Soedjatmoko: Pemuda, Jalan Keluar dari Jalan Buntu Pembangunan

Soedjatmoko pemuda

Soedjatmoko: Pemuda, Jalan Keluar dari Jalan Buntu Pembangunan

MOJOK.CO – Jalan keluar dari jalan buntu pembangunan adalah pemuda. Perlu ada perubahan titik berat perjuangan anak muda dari lapangan politik ke lapangan sosial dan pembangunan. Soedjatmoko, intelektual, diplomat ulung dan politikus ini menyampaikan pandangannya tentang pemuda pada tahun 1947.

Banyak ide yang disampaikan Soedjatmoko di esainya ini tentang bagaimana sebaiknya pemuda mengambil peran setelah Indonesia merdeka. Soedjatmoko yang lahir 1922 sempat mengenyam sekolah kedokteran di Batavia sebelum dikeluarkan oleh Jepang karena kedekatannya dengan Sutan Sjahrir.  Aktivitasnya selain dunia politik juga di bidang diplomasi. Di masa akhir hidupnya ia menjadi Rektor Universitas Perserikatan Bangsa-Bangsa di Tokyo, Jepang dari tahun 1980-1987. Ia meninggal tahun 1989 saat menyampaikan pidatonya di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 

Esai ini dimuat di Majalah Siasat edisi 3 Mei 1947, No. 18, Th. 1. (Sumber Warung Arsip)

Keluar dari Jalan Buntu

Oleh Soedjatmoko

Pemuda

Teranglah bahwa tujuan pergerakan pemuda harus sesuai pula dengan sifat-sifat tingkat perjuangan baru, pada tingkat bekerja, tingkat membangkitkan kekuatan produktif.

Dalam menentukan cara-cara untuk melaksanakan program ini harus pula ditentukan bagaimana kesukaran-kesukaran yang pada waktu itu mengurangi effect usaha pemuda dapat dihindarkan. Segala rencana yang dijalankan harus memenuhi tiga syarat: hasil sebesar-besarnya, kehidupan selama-lamanya antusiasme setingginya. Atau dalam perumusan Kongres Pemuda di Rusia: semangat revolusioner harus dikawinkan dengan zakelijkheid, perhitungan (bolshevik).

Untuk mencapai hasil sebesar-besarnya, maka sifat dilettansisme di dalam usaha pemuda harus disingkirkan. Hendaknya usaha direncanakan bersama-sama dengan para ahli-ahli yang mengetahui kebutuhan masyarakat yag tergenting, yang mempunyai pengertian dan pemandangan tentang soal yang bersangkutan diluar batas-batas daerahnya sendiri.

Sekali lapangan pekerjaan sudah ditentukan dan rencana sudah dibuat, sasaran ditentukan bersama waktunya untuk mencapai sasaran itu, maka pemuda dan organisasi yang bersangkutan harus tunduk kepada disiplin yang diminta oleh usaha itu. Pekerjaan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat, yang memberikan sumbangan keuangannya.

Hanya secara demikian sifat sementara yang menjadi cirinya kebanyakan usaha sukarela akan hilang.

Disiplin ini harus ditentukan dengan penuh memperhitungkan kepentingan pemuda sebagai pegawai, atau sebagai pelajar, akan tetapi sekali disiplin itu ditentukan, disiplin pekerjaan itu akan harus dapat memperhatikan pemuda jika tidak memuaskan pekerjaannya, harus pula dapat diberikan pujian yang sepatutnya jika pemuda berjasa dalam usaha itu.

Kesemuanya ini lahir dari perhitungan bahwa bukan untuk waktu beberapa bulan saja masyarakat akan membutuhkan pencerahan tenaga pemuda secara istimewa, akan tetapi revolusi kita hanya dapat berhasil jika kita bersedia akan bekerja dua kali berlipat ganda kerasnya di dalam waktu 10 – 15 tahun.

Maka oleh sebab itu, oleh sebab kita dapat mengharapkan bahwa kegentingan masyarakat kita kekurangan tenaga, akan dapat diatasi dalam waktu kurang dari 10 tahun, maka segala usaha pemuda didalam pembangunan didalam mengerahkan tenaga berlebihan, tidak dapat didasarkan atas semangat berkorban masyarakat, kerelaan untuk menyumbangkan keuangan dan harta lainnya untuk usaha itu, melainkan hanya dapat berlangsung selama itu jika didasarkan atas dasar ekonomi yang nyata dan sehat.

Teranglah bahwa rencana semacam itu tidak dapat dijalankan atas fondasi partikelir saja. Perlu usaha ini disesuaikan dan dijadikan bagian dari rencana pembangunan nasional, yang dapat pula berdasar atas keuangan yang disediakan untuk rencana nasional itu.

