Bukan Gratifikasi, Ini Alasan Kejati DIY Tahan Lurah Caturtunggal di Kasus Mafia Tanah

Bukan Gratifikasi, Ini Alasan Kejati DIY Tahan Lurah Caturtunggal di Kasus Mafia Tanah. MOJOK.CO

Lurah Caturtunggal, AS, tersangka kasus penyalahgunaan TKD dihadirkan di Kantor Kejaksaan Tinggi DIY, Rabu (17/05/2023)

MOJOK.COKejaksaan Tinggi (Kejati) DIY kembali menetapkan satu tersangka penyalahgunaan Tanah Kas Desa (TKD) di Nologaten, Caturtunggal, Sleman. Kali ini AS, Lurah Caturtunggal yang sebelumnya sebagai saksi statusnya kini menjadi tersangka. 

Penetapan tersangka AS setelah penyidik mendapatkan minimal dua alat bukti yang sah sebagaimana diatur dalam pasal 184 ayat 1 KUHAP. Kejati DIY melakukan penahanan berdasarkan surat Kepala Kejaksaan Tinggi DIY nomor ketetapan 73/M.4/FD.1/05/2023 tanggal 17 Mei 2023.

“Penetapan tersangka atas nama tersangka dengan inisial AS selaku Kepala Kalurahan caturtunggal,” papar Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati DIY, Muhammad Anshar Wahyudin dalam keterangannya di Kantor Kejati DIY, Rabu (17/05/2023).

Alasan Kejati DIY tahan Lurah Caturtunggal

Dengan adanya penetapan tersangka, Kejati melakukan penahanan terhadap AS selama 20 hari terhitung sejak 17 Mei 2023. Penahanan AS rencananya akan berlangsung hingga 5 Juni 2023 di rutan kelas 2A Yogyakarta.

Menurut Anshar, penahanan karena AS terbukti melakukan pembiaran terhadap penyimpangan pemanfaatan TKD oleh PT Deztama Putri Sentosa. AS juga tidak melaksanakan tugasnya untuk melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan perusahaan tersebut sesuai dengan peruntukannya.

Akibatnya negara mengalami kerugian yang cukup tinggi. Kalau dari pemeriksaaan sebelumnya Rp 2,4 Miliar maka berdasarkan data terbaru menjadi Rp 2,9 Miliar.

“Jadi kemarin waktu pertama tersangka RS kerugian 2,4 miliar sekarang kita ada peningkatan ternyata setelah kita periksa lagi menjadi 2,9 Miliar,” paparnya.

Dugaan terima gratifikasi

Anshar menambahkan, selain pembiaran, AS kemungkinan juga menerima gratifikasi dari RS terkait tanah kas desa. Namun, Kejati saat ini baru menjerat AS dengan dugaan pembiaran. 

Diduga tersangka ini turut serta dalam perkara mafia tanah kas desa bersama Direktur PT Deztama Putri Sentosa, RS (33) selaku penyewa tanah kas desa Caturtunggal Depok. Tersangka AS dalam perkara ini adalah Kepala Kalurahan Caturtunggal.

Dalam kasus ini, AS dijerat dengan pasal 2 ayat 1 jo pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi. Subsider pasal 3 jo pasal 18 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tidak pidana korupsi. Tersangka terancam hukuman 20 tahun penjara.

“Tidak menutup kemungkinan ke arah sana tapi tetap kita harus melakukan pendalaman dulu terhadap saksi-saksi terutama terhadap tersangka AS dan tersangka RS itu,” paparnya.

Sebelumnya Kejati DIY menahan Direktur PT Deztama Putri Sentosa, RS terlebih dahulu pada 14 April 2023 lalu di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 2A Yogyakarta atau Lapas Wirogunan. Penahanan RS tersebut setelah yang bersangkutan sebagai tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi pemanfaatan tanah kas desa di Nologaten, Caturtunggal, Sleman.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Atasi Mafia Tanah di Jogja, Mahfud MD Sebut Pemerintah Bentuk Pengadilan Khusus

Cek berita dan artikel lainnya di Google News

Exit mobile version