Empat Hal yang Harus Aparat Razia Selain Buku PKI

Buku PKI MOJOK.CO

MOJOK.CO Demi menjaga keutuhan NKRI, saya punya usul jangan hanya buku PKI yang dirazia, melainkan juga keempat hal ini.

Sekali lagi PKI: partai yang selalu dianggap meresahkan masyarakat sejak pertama kali berdiri hingga saat ini. Padahal, saat ini PKI sudah menjadi legenda alias tak ada. Jangankan baunya, fisiknya saja sudah tidak ada kok. Tapi, nama PKI selalu saja diembuskan, terutama pada tahun politik seperti sekarang.

Beberapa minggu yang lalu, kita dikejutkan dengan razia yang dilakukan aparat. Tak main-main, yang dirazia oleh aparat adalah buku PKI, alias yang mengandung PKI, yang dapat membodohi masyarakat. Apakah benar demikian? Yang jelas, yang dirazia oleh aparat tidak hanya buku PKI, tapi juga buku NU!

Loh kok bisa? Ya soalnya buku NU itu berjudul Benturan NU-PKI. Nah, karena ada unsur kata PKI, mau nggak mau buku itu pun dirazia. Diambil dan dimusnahkan. Hilang tanpa abu.

Saya setuju aparat melakukan razia. Ya mau bagaimanapun, yang bikin takut sebagian masyarakat Indonesia adalah tiga hal: komunis, PKI, dan arit. Jadi, langkah yang dilakukan aparat adalah tepat karena mereka ingin menjaga keutuhan NKRI.

Karena demi menjaga keutuhan NKRI, saya pun usul jangan hanya buku PKI yang dirazia, melainkan harus segala hal, apa pun itu yang menyangkut ketiga yang tadi saya sebutkan. Seperti beberapa tahun lalu, teman saya, Adlun Fiqri, ditahan karena menggunakan kata PKI di kaosnya. Padahal, itu kan singkatan dari Pecinta Kopi Indonesia!

Akan tetapi, sekali PKI hendak muncul, kewaspadaan aparat harus tetap ditegakkan. Dan inilah usulan saya mengenai hal-hal yang sebaiknya segera dirazia oleh aparat. Sebab, sesungguhnya empat hal ini sudah lama muncul dan berkembang biak di pikiran dan jiwa masyarakat Indonesia.

1. ARITmetika

Kamu pernah mendengar kata aritmetika? Itu adalah ilmu paling sulit bagi anak-anak. Ilmu yang paling dibenci karena melulu bicara soal angka, angka, dan angka. Kalaupun ada soal pertanyaan dengan narasi cerita, eh ujung-ujungnya pun minta jawaban angka!

Tapi, tahukah kamu mengapa orangtua selalu suka jika anaknya berhasil menguasai ilmu aritmetika? Ya, karena ilmu aritmetika adalah ilmu yang adiluhung. Siapa saja anak yang bisa menguasai ilmu aritmetika, bisa dipastikan anak itu telah menguasai operasi bilangan.

Nah, karena ilmu aritmetika adalah ilmu operasi—dan kata operasi biasanya sesuatu yang mengerikan—apakah ini berarti operasi arit berarti operasi 65??? Hmm, mungkin Kivlan Zein yang bisa menjelaskan.

2. Tempe gARIT

Tempe adalah camilan, bahkan makanan pokok bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tak ada tempe, berarti tak ada makanan yang pantas masuk ke perut. Dan juga, hingga saat ini, tempe adalah satu-satunya camilan pokok yang tak bisa dialih bahasa menjadi bahasa Inggris.

Tapi yang perlu kamu tahu adalah berbahayanya tempe bagi masyarakat Indonesia. Apa itu? Dia adalah…

…masakan tempe yang dipotong secara garis-garis hingga muncul variasi baru bernama tempe garit!!!

Jelas, ini berbahaya! Kenapa harus menggunakan kata garit? Kenapa bukan garis? Kan tempenya dipotong secara garis lurus, bukan garit lurus??? Apakah kamu tak berpikir lebih jauh tentang hal ini???

Aparat harus waspada. Menurut saya, apabila ada kedai, warung, bahkan restoran yang menyediakan menu tempe garit berarti di situlah bibit-bibit komunis kembali muncul. Diam-diam, ia menyeruak lewat makanan. Meracuni tubuh hingga mengendap di dalam usus 12 jari. Aparat harus segera bertindak!!!

3. pARIT

Parit. Ya, parit. Nama lain dari selokan. Atau kalau zaman dulu digunakan sebagai benteng pertahanan. Entah mengapa sekarang nama parit diganti dengan selokan.

Apakah ini terjadi karena ada unsur huruf arit sehingga perlu diganti dengan selokan? Tapi, kan, selokan sendiri berarti “wadah untuk bersantai” (coba dibaca terpisah; selo-kan)??? Tak ada yang tahu. Mungkin kamu pikir saya mengada-ada. Atau mungkin kamu pikir saya sedang berhalusinasi.

Oh, tentu tidak. Saya hanya mengabarkan sesuatu yang seharusnya membuat aparat waspada. Jangan sampai kata arit muncul di permukaan.  Saya, kan, juga ingin merawat keutuhan NKRI. Sudah seharusnya saya sebagai masyarakat sipil membantu aparat.

Jadi, kalo ada daerah di Indonesia yang masih menggunakan kata parit, segeralah aparat untuk datang dan memaksa pejabat setempat mengganti kata parit menjadi selokan atau apa pun itu. Yang penting, tak mengandung kata arit. Ingat itu!

4. Kue Manis

Loh, ada apa dengan kue manis? Mengapa kue manis perlu dimasukkan sebagai hal yang berbahaya? Sejak kapan kue manis perlu berada dalam daftar ini? Bagaimana bisa kue manis ditempatkan di daftar terakhir? Siapa yang berani memasukkan kue manis dalam daftar berbahaya???

YA SAYA LAH, WONG SAYA PENULISNYA!!! APA KAMU??? PROTES??? SINI, SIMAK BAIK-BAIK!!!

Kue manis adalah penganan yang berbahaya. Ia bisa menjadi candu bagi siapa saja, tak mengenal muda ataupun tua. Kue manis bisa menjelma menjadi apa saja, mulai dari nastar yang selalu hadir saat lebaran atau kue mangkok yang hadir saat imlek.

Kue manis menghadirkan kebahagiaan. Sebab, ketika mencecap rasa manis, manusia cenderung senang dan bahagia. Kue manis adalah sebaik-sebaiknya makanan.

Tapi, tahukah kamu bahwa kue manis bisa menjadi berbahaya? Jika kamu terlalu banyak mengonsumsi kue manis, bisa jadi kamu terkena penyakit gula, kolestrol, atau yang lebih berbahaya obesitas.

Apakah itu sudah cukup berbahaya? Oh, tentu tidak. Ada yang lebih berbahaya. Ini adalah sebuah saran yang sebenarnya tidak patut dicoba saran jenius. Dan kamu harus mencobanya.

Bawalah segala kue manis dalam ranjang. Datangi markas tentara atau polisi. Sebelum menawarkan kue manis itu, tarik nafas panjang. Embuskan. Tarik lagi lebih panjang. Embuskan. Lalu, ikuti perintah saya.

Ucapkan kata kue manis 10 kali, tanpa jeda dalam waktu kurang dari dua detik. Ucapkan dengan lantang dan jelas. Kalau perlu, ucapkan tepat di wajah mereka agar mereka mendengar dengan jelas.

Berbahaya, bukan???!!!

Exit mobile version