Azas demikian ini dengan sendirinya berakibat bahwa pertanggungan jawab pemuda tentang usaha pembangunan ini tidak lagi pada pergerakan pemuda saja, melainkan pada masyarakat umumnya, yang telah sanggup membiayakan usaha itu.

Hasil yang sebesar-besarnya hanya akan terjamin jika usaha pembangunan usaha mengerahkan tenaga-produktif, pergerakan dari pemuda disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional.

Maka sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa:

  1. Untuk keluar dari jalan yang buntu sekarang pergerakan pemuda harus memindahkan titik berat dari perjuangannya dari lapangan politik kelapangan sosial, lapangan pembangunan.
  2. Pergerakan pemuda harus menyesuaikan tujuannya dengan sifat tingkat revolusi sekarang: meninggikan produktivitas tenaga-tenaga yang sekarang sudah ada, membangkitkan kekuatan-kekuatan produktif sebanyak mungkin.
  3. Segala rencana harus memenuhi syarat-syarat:
  4. a) efektifeit sebesar-besarnya, oleh sebab amat kurangnya tenaga-pembangunan.
  5. b) sifat permanent, sebab kekurangan ini akan terus sedikit-dikitnya selama 10 tahun.
  6. c) entusiasme.

Dalam pada ini harus diusahakan untuk membangkitkan keinginan-bekerja, yaitu terutama pekerjaan-vak, pekerjaan teknis, pekerjaan tangan. Semuanya ini untuk menghindarkan orientasi-sepihak saja ke arah intelektualisme. Dengan dicukupkannya usaha-usaha ini kepada pekerjaan yang konkret, dihindarkan pula penyakit fraseologi-politik.

* * *

Dan berdasar atas pertimbangan ini, disini dapat diajukan usul-usul:

  1. Usaha pembangunan pemuda harus disesuaikan dan menjadi bagian dari Usaha Pembangunan Nasional yang dijalankan oleh pemerintah. Usaha tersendiri tidak diadakan.

Usaha yang sudah berjalan disesuaikan dengan usaha nasional ini. Dasar ini menjamin efektifeit sebesar-besarnya dan bersifat permanen. Oleh sebab rencana ini dibuat oleh ahli dengan memperhitungkan keadaan dan kebutuhan di seluruh masyarakat, maka tak ada tenaga yang terbuang didalam usaha-usaha yang tidak perlu, atau dengan cara-cara yang kurang efisien.

  1. Bagian yang akan diambil oleh Pergerakan Pemuda ditentukan bersama-sama oleh Badan Perancang Nasional dan Perwakilan Pergerakan Pemuda.

Selain dari itu, ditentukan juga bersama bentuk organisasi-organisasi vormen yang akan menjalankan usaha ini.

Dalam pada itu penuh diperhitungkan kepentingan-pelajaran pada pemuda-pelajar dan kepentingan jabatan pada pemuda-pegawai. Misalnya susunan giliran pasukan-pasukan pekerja untuk pelajar di dalam waktu yang tertentu, yang dapat mengerjakan usaha sesuatu dengan sasaran yang konkret.

Bentuk-bentuk organisasi yang dapat menjalankan pekerjaan sore hari untuk pemuda pegawai, terutama untuk rencana cermin panjang, sehingga baik pelajaran maupun jabatan tidak terganggu jalannya.

Tetapi juga sebaliknya: untuk pemuda-pemuda yang menunda pelajarannya untuk kepentingan perjuangan harus diberikan kesempatan untuk meneruskan pelajarannya sehingga tidak merasa terbelakang mereka dibandingkan dengan kawan-kawannya yang tidak berani mengorbankan waktu pelajaran sebanyak itu. Seefisien pelajaran harus disesuaiakn dengan kebutuhan ini.

Hanya dengan memperhatikan kepentingan pemuda sedemikian ini,, maka semangan perjuangan, antusiasme untuk melaksanakan rencana pembangunan ini dapat dipelihara untuk waktu yang agak panjang.

  1. Rencana harus mempunyai 2 bagian, yang membutuhkan dua bentuk organisasi:
  2. Program nasional, yang bercermin panjang yang membutuhkan bentuk organiasi yang permanen, misalnya penerangan, pertanian, proeftuin dan sebagainya. Memberantas buta huruf, menjalankan sekolah-sekolah dan sebagainya.
  3. Program kokal, yang dapat dikerjakan oleh organisasi-organisasi lokal dengan cermin yang terbatas; sasaran-sasaran yang kongkret, yang harus dicapai dalam waktu yang singkat, misalnya mencapai produksi yang tertent didalam suatu perusahaan, membuat jembatan, atau jalan, dalam waktu yang tertentu pula.

Pada program a, umumnya susunan organisasi pemuda agak sukar dijalankan. Biasanya akan diperlukan tenaga-tenaga dari berbagai organisasi pemuda.

