MOJOK.CO – Yang paling saya salut adalah meski punya ratusan outlet dan bahkan akan menembus angka 1.000 gerai, Kopi Kenangan tidak memiliki konsep franchise.
Hantaman kabar buruk bertubi-tubi di dunia startup Indonesia kian masif. Oleh sebab itu, di tengah kabar pelik ini, seyogyanya kita embuskan secercah kabar baik untuk menenangkan sekaligus dinginkan suasana. Tak melulu PHK atau lay off, beberapa perusahaan rintisan di Indonesia terbukti mampu sustain dan raup keuntungan, setidaknya hingga penghujung Q2 di 2022 ini.
Setelah beberapa waktu lalu membahas eFishery yang diklaim punya laba melebihi Gojek, kali ini kita melipir sedikit ke sektor food and beverages. Sekarang kita akan bahas Kopi Kenangan, unicorn F&B pertama di Asia Tenggara yang tentu saja berasal dari Indonesia.
Seperti yang mungkin sudah kamu baca di berita, Kopi Kenangan adalah satu dari enam startup yang diklaim sudah profit di tengah kondisi ekonomi global yang tak menentu saat ini.
Kopi Kenangan adalah startup kuliner yang sudah menyandang status sebagai unicorn per akhir tahun 2021 lalu. Berawal dari suntikan modal angel investor senilai Rp250 juta, Kopi Kenangan terus catatkan laba dan sukses mendapat pendanaan senilai Rp1,37 triliun yang menjadikannya unicorn F&B pertama di Asia Tenggara.
Apa yang bikin Kopi Kenangan atau KopKen, sebutan akrab startup ini, sehingga ada di titik seperti sekarang?
Kopi itu kunci!
Kalau saya bilang minum kopi sudah jadi gaya hidup bagi sebagian masyarakat Indonesia, agaknya kalian harus percaya. Berdasarkan data, angka konsumsi kopi di negara ini meroket 174 persen pada 2016, menurut data International Coffee Organization (ICO). Seakan menangkap semangat zaman dan angka dari data ini, Kopi Kenangan lahir pada 2017, tepat setahun setelah angka konsumsi kopi di Indonesia melonjak pesat.
Dan tiap tahunnya, terhitung sejak 2010, konsumsi kopi di Indonesia terus meningkat hingga pengujung 2021 lalu. Dari data ICO, konsumsi kopi di Nusantara mencapai angka lima juta kantong berukuran 60 kilogram di periode 2020/2021.
Angka ini meningkat 4,04% dari 2019, sekaligus menunjukkan bahwa pandemi tak sedikit pun menurunkan minat warga di Indonesia untuk menyesap kopi di sela-sela aktivitas harian mereka.
Bukan kebetulan tentu saja, ketika dua startup berbasis kopi, Kopi Kenangan dan Fore Coffee, sukses catatkan laba di tengah masa sulit pada 2020-2021 lalu.
Pandemi jadi berkah Kopi Kenangan
Ketika pandemi membuat banyak bisnis sekarat hingga gulung tikar, Kopi Kenangan justru meningkat pesat. Di 2021, Kopi Kenangan mengklaim sudah menjual lebih dari 40 juta gelas kopi dan meningkatkan laba hingga dua kali lipat dibanding tahun 2020, tahun pertama pandemi melanda Indonesia.
Sebagai bayangan, laporan keuangan terakhir yang dipublikasikan pada 2019, Kopi Kenangan mencatatkan laba sebesar $22,2 juta atau sekitar Rp314 miliar dengan total sekitar 200 gerai di seluruh Indonesia.
Kini, di 2022, Kopi Kenangan mengklaim sudah punya 642 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan klaim dari manajemen, laba dari bisnis kopi ini mengarah pada angka tiga kali lipat angka penjualan tertinggi di 2019. Ini tahun sebelum pandemi!
Lalu, apa alasan pertumbuhan masif ini? Dan kenapa pandemi justru mendatangkan momentum?
