Mereka yang Hidup di Atas Tiang-Tiang Kehormatan - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Ziarah
    • Seni
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Politik
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal PemiluBARU
Logo Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-uneg
  • Movi
  • Terminal
  • Kanal Pemilu
Beranda Esai

Mereka yang Hidup di Atas Tiang-Tiang Kehormatan

Kalis Mardiasih oleh Kalis Mardiasih
10 Maret 2017
0
A A
Mereka yang Hidup di Atas Tiang-Tiang Kehormatan

Mereka yang Hidup di Atas Tiang-Tiang Kehormatan

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

Di acara Kliwonan Habib Luthfi Bin Yahya, saya sempat terpingkal sebab mendapati seorang pedagang menjual sikat WC dan centong nasi di pengajian. Memang selalu banyak orang yang mencari peruntungan pada acara semacam ini, mulai pedagang warung nasi, cemilan basah maupun kering, minuman dingin, dan buah-buahan. Tapi untuk pedagang yang khusus menjajakan sikat WC dan centong itu, rasa-rasanya saya tetap tidak habis pikir. Iseng saya kirim whatsapp ke kawan saya.

“Apa ya mas motivasi orang jualan sikat WC dan centong nasi di acara pengajian?”

“Lha memangnya apa motivasimu mempertanyakan jenis dagangan yang dijual orang?”

“Mereka terlalu optimis, menjual barang yang tampak menyimpang jauh dari riset kebutuhan calon konsumen.”

“Hasyah, mereka itu pedagang yang pasti lebih sering datang ke pengajian dibanding kamu. Mereka nggak perlu perkiraan riset –.”

“Iya juga yha.”

Baca Juga:

Sekda DIY, Baskara Aji di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (27:01:2023) menyampaikan tuntutan perpanjangan masa jabatan Kades berpotensi meningkatkakan tindak korupsi. MOJOK.CO

Sekda DIY: Perpanjangan Masa Jabatan Kades Rentan Korupsi

28 Januari 2023
Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia MOJOK.CO

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia

22 Januari 2023

“Lagian, mau dagang aja kok susah-susah. Yang penting hari ini berangkat dagang, kalau hari ini nggak laku ya besok tinggal ganti barang dagangan. Toh sampai sekarang mereka masih saja dagang sikat WC, itu artinya pasti ada yang beli”

“Iya juga yha.”

Saya terkekeh dengan jawaban kawan saya yang sedikit njeplak tapi bikin “iya juga yha” itu.

Tapi, saya tidak yakin juga apakah teorinya itu bisa diterapkan di Kota yang lebih kejam dari ibu tiri: Jakarta.

Begini.

Beberapa bulan lalu, saya dan Mbah Nyutz ada di Jakarta untuk sebuah pekerjaan. Kereta yang akan membawa kami pulang ke Yogya masih sekitar dua jam lagi. Saya menikmati potongan buah pepaya yang dibeli dari Indomaret Stasiun Gambir, sementara Mbah Nyutz seperti biasa begitu khusyuk dengan rokoknya.

Kami sedang menunggu seorang teman yang kabarnya akan menyempatkan diri untuk bertemu sebelum kami berangkat.

Saya melempar pandang ke arah pagar besi yang memutari stasiun. Di luar sana adalah gedung Kwarnas Pramuka. Dan… oh, di trotoar, di sisi luar pagar, seorang laki-laki berteriak ke arah saya. Saya tak paham teriakannya. Dari mata saya yang minus, ia seperti orang yang marah-marah sambil memberi kode dari perkakas yang ada di kedua tangannya. Dua tiga menit kemudian, saya baru memahami tingkahnya.

Rupanya, ia seorang tukang semir sepatu yang menawarkan jasa. Kodenya tadi, kira-kira bisa diterjemahkan begini: “Kereta masih nanti. Kemarilah duduk sini. Sikat dulu sepatumu.” Buru-buru saya memberi kode lewat senyuman dan tangan, saya bilang tidak. Lalu, ia nampak sedikit kecewa dan berteriak-teriak lagi ke arah lain.

Stasiun Gambir memang tempat yang strategis untuk mereka yang menawarkan jasa kecil seperti laki-laki itu. Dahulu, sebelum era kepemimpinan Jonan, jumlah mereka pasti sangat banyak. Sekitar tahun 2013 saya sempat menaiki KRL dari Stasiun UI ke Stasiun Bekasi. Di Stasiun Bekasi, saya pernah disambut para pedagang kecil yang seketika langsung mengerumun saat saya turun dari “odong-odong”, sebutan untuk KRL jalur Jakarta Kota.

Sekarang tahun 2017. Mereka para pedagang kecil telah tumbang dan kalah, keberadaan mereka kini digantikan oleh toko-toko ber-AC di area stasiun.

