Bodo Amat dengan Isu Rekonsiliasi, Banyak Kader yang Ingin Gerindra Tetap Jadi Partai Oposisi

MOJOK.CO – Gerindra kemungkinan besar akan tetap menjadi partai oposisi untuk menjadi pengontrol pemerintah Jokowi di pemerintahan.


Ada banyak manuver dan pergerakan politik menarik pasca KPU secara resmi mengumumkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih 2019. Dari mulai isu seputar rekonsiliasi antara Jokowi-Prabowo, sampai langkah-langkah politik yang diambil oleh partai-partai pengusung Prabowo-Sandiaga pasca koalisi Indonesia Adil Makmur secara resmi dibubarkan oleh Prabowo.

Nah, salah satu manuver politik yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang tentu saja adalah manuver Gerindra sebagai partai utama pengusung Prabowo-Sandiaga.

Banyak yang bertanya-tanya, apakah Gerindra akan menyeberang bergabung dengan Jokowi dan menjadi partai koalisi pemerintah, atau justru tetap bertahan pada jalan ninjanya sebagai partai oposisi.

Sampai saat ini, belum ada langkah yang diambil oleh para petinggi Gerindra. Kendati demikian, besar kemungkinan, Gerindra akan tetap memilih menjadi partai oposisi mengingat banyak sekali kader partai Gerindra yang tetap menginginkan Gerindra sebagai partai oposisi. hal tersebut disampaikan langsung oleh Anggota Dewan Penasihat DPP Gerindra Muhammad Syafii.

“Saya kira seperti itu. Kader Gerindra dan pemikir demokrasi pasti menginginkan Gerindra tetap pada oposisi,” terang Muhammad Syafii.

Muhammad Syafii yakin Prabowo sebagai pemimpin Gerindra juga akan mengambil sikap dan langkah yang sama dengan para kader. Menurut Syafii, pilihan Gerindra sebagai partai oposisi bisa menjadi bagian dari sistem pengecekan dan keberimbangan terhadap pemerintah. Hal tersebut sangat penting dan mutlak dibutuhkan.

Teka-teki tentang masa depan Gerindra ini semakin menguat, terlebih setelah dua partai sesama pengusung Prabowo-Sandi, PAN dan Demokrat ditengarai semakin dekat dan disebut-sebut punya kemungkinan untuk bergabung dengan kubu Jokowi.

Satu-satunya partai yang sampai saat ini tampak mantap untuk menjadi oposisi hanyalah PKS. PKS, melalui Ketua DPP Mardani Ali Sera bahkan sempat menyerukan kepada segenap partai pengusung Prabowo-Sandi agar berkhidmat menjadi oposisi.

Langkah itu senada dengan Muhammad Syafii yang juga menginginkan agar partai-partai pengusung Prabowo-Sandiaga tetap bersatu untuk menjadi oposisi kendati tidak berada dalam tali koalisi.

“Ketika masing-masing sudah memutuskan menjadi oposisi pasti bisa bertemu sebagai gabungan partai oposisi. Tapi pada prinsipnya kita beroposisi sendiri. kalau nanti kemudian ternyata PKS juga oposisi berati kita punya positioning yang sama kalau kemudian PAN juga mungkin oposisi,” ujar Syafii.

Yah, nggak papa jadi oposisi. Selain sebagai penyeimbang dan pengontrol, juga sebagai usaha untuk menjaga hati para pendukungnya.

Kan kasian para pendukung yang sudah dibela-belain debat mati-matian di sosmed, ealah ternyata yang dibela malah gabung sama Jokowi. Sakiiiiit, Cyiiiiiiin.

Exit mobile version