Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Esai Kepala Suku

Pilpres Belum Dimulai, tapi Rasanya Sudah Selesai

Puthut EA oleh Puthut EA
27 September 2018
A A
kepala suku
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Wajar jika banyak pengamat politik yang merasa bisa meramal hasil pilpres dengan ramalan yang mudah dan terang.

Perhelatan pilpres masih sekira 7 bulan lagi. Masih lama, tapi denyut politik rasanya sudah bisa tertebak. Pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin rasanya bakal menang mudah melawan Prabowo-Sandi.

Tentu tulisan ini bukan asal. Mari kita tengok beberapa hal yang menurut saya bisa mengindikasikan simpulan di atas.

Ditilik dari sisi internal kubu Prabowo-Sandi, dukungan partai belum terlihat padu dan utuh. Demokrat sepertinya masih lebih fokus meraih suara pileg sebanyak mungkin dan kecil kemungkinan all out mendukung Prabowo-Sandi. Sebetulnya hal ini sudah bisa diterka jauh hari, ketika ternyata Prabowo lebih memilih Sandi dibanding AHY. Dukungan separuh hati ini adalah konsekuensi logis dari tidak terpilihnya AHY.

Masih dari sisi internal, dukungan PKS pun belum bisa utuh. Sebabnya juga jelas: partai ini berkeinginan agar cawagub DKI pengganti Sandi mestinya berasal dari partai mereka. Namun, Gerindra tampaknya tak ingin juga kehilangan kursi itu. Memang, kejadian ini agak aneh. PKS selama ini terlihat sudah sering mengalah dengan Gerindra. Pada Pilgub Jawa Barat, misalnya. Atau, saat mereka rela Sandi ditunjuk sebagai capres Prabowo. Wajar jika untuk kursi cawagub DKI mereka ngotot meminta bagian.

Berbeda dengan kubu Prabowo-Sandi, kubu Jokowi-Ma’ruf terlihat lebih adem ayem, sedangkan berbagai manuver politik kubu ini nisbi lancar. Hal itu tampak pada dukungan yang dilakukan oleh Yenny Wahid, yang mewakili keluarga Gus Dur sekaligus salah satu kelompok besar di NU. Dengan dukungan Yenny, dukungan kaum Nahdliyin sepertinya membulat ke kubu Jokowi. Dari sisi parpol, ada PKB dan PPP. Dari sisi ketokohan, ada Ma’ruf Amin yang dipilih sebagai cawapres. Dan, dukungan dari kubu Gus Dur direpresentasikan oleh dukungan Yenny.

Sementara itu, persoalan ekonomi yang dianggap bisa menggerus elektabilitas Jokowi sejauh ini bisa diatasi oleh tim ekonomi Jokowi. Laju inflasi dikendalikan dengan baik, nilai tukar rupiah terhadap dolar juga bisa dikontrol. Perekonomian tetap berjalan. Dalam hal ini, banyak pihak pantas merasa takjub atas kinerja tim ekonomi pemerintahan Jokowi.

Dalam rumus umum pertarungan politik yang melibatkan inkamben, rasa puas masyarakat terhadap kinerja inkamben menjadi faktor penting. Pun, tim ekonomi Jokowi membuktikan diri bahwa di berbagai ancaman pelemahan ekonomi, mereka selalu punya cara untuk menyelesaikannya. Setidaknya, segalanya bisa dikelola dengan baik. Ancaman masih ada, tapi rasa percaya diri pelaku pasar tidak tergerus. Itu hal yang sangat penting.

Saya kira, hal seperti ini juga sudah bisa dirasakan oleh Prabowo. Dia punya pengalaman politik yang panjang, mengikuti banyak pertarungan politik sehingga naluri politiknya pasti tajam. Sikap optimistiknya saya kira bukan semata karena persoalan pilpres. Gerindra punya potensi besar untuk menjadi pemenang nomor dua setelah PDIP, bahkan bisa saja mengalahkan PDIP. Setidaknya, Prabowo telah mewariskan sebuah partai yang merangkak dari bawah—partai yang tumbuh membesar lewat kerja keras. Saya kira, hanya orang-orang tertentu yang punya kapasitas mendirikan dan membangun partai menjadi besar. SBY dan Prabowo, keduanya menunjukkan kapasitas sebagai organisator ulung. Banyak orang bisa menjadi jendral, banyak orang bisa menjadi politikus. Namun, hanya sangat sedikit orang yang punya kemampuan mendirikan dan membangun partai politik untuk tumbuh membesar.

Dari beberapa poin sederhana tapi penting yang saya paparkan di atas, wajar jika banyak pengamat politik yang merasa bisa meramal hasil pilpres dengan ramalan yang mudah dan terang.

Dengan begitu, beban politik Jokowi tidak terlalu berat. Hal ini juga baik karena energi Jokowi masih bisa dibagi untuk tetap memikirkan jalannya pemerintahan serta mengontrol dan memaksimalkan janji-janji politiknya. Dengan begitu, roda pemerintahan tetap berjalan baik.

Harapan banyak orang, sih, sama—termasuk saya. Jokowi mulai bisa memikirkan dan menyusun ulang kabinet yang kelak akan diajak serta bekerja. Kemenangan yang nisbi mudah membuat Jokowi mestinya bisa lebih punya kekuatan untuk memilih menteri yang benar-benar tepat dan mampu bekerja. Bukan semata memilih menteri karena faktor parpol belaka.

Coba rasakan, benar-benar rasakan, pilpres seperti sudah selesai, bukan?

Terakhir diperbarui pada 27 September 2018 oleh

Tags: dukungan Gus DurJokowi-Ma'ruf Aminpemenang pemiluPilpres 2019Prabowo-Sandiaga UnopresidenYenny Wahid
Puthut EA

Puthut EA

Kepala Suku Mojok. Anak kesayangan Tuhan.

Artikel Terkait

Doktor termuda di UGM, Jogja ingin jadi presiden. MOJOK.CO
Sosok

Doktor Termuda UGM Usia 25 Tahun Ingin Jadi Presiden RI, Meneruskan Sepak Terjang BJ Habibie di Bidang Eksakta

6 November 2025
Jokowi Bisa Ajukan Cuti ke Dirinya Sendiri, Kok Bisa?
Video

Jokowi Bisa Ajukan Cuti ke Dirinya Sendiri, Kok Bisa?

2 Februari 2024
Daniel Noboa, pengusaha pisang yang jadi Presiden Ekuador MOJOK.CO
Kotak Suara

Pengusaha Pisang Berusia 35 Tahun Ini Jadi Presiden Termuda

19 Oktober 2023
Sampaikan 5 Gagasan Jika Jadi Presiden, Anies Baswedan Bakal Reformasi Kepolisian MOJOK.CO
Kotak Suara

Sampaikan 5 Gagasan Jika Jadi Presiden, Anies Baswedan Bakal Reformasi Kepolisian

19 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

Udin Amstrong: Menertawakan Hidup dengan Cara Paling Jujur

2 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.