Pada program b, kesempatan akan lebih banyak untuk bekerja menurut organisasi pemuda masing. Misalnya pada suatu ketika suatu sasaran dapat diserahkan pada suatu organisasi saja untuk diselesaikan. Keadaan sedemikian ini memberi keleluasaan pada organisasi-organisasi itu untuk tetap bekerja sebagai organisasi dengan tidak hilang individualiteit seluruhnya, sehingga terpelihara persaingan yang sehat juga, akan dapat menambah hasil pekerjaan dan sehingga pula semangat bekerja lebih besar oleh sebab berdasar atas susunan golongannya sendiri.

  1. Publiciteit sebesar-besarnya harus diberikan kepada usaha pemuda ini, agar masyarakat sungguh-sungguh mengetahui dan turut merasakan apa yang dikerjakan, sasaran-sasaran mana yang hendak dicapai dan didalam waktu apa hendak dicapainya itu. Selain dari pada itu juga agar supaya segala usaha ini dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sendiri.

Ketiga kalinya agar supaya cara-cara bekerja dan pengalaman pekerjaan dapat ditukarkan untuk menambah efektivitas pekerjaan.

Menurut azas ini, maka segala penjelmaan usaha pemuda hendaknya diakui oleh umum, misalnya suatu jembatan pemuda hendaknya diberi tanda pengakuan sebagai hasil usaha pemuda.

Kesemuanya ini adalah cara untuk memelihara semangat bekerja didalam usaha ini.

  1. Usaha pembangunan ini, sebagai bagian usaha pembangunan nasional harus dibiaya oleh fonds-fonds yang akan membiayai usaha nasional itu.

Tetapi disamping itu harus dijalankan usaha pemuda sendiri atas dasar permanen mencari bagian dari keuangan yang diperlukannya.

  1. Untuk menentukan lapangan-lapangan yang akan diserahkan kepada usaha pemuda dan kepada golongan mana akan diserahkan suatu sasaran, hendaknya juga dipertimbangkan sifat dan kecakapan suatu golongan sehingga paling efektiflah tenaga yang digunakan.

Harus diingat pula, bahwa kadang-kadang perlu juga suatu pekerjaan sebaiknya diserahkan kepada suatu golongan yang tidak semata-mata mempunyai pendidikan yang diperlukan, dengan maksud untuk mengatasi batas-batas di antara golongan-golongan tadi, misalnya pemuda kota disuruh bekerja di desa-desa, atau di dalam lapangan pertanian, pemuda terpelajar disuruh menjalankan pekerjaan tangan. Dengan demikian Social-peadagogiseh effect adalah sebesar-besarnya.

Rencana harus dibuat baik lokal dan nasional dengan kongkret, juga dengan menentukan waktunya. Hanya sasaran-sasaran yang kongkret dapat membangkitkan kembali enhousiasme.

  1. Jika sekali suatu rencana disetujui oleh kedua pihak maka pemuda harus tunduk pada disiplin usaha itu. Berdasar atas ini dapat disusun suatu system pujian dan teguran.

PENYESUAIAN KEADAAN SEKARANG

  1. Pergerakan pemuda harus dipersatukan untuk menjalankan rencana-rencana pembangunan. Federasi perkumpulan-perkumpulan Mahasiswa dan Badang Kongres Pemuda dapat mencapai suatu susunan pekerjaan bersama atas dasar rencana yang kongkret ini.
  2. Pengambilan bagian dalam usaha ini tidak berarti bahwa pergerakan pemuda meninggalkan lapangan politik. Kedudukan pemuda dan sumbangannya kepada perjuangan akan tetap membutuhkan kedudukan di dalam dewan-dewan perwakilan, sehingga perlu pendidikan politik dan menjalankan politik.

Hanya saja pertimbangan politik partai-partai tidak boleh menghambat usaha pembangunan ini.

Maka tindakan-tindakan pergerakan pemuda harus dilepaskan dari pengaruh partai politik yang menjadi induknya.

Pekerjaan yang kongkret ini, jauh dari membelokkan perhatian pemuda dari lapangan politik, akan menyehatkan keinsafan politik pemuda sebab terujilah keinsafan pada praktek dan pekerjaan yang kongkret, sehingga lebih objektif dan zakelijk sikapnya terhadap soal-soal masyarakat.

  1. Segala usaha pemuda dalam lapangan pembangunan harus dimasukkan di dalam rencana nasional itu.
  2. Kementerian Negara Urusan Pemuda harus disesuaikan dengan usaha ini, Menteri Kementerian ini harus bertanggungjawab tentang berjalan baiknya usaha ini kepaa KNIP.

Perwakilan Pemuda yang rencanakan usaha ini dengan Panitia Perencana Nasional harus menjadi bagian dari Kementerian ini.

Penulis: Soedjatmoko

Editor: Agung Purwandono

BACA JUGA Kedaulatan Sebuah Negara Menurut Supomo dan tulisan lain di Rubrik ESAI.

 

 

Exit mobile version