MOJOK.CO – 5 tokoh perempuan ini, jika diberikan ruang politik yang lapang akan mengubah peta politik 2024. Mereka bukan hanya akan mengangkat isu penting perempuan dalam politik di Indonesia, tapi juga menjadi suara rakyat. Itu dengan catatan mereka diberi kesempatan.
Salah satu hal yang selalu menjadi rujukan pada setiap kali mau hajatan pemilihan presiden, selalu saja survei politik. Di satu sisi, ini tentu baik karena sebagai alat untuk mengukur popularitas dan elektabilitas calon, sekaligus untuk menentukan strategi apa yang hendak dilakukan oleh partai pengusung dan tim sukses.
Namun di sisi lain, survei politik tentu bukan satu-satunya alat yang dipakai untuk menentukan kandidat. Karena misalnya, ada tokoh-tokoh tertentu yang punya kapabilitas dan kompetensi, tidak masuk dalam radar, atau kalau pun masuk maka tingkat popularitas mereka masih rendah. Dan ada satu hal lagi yang penting, bisa-bisa, semua calon presiden maupun calon wakil presiden, akan didominasi oleh kaum laki-laki.
Dalam tulisan ini, penting untuk memberi perhatian pada sejumlah nama perempuan untuk punya potensi ikut berlaga dalam kontestasi tersebut. Dengan begitu, isu-isu menyangkut perempuan, dan cara pandang politik dari perspektif perempuan mendapat ruang yang cukup.
Setidaknya ada 5 nama, yang jika nama-nama ini digeber untuk diberi kesempatan di ruang politik yang lebih lapang, akan mengubah peta politik 2024.
#1 Puan Maharani
Berdasarkan berbagai survei, elektabilitas Puan Maharani memang masih rendah. Tapi harap diingat, bahwa Puan adalah ketua DPP PDIP, sebuah partai yang bukan saja menjadi pemenang pemilu 2019, tetapi juga partai yang sudah bisa membuktikan betapa mesin politiknya bergerak dengan kuat. Dua modal itulah, partai penguasa sekaligus kekuatan mesin partainya yang sudah teruji, bisa membuat perbedaan peta politik 2024.
Puan adalah salah satu ‘panglima tempur’ PDIP yang sudah teruji. Dia pernah memenangkan Ganjar Pranowo pada Pilgub Jateng periode pertama, ketika elektabilitas Ganjar tertinggal jauh dengan Bibit Waluyo. Puan juga pernah menjabat berbagai jabatan strategis baik di pemerintahan maupun di legislatif. Di pemerintahan, Puan menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia periode 2014-2019. Setelahnya ia terpilih menjadi Ketua DPR RI periode 2019-2023. Puan lahir 6 September 1973, artinya ia memegang kedua jabatan prestisius tersebut dalam usia relatif muda. Tetapi yang jelas, dia salah satu pemegang kendali partai terbesar dan berkuasa di Indonesia.
#2 Khofifah Indar Parawansa
Khofifah jelas bukan tokoh perempuan sembarangan. Pengalaman politiknya sudah puluhan tahun, hingga akhirnya dia berhasil menjadi Gubernur Jatim, di mana merupakan salah satu provinsi dengan jumlah pemilih terbesar selain Jawa Barat dan Jawa Tengah. Khofifah juga salah satu figur perempuan penting bagi kaum Nahdliyin, salah satu organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Dia juga kaya akan pengalaman kompetisi. Setidaknya, dia bertarung 3 kali dalam pemilihan Gubernur Jatim, dan baru pada kali ketiga dia menang. Itu artinya, nyali dan militansinya sebagai petarung politik tidak perlu diragukan lagi.
#3 Yenny Wahid
Nama ini belakangan mencuat sebagai salah satu kandidat yang perlu diperhatikan. Pertama, saat PSI mengumumkan ingin memasangkan putri dari Gus Dur itu sebagai pendamping Ganjar Pranowo. Namun, sejumlah tokoh di Nasdem juga memberi sinyal, ada kemungkinan Yenny Wahid jadi alternatif pendamping Anies Baswedan. Dua kali tersiar kabar hendak dipasangkan dengan dua tokoh yang punya elektabilitas tinggi, membuat nama Yenny lebih mudah dikerek sebagai calon alternatif wakil presiden.
Kekuatan Yenny selain dianggap sebagai representasi politik Gus Dur, juga identik dengan kaum Nahdlyin. Selain itu, Yenny punya pemikiran progresif dan punya pergaulan internasional yang dapat diandalkan. Yenny akan mudah menggaet perhatian di akar rumput, sekaligus punya jejak rekam sebagai intelektual publik di tingkat internasional.
#4 Najwa Shihab
Nana, panggilan akrabnya, adalah idola kaum muda. Dia seorang jurnalis yang membuat banyak kasus mendapatkan sorotan luas di publik. Kecerdasan dan keberaniannya, menyita perhatian banyak kaum muda dan milenial di Indonesia. Di mana ada Nana, di situ ribuan anak muda berkumpul. Najwa Shihab juga menjadi inspirator bagi banyak anak muda Indonesia, terutama agar tidak takut menyuarakan kebenaran. Jika dia diberi kesempatan untuk bertarung, dengan semua modal yang dimilikinya, tidak terlalu sulit bagi jurnalis perempuan itu untuk mendulang suara pemilih. Dan yang paling penting bagi Indonesia adalah sosok ini bakal menyegarkan peta pertarungan capres dengan kompetisi yang lebih berkualitas.
#5 Susi Pudjiastuti
Sekalipun sudah tidak menjabat sebagai menteri, tapi namanya tertancap kuat di ingatan publik sebagai sosok perempuan yang blak-blakan, pemberani, dan tidak takut bersuara lantang. Kelebihan lain Susi Pudjiastuti adalah dia mau tampil apa adanya, termasuk dengan tidak menutupi tatonya dan tidak tidak kagok merokok.
Hal itu sebetulnya juga menjelaskan bahwa publik bosan dengan model pencitraan elite politik yang gemar bicara santun, sok ramah, dan seolah tanpa ‘cela’. Dengan pengalaman bisnisnya, dan gebrakan-gebrakannya yang berani saat menjadi menteri kelautan dan perikanan, tak heran jika di beberapa tempat, banyak orang yang bersedia menjadi relawan Susi. Dengan modal seperti itu, tentu tidak sulit bagi Susi untuk merangsek sebagai kompetitor yang serius bagi calon-calon yang sudah terlebih dahulu mengantongi elektabilitas tinggi. Berani, apa adanya, dan tak takut mengambil risiko, adalah modal kuat Susi.
Penulis: Agung Purwandono