Orang-orang Biasa yang Sebaiknya Berada di Sekitar Presiden Jokowi

Orang-orang Biasa yang Sebaiknya Berada di Sekitar Presiden Jokowi

Orang-orang Biasa yang Sebaiknya Berada di Sekitar Presiden Jokowi

Beberapa hari ini, semua orang sibuk menanti dan melampiaskan berbagai ekspresi seputar pengumuman nama-nama menteri yang tak kunjung dilakukan oleh Presiden Jokowi. Ada yang marah, sinis, ngece. Tapi ada juga yang mendukung, sabar, berhati-hati.

Sementara itu, para calon menteri tetap melakukan berbagai manuver politik yang disebar oleh timses mereka masing-masing. Sehingga berita makin memanas. Nama-nama kian simpang-siur, dan sumber-sumber berita makin tidak jelas.

Dari seluruh suasana pikuk itu, nyaris tidak ada yang berpikir tentang hal lain, yang juga penting selain soal menteri, yakni tentang orang-orang yang sebaiknya ada di sekitar Presiden Jokowi.

Tentu Anda bisa bilang bahwa untuk soal ini, Presiden Jokowi sudah pasti punya tim sendiri. Tapi sebagai bagian dari masyarakat sipil demokratis, saya berhak mengusulkan nama-nama orang yang sekiranya penting berada di sekitar Pak Presiden, berikut tugas dan tanggung-jawab mereka.

Rahung Nasution

Laki-laki dengan muka penuh tato tapi tetap bisa mengeluarkan ekspresi ramah ini dikenal memiliki banyak keterampilan, terutama membuat film dan memasak. Dalam hal ini, saya mengusulkan Rahung sebagai kepala dapur istana.

Sebagian juru masak, ia punya filosofi bahwa kehidupan manusia tergantung dari situasi dan kondisi dapur. Dengan kepemimpinan Rahung, saya yakin, Presiden Jokowi bukan hanya akan mendapatkan asupan gizi yang terukur, namun juga daftar menu dari seluruh Nusantara. Menu-menu tersebut bisa membuat Presiden Jokowi lebih kuat bekerja, punya daya konsentrasi yang lebih baik dan yang juga penting: semakin memahami pluralitas masyarakat kita.

Jika Rahung di dapur istana, maka situasi di luar istana akan terasa sedap dan maknyus.

Rusdi Mathari

Wartawan gaek ini paling cocok menjadi penyambung Pak Presiden dengan para wartawan, baik wartawan istana maupun wartawan yang lain. Dengan pengalamannya malang-melintang di dunia pers yang lebih tua dibanding umur anak pertama Pak Presiden, maka akan terjadi hubungan yang apik antara Presiden dengan para wartawan.

Selain keterampilan jurnalistik kelas wahid, Cak Rusdi, begitu panggilan akrabnya, juga dikenal sebagai sosok yang enerjetik. Ia rajin berolahraga, dan selalu bisa mencairkan suasana dengan guyon yang disampaikan dalam dialek Jawa Timur-nya yang khas. Kalau situasi genting, Cak Rusdi akan segera bertindak cepat. Ia bisa mencairkan ketegangan, sehingga Pak Jokowi bisa tetap tampil rileks di depan para wartawan. Suasana istana yang rileks membuat situasi di luar istana juga mengendor.

Saleh Abdullah

Mantan sekretaris jenderal Partai Uni Demokrasi Indonesia (PUDI) ini, pernah dipenjara bersama ketuanya: Sri Bintang Pamungkas. Setelah itu, ia menjabat sebagai sekjen Indonesian Society for Social Transformation (Insist) selama dua periode. Aktivitasnya di dunia gerakan sosial yang lebih dari 30 tahun, membuat Saleh memiliki jaringan aktivis LSM dan Ormas yang cukup luas dan kuat. Ia bisa memberi masukan kepada Presiden jika ada gagasan-gagasan atau manuver-manuver dari orang-orang gerakan.

Ia juga bisa mencairkan ketegangan dan kesenjangan antar-generasi dari mulai aktivis 70-an, 80-an, 90-an sampai aktivis 2000-an. Posisi inilah yang penting, sebab setiap era memiliki karakter dan suara tersendiri yang semestinya didengar dengan bijak bestari oleh Presiden Jokowi.