Asumsi saya, pertama, karena transformasi bisnis di masa PSBB. Sektor kuliner jadi salah satu sektor yang mendapat efek domino dari pengembangan bisnis aplikasi ride-hailing seperti Gojek, Grab, hingga ShopeeFood.
Layanan pesan-antar makanan dan minuman yang meningkat selama masa PSBB, jadi alasan Kopi Kenangan sukses menjaga perputaran transaksi yang besar sembari menambah jumlah outlet di berbagi lokasi strategis, seperti di permukiman.
Lalu kedua, seiring kondisi pandemi yang mulai membaik, sektor kuliner ikut terseret sentimen positif. Salah satunya, karena potensi di kuliner ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dari dua hal ini, sudah tidak mengherankan lagi kenapa kemudian Kopi Kenangan diklaim sudah profit dan bahkan bersiap scale up lebih agresif lagi usai resmi menjadi unicorn.
Diversifikasi produk dan no franchise
Sukses dengan kopi, Kopi Kenangan nyatanya piawai menangkap potensi pasar dari pelanggan setianya. Mereka kini mengembangkan produk dan turut menjual berbagai cemilan seperti produk Chigo, olahan ayam goreng aneka rasa, hingga produk cake atau kue.
Yang terbaru, mereka juga berinovasi pada produk kopi siap minum dalam kemasan yang mudah dijumpai di berbagai minimarket di seluruh Indonesia.
Lalu berikutnya, yang paling saya salut adalah meski punya ratusan outlet dan bahkan akan menembus angka 1.000 gerai, Kopi Kenangan tidak memiliki konsep franchise dan memastikan semua gerai dikelola mereka sendiri. Selain untuk menjaga kualitas, juga untuk membuat cita rasa semua produk di tiap gerainya tetap konsisten.
Lalu terakhir, gimmick bisnis yang perlu nggak perlu, tapi ya lumayan juga buat menaikkan citra perusahaan. Misalnya, per April 2022 lalu, bekerja sama dengan Grab, Kopi Kenangan membangun gerai pertama bertenaga solar panel di Bintaro, Jakarta Selatan.
Klaim dari mereka, setiap gelas kopi yang disajikan, dibuat dari sumber listrik bertenaga surga. Gimmick bisnis yang relate dengan isu lingkungan ini bukan hal baru, namun tetap dirasa perlu buat menaikkan citra perusahaan sekaligus tetap relate dengan isu kekinian.
Dan terakhir, Kopi Kenangan siap IPO?!
Jadi unicorn, sudah. Bisnisnya konsisten untung dan bisa sustain, sudah. Lalu sampailah kita pada pertanyaan pamungkas. Kapan Kopi Kenangan akan IPO alias melantai di bursa saham?
Dari berita terbaru per Mei 2022, CEO Kopi Kenangan, Edward Tirtanata, menyebut bahwa mereka tidak akan IPO di tahun ini, namun mungkin pada 2023 nanti.
“Kita (IPO) masih digodok rencananya. Untuk jumlah saham yang dilepas, kapan, dan bagaimana, kita masih belum tersusun rencananya dengan baik dan baik,” ujar Edward, pada 21 Mei 2022, dikutip dari Kontan.
IPO sendiri adalah proses yang memang semua startup bakal lakukan, utamanya jika itu sudah menjadi mandat dari investor. Namun, IPO tak semudah membalik telapak tangan. Selain fundamental bisnis yang prima, startup juga harus ditopang oleh rencana meraup revenue yang strategis, dan tentunya bisa laba secara konsisten dari waktu ke waktu.
Jadi, sudah siap mengoleksi saham Kopi Kenangan? Sayangnya, kode emiten $KOPI sudah ada yang punya, euy 🙁
BACA JUGA 5 Dosa Penikmat Kopi yang Sebaiknya Dihentikan dan analisis menarik lainnya di rubrik ESAI.
Penulis: Isidorus Rio Turangga Budi Satria
Editor: Yamadipati Seno