Di Stasiun Gambir, beberapa dari mereka mungkin bertahan, berputar-putar dari Stasiun ke arah Monas.

Sebelumnya, kami naik bajaj dari daerah Tambra, Rawamangun. Saya ingat betul ekspresi tukang bajaj itu ketika kami bilang akan naik.

“Gambir, Pak. Berapa?”

“50 lah.”

“Ah, 40.”

“Yaa marilah. Ayo. Alhamdulillaaah, bisa setor juga!” girang betul si sopir ini.

Sepanjang jalan, ia bercerita bahwa ia adalah seorang petani dari Wonosobo. Sembari menanti masa panen, biasanya ia ke Jakarta. Sebelum narik bajaj, ia juga sempat ikut grup bluebird.

“Mahal… Setorannya nggak nutup. Modal awal di pagi hari buat bensin 200 ribu. Bisa enam ratus ribu modal sehari sama buat setor. Itu baru modal, belum dapet untung…”

Mbah Nyutz terus mengajaknya mengobrol. Saya mendengarkan sambil menikmati caranya menyetir bajaj yang membuat jantung berkali-kali hampir copot pada jam-jam macet sore itu.

“Bajaj ini bayar setorannya 110 ribu. Saya tidur di mess, di pangkalan bajaj ini dikembalikan. Ada beberapa perantau yang tidur di sana. Bayar juga… ini saya terima kasih lho dinaikin, jadi bisa buat setoran. Dari siang udah muter-muter tetap nggak dapat penumpang. Kalah sama aplikasi…”

Saat itu pukul lima sore. Ia bilang baru dapat uang setoran. Lalu, jam berapa nanti ia dapat uang untuk makan? Uang untuk anak istrinya?

Ia juga terpancing buat cerita riwayat pekerjaannya sejak muda, hingga gerutunya pada demo-demo di area Monas yang bikin dia susah cari penumpang.

“Nggak ikutan, Pak?”

“Nyari apa? Sudah susah begini. Kalau mau berjuang itu di Suriah sekalian.”

Dalam hati, aku menguji keyakinanku sendiri, soal apakah gerakan-gerakan Islam transnasional itu hanya berhasil ditularkan pada mereka yang kaya saja. Orang miskin seperti kita dan mereka ini, tentu saja lebih berbahagia datang kenduri dan ngopi bersama.

Baru sepekan lalu saya kembali lagi ke Jakarta. Entah mengapa, kota ini jadi terasa semakin berisik sebab anggapan bahwa jadi Gubernur di sini adalah batu loncatan buat jadi Presiden, semacam Jokowi Effect lah.

Ternyata, apa yang dikeluhkan orang-orang di linimasa soal khotbah-khotbah di Masjid yang hampir setahun ini berisi bahasan politik dan Pilkada itu benar adanya. Spanduk-spanduk yang berisi ajakan membela ulama tersebar tidak hanya di jalanan protokol, tapi sudah merangsek hingga ke jalan-jalan kampung.

Baru-baru ini, beberapa Ustad dengan pose template menengadahkan tangan khas orang berdoa membikin acara untuk memperingati Supersemar, lengkap dengan poto pak Harto dalam balutan baju koko putih pula.

Heran, bagaimana bisa mereka yang selalu mengaku anti-PKI dan anti asing-aseng itu berkumpul justru untuk memperingati momentum dibukanya keran Undang-Undang Penanaman Modal Asing tahun 1967 yang sebelumnya lebih dahulu dibuka dengan tragedi penjagalan jutaaan manusia Indonesia. Momentum yang menandai berkuasanya rezim yang mengerikan. Rezim yang kiprah kroni-kroninya mungkin tak jauh berbeda dengan kasus yang sedang heboh belakangan ini, korupsi anggaran E-KTP yang nilainya mencapai 2,3 triliun dan menyeret sederet nama pejabat dan politisi.

Ya Tuhan… Saya hampir tak bisa membayangkan, uang sebanyak itu bisa buat bikin berapa perpustakaan? bisa ngasih bantuan layanan melahirkan gratis ke berapa orang miskin? bisa subsidi pupuk murah ke berapa hektar tanah petani?

Rasanya ingin sekali saya misuh asu, bajingan, juancuk berulang-ulang, sembari berharap Tuhan memberikan dosa 27 kali lipat kepada mereka sebab ketaatan mereka untuk menjamaahkan korupsinya.

Tapi ya sudahlah. Tak ada pengaruhnya rasanya pisuhan saya. Mau jutaan rakyat misuh sekalipun, kalau memang pejabatnya bajingan yang tetap saja bajingan.