Waskito Giri Sasongko

Laki-laki kalem ini adalah sosok yang mendalami spiritualitas dan dunia keris. Bagaimanapun, Presiden adalah sosok yang menyerupai raja. Dan sebagai orang Timur, jagat wadag tidak bisa dipisahkan dari jagat halus. Dengan jaringannya yang luas di dunia kebatinan, Ki Waskito bisa mempermudah dua hal: menjaring aspirasi dari para penganut kebatinan seluruh Nusantara, dan sebagai radar yang menangkap isyarat-isyarat dari jagat halus, alam, termasuk dari langit.

Pengky

Nama aslinya Agus Rianto. Menurut hemat saya, ia adalah seniman sejati. Di segala ruang, asal ada gitar, semua jadi pertunjukan. Semua tempat, di mana ia duduk atau berdiri menyanyi sambil menggenjreng gitar, akan menjelma panggung yang beraura.

Pengky pun bisa diposisikan dalam dua hal. Pertama, ia bisa menangkap aspirasi dari semua jenis seniman. Kedua, ia bisa menghibur Pak Presiden beserta orang-orang terdekatnya jika mereka semua tertekan dan butuh hiburan. Pengky adalah pilihan yang pas. Suaranya tidak bagus-bagus amat, ketrampilannya menggenjreng gitar juga tidak hebat-hebat amat, tapi pas.

Seniman yang satu ini sangat merakyat dan tangkas. Mirip sekali dengan Presiden Jokowi.

Agus Mulyadi

Jangan tertawa dulu. Ini serius. Jagoan kita ini adalah sosok yang paling tepat di samping Pak Presiden, terutama jika ada konferensi pers. Ia orang yang mirip pembawa teks Pancasila di upacara bendera.

Coba Anda bayangkan, pembawa teks Pancasila selalu dianggap sebagai petugas upacara yang tidak penting. Padahal tugas tersebut sangat penting. Upacara yang khikmad akan berubah jadi mencemaskan gara-gara inspektur upacara sok hafal Pancasila, melantangkan suara tanpa membaca, kemudian tergagap-gagap di sila keempat. Petugas pembawa teks Pancasila juga bisa membuat suasana panas di lapangan upacara menjadi penuh gelak yang tertahan, gara-gara ia memberikan naskah penting itu dalam kondisi terbalik. Sehingga inspektur upacara ketika membuka dan akan membaca, mengernyit, lalu membalikkan naskah itu dengan muka cemberut.

Nah, Agus Mulyadi memainkan peran yang sepertinya tidak penting padahal sangat penting. Ia cukup duduk tenang di samping Pak Presiden ketika ada konferensi pers. Ia membawakan hp Presiden kalau tertinggal. Ia juga bertugas mengingatkan Presiden jika belum salat. Dan terutama mengingatkan Presiden jika seharian belum tertawa. Caranya juga mudah. Agus Mulyadi cukup berdiri 10 detik di depannya, niscaya kepala negara kita akan tertawa terbahak-bahak.

Arman Dhani

Lho, jangan tertawa lagi… Ini sangat serius.

Ada kalanya, Pak Presiden akan menghadapi orang-orang ngeyel mentok. Orang-orang ngeyelan itu bisa jadi adalah pengusaha, anak buahnya, politikus dll. Tentu tidak mungkin seorang Presiden melayani eyelan yang tidak bermutu.

Dhani sudah terbukti, hidup dan namanya besar karena rajin meladeni maupun mengajak orang untuk eyel-eyelan. Dialah orang yang berhasil membuat bungkam seorang anggota parlemen mantan aktivis, yang ngisruh di media sosial demi promosi bukunya. Dhani yang sudah cukup pengalaman cuma ngetwit: “Bud, Bud…”

Dhani adalah orang yang secara natural diciptakan Tuhan untuk memenangi eyel-eyelan. Pasti ketika masih kecil ia sering dipukuli teman-temannya karena merasa percuma kalau berdebat sama dia. Pak Presiden butuh orang seperti Dhani. Mentalnya sehat sentosa. Rasa malunya tertinggal di kampung halaman.

Ketujuh orang inilah yang saya usulkan menjadi orang-orang di sekitar Pak Presiden Jokowi. Saya juga mengusulkan, nama sandi untuk ketujuh orang hebat ini: Seven Samurai.

Dengan dikelilingi ketujuh orang tersebut, tugas berat Pak Presiden akan bisa diatasi bukan hanya oleh para menteri. Dengan ketujuh orang hebat itu, kita tidak terlalu peduli dan menunggu siapa yang akan menjadi menteri.

Ketika kinerja mereka sudah teruji, kode Seven Samurai dengan sendirinya akan diubah menjadi Seven Eleven.

Exit mobile version