Pembakaran Pakaian Bekas Tak Buat Kapok, Jogja Thrift Market #3 Digelar di Jogja

jogja therift market mojok.co

Ilustrasi beli baju (Mojok.co)

MOJOK.CO – Perburuan pakaian bekas sisa impor tak pernah berhenti. Meski beberapa waktu lalu Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pernah membakar baju bekas impor atau thrift senilai Rp9 Miliar, nyatanya masyarakat masih saja mencarinya di berbagai kesempatan hingga saat ini.

Oleh karenanya ajang jual beli fashion sisa impor bertajuk Jogja Thrift Market #3 kembali dibuka di Jogja Expo Center (JEC) sejak Jumat (23/12/2022) petang untuk memeriahkan libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Selama empat hari kedepan hingga Selasa (27/12/2022) mendatang, para pecinta pakaian thrift bisa kembali berburu pakaian-pakaian branded berbagai merk tersebut.

“Acara kali ini diikuti 254 tenant thrift dan 65 tenant kuliner. Jumlah ini meningkat dibanding penyelenggaraan kedua bulan September lalu,” ungkap Project Event Jogja Thrift Market, Sapto Daryono disela pembukaan.

Menurut Sapto, gelaran acara yang ketiga pada 2022 tersebut menargetkan lebih dari 80 ribu pengunjung. Angka ini jauh melebihi kegiatan serupa yang mencapai 70 ribu pengunjung.

Transaksi jual beli kali ini ditargetkan mencapai Rp8 Miliar dalam waktu empat hari saja. Angka ini diyakini bisa melebihi pameran kedua yang mencapai Rp5,8 Miliar.

“Penyelenggaraan kali ini target kami perputaran uang bisa Rp8 miliar karena tenant kami bertambah dari sebelumnya,” jelasnya.

Sapto menambahkan, pengunjug bisa lebih leluasa menjelajahi tenant thrift kali ini. Sebab tiga hall di JEC digunakan secara utuh untuk berburu barang second berkualitas.

Apalagi tenant yang berpartisipasi dalam pameran kali ini juga semakin luas. Mereka tak hanya berasal dari Yogyakarta namun juga kota-kota lain seperti Surabaya, Semarang, Bandung, Bali, hingga Sumatera.

“Segmentasi pasar kali ini juga semakin luas karena memang thrift sudah jadi tren dunia, berbagai kalangan dan usia menyukai. Jadi memang peminatnya sangat banyak,” tandasnya.

Berbeda dari sebelumnya yang mematok tarif masuk Rp5.000, maka dalam penyelenggaraan kali ini panitia menjual tiket masuk sebesar Rp10 ribu untuk pengunjung. Selain itu untuk menjaga stabilitas harga, penyelenggara juga menerapkan batas bawah harga yakni Rp50 ribu untuk pakaian pria dan Rp30 ribu untuk pakaian perempuan.

Diharapkan gelaran kali in bisa menjadi alternatif masyarakat dalam menikmati libur panjang Nataru. Sektor pariwisata dan ekonomi pun bisa semakin menggeliat pascapandemi.

“Diharapkan acara ini bisa ramai dikunjungi dan menghidupkan UMKM khususnya thrift dan kuliner di jogja dan sekitarnya,” imbuhnya.

Reporter: Yvesta Ayu
Editor: Purnawan Setyo Adi

BACA JUGA Panduan Thrifting Bagi Pemula

Exit mobile version