Sepulang dari Jakarta, saya dijemput Pak Supriyadi. Sudah beberapa kali saya dijemput tukang gojek yang sama. Di tengah jalan, Pak Supriyadi menyapa temanya, seorang tukang parkir.

“Loh, ngojek to kowe saiki?” si tukang parkir bertanya.

“iya…sing penting iso urip.”

“lho, memang dulu kerja apa Pak?” penasaran juga saya jadinya.

“sopir angkot Jogja-Kaliurang, Mbak.”

Ah. Kalian semua heroik dan membanggakan. Jauh lebih terhormat dari para koruptor bajingan yang ngembat duit KTP itu!

Terakhir diperbarui pada 16 Oktober 2018 oleh

Tags: featuredjakartakorupsiPKIrakyat
Kalis Mardiasih

Kalis Mardiasih

Artikel Terkait

Sekda DIY, Baskara Aji di Kepatihan Yogyakarta, Jumat (27:01:2023) menyampaikan tuntutan perpanjangan masa jabatan Kades berpotensi meningkatkakan tindak korupsi. MOJOK.CO
Kilas

Sekda DIY: Perpanjangan Masa Jabatan Kades Rentan Korupsi

28 Januari 2023
Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia MOJOK.CO
Esai

Jogja Adalah Kota Paling Sakit di Dunia

22 Januari 2023
Merayakan Matinya Argo Parahyangan karena Kereta Cepat Jakarta Bandung Memang Luar Biasa MOJOK.CO
Esai

Merayakan Matinya Argo Parahyangan karena Kereta Cepat Jakarta Bandung Memang Luar Biasa

5 Desember 2022
Alimin Prawirodirdjo Kurir Pemberontakan Pki ’26 & Agen Pencari Afiliator Binomo
Movi

Alimin Prawirodirdjo: Kurir Pemberontakan PKI dan Agen Pencari Afiliator Binomo

25 November 2022
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Tarbiyah Garis Merah

Tarbiyah Garis Merah

Tinggalkan Komentar


Terpopuler Sepekan

po bus mojok.co

5 PO Bus AKAP Terbaik Versi Kementerian Perhubungan 

6 Februari 2023
Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Warga Solo: Jangan Ulangi Problem Pariwisata Jogja

4 Februari 2023
Mereka yang Hidup di Atas Tiang-Tiang Kehormatan

Mereka yang Hidup di Atas Tiang-Tiang Kehormatan

10 Maret 2017
Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja. MOJOK.CO

Blak-blakan Reno Candra Sangaji, Lurah 1.000 Baliho yang Sempat Bikin Geger Jogja

4 Februari 2023
Malang Kucecwara Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna MOJOK.CO

Malang Kucecwara: Kehormatan Arema FC dan Aremania yang Kini Sirna

8 Februari 2023
Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS MOJOK.CO

Analisis Buruknya Crowd Management Konser Dewa 19 di JIS

6 Februari 2023
Erick Thohir Diasuh Glory Hunter Pange dan Tsamara Amany MOJOK.CO

Mempertanyakan Mesin B.E.D.A Erick Thohir Asuhan Pange dan Tsamara Amany yang Nggak Ada Bedanya

3 Februari 2023

Terbaru

Aksi klitih terjadi di titik nol kilometer. MOJOK.CO

Aksi Klitih Kembali Terjadi di Jogja, Pelaku Nekat Bacok Korban di Titik Nol Km

8 Februari 2023
khofifah cawapres

Mendulang Suara Lewat Khofifah

8 Februari 2023
pedagang di harlah 1 abad nu mojok.co

Para Pedagang yang Berburu ‘Berkah’ di Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU

8 Februari 2023
Penemuan kerangka manusia, Rabu (8:2:2023) yang diidentifikasi sebagai Kasijo dievakulasi oleh tim forensik kepolisian. MOJOK.CO

Penemuan Kerangka Manusia di Godean, Berawal dari Mimpi Sarjiman

8 Februari 2023
tim sukses kampanye pemilu

Orang-orang Ini Nggak Boleh Ikut Kampanye Pemilu, Kalau Ngeyel Bisa Kena Sanksi

8 Februari 2023
Spiderman dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Puncak Harlah Satu Abad NU MOJOK.CO

Spider-Man yang Jalan Kaki 50 Km dan Cerita-cerita Menyentuh di Resepsi Satu Abad NU 

8 Februari 2023
partai hijau indonesia

Mengenal Partai Hijau Indonesia: Suarakan Isu Lingkungan, Anti Mengultuskan Pemimpin

8 Februari 2023

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Kanal Pemilu 2024
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
    • Podium
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Uneg-Uneg
  • Movi
  • Kunjungi Terminal
  • Mau Kirim Artikel?

© 2023 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In