik Nol Km pada 7 Februari 2023 lalu.

Gara-gara membawa pedang mainan, R (18) remaja asal Bantul jadi korban penembakan airsoft gun oleh dua orang tidak dikenal.

Berdasarkan data dari Humas Polres Bantul, dalam peristiwa di Jalan Parangtritis Km.19,5 Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, R yang membawa pedang mainan berpapasan dengan para pelaku di perempatan Ngangkruksari. Tiba-tiba pelaku mengejar korban dan terjadi pertengkaran. Pelaku pun mengeluarkan senjata airsoft gun dan menembak korban.

Klitih rusak citra pariwisata Jogja

Aksi klitih yang terus berulang ini sungguh mengkhawatirkan dan bisa merusak citra pariwisata Yogyakarta. Padahal setelah landainya pandemi COVID-19, sektor pariwisata Jogja mulai pulih dengan tingginya angka wisatawan yang datang ke Yogyakarta.

“Kejahatan jalanan terulang kembali, setelah [kasus] Titik Nol, [kini] ada di bantul. Tentu ini mempengaruhi citra pariwisata, pendidikan, dan Jogja secara keseluruhan,” papar Kepala Dinas Pariwisata (kadinpar) DIY, Singgih Rahardjo disela rangkaian sport tourism Coast to Coast (CTC) 2023 di Yogyakarta, Minggu (12/02/2023).

Terus berulangnya kejahatan jalanan tersebut, menurut Singgih polisi harus mengusut kasus tersebut. Sebab bisa membuat warga ketakutan untuk beraktivitas, terutama di malam hari. Bahkan meningkatkan kekhawatiran wisatawan untuk datang dan berkunjung ke Yogyakarta.

Singgih meminta pihak kepolisian bisa menghukum para pelaku kejahatan jalanan dengan hukuman yang setimpal. Sehingga membuat jera para pelaku untuk berbuah hal yang sama.

“Karena kalau kemudian tidak ada hukuman yang setimpal dan membuat jera, pasti [kekerasan jalanan] akan terulang kembali,” tandasnya.

Butuh kerjasama semua pihak

Selain pihak kepolisian, Singgih berharap semua pihak ikut berperan dalam memerangi klitih. Pihaknya membutuhkan peran serta masyarakat untuk peduli dan peka terhadap gejala-gejala konflik yang terjadi di lingkungannya.

Masyarakat tidak tinggal diam saat tahu ada kondisi yang mencurigakan di sekitarnya. Tak hanya berkomentar saat terjadi kasus klitih dan viral di sosial media (sosmed).

“[Diam] itu kan kurang elok, maka kemudian partisipasi masyarakat sangat penting untuk langkah-langkah konkrit,” tandasnya.

Dinpar mengajak semua komunitas ikut mengembangkan ekosistem pariwisata DIY. Hal ini bisa meminimalisir dampak aksi klitih terhadap pariwisata. Kegiatan yang bisa dilakukan seperti wisata olahraga yang gencar dilakukan saat ini.

“Wisata olahraga ini membuat wisatawan ada alasan untuk ke jogja. Inilah yang kemudian kita berikan suport pada komunitas untuk menyelenggarakan acara-acara wisata olahraga seperti CTC,” jelasnya.

Sementara Ketua Penyelenggara CTC 2023, Roostian Gamananda mengungkapkan, komunitas Trail Runners Yogyakarta berupaya ikut berperan dalam memulihkan pariwisata DIY melalui wisata olahraga seperti lari lintas alam yang akan digelar 25 Februari 2023 mendatang.

“Sekitar 2.700 pelari lintas alam dari berbagai 16 negara ikut wisata olahraga ini dengan jarak ultra lebih dari 42 km di pesisir pantai selatan,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Rusak Pariwisata Jogja, Pemda DIY Minta Pelaku Klitih Titik Nol Dihukum Setimpal 

 

Exit mobile version