MOJOK.CO – Dengan harga banderol yang tidak terlalu jauh dengan Vivo V9, Vivo V9 6GB menawarkan jeroan yang lebih gahar dengan mengusung Snapdragon 660 AIE dan RAM berkapasitas 6GB.
Banyak yang bilang kalau Vivo tidak kreatif dalam menamai varian terbaru dari V9. Ketika ada upgrade spesifikasi, pabrikan asal China ini hanya menambahkan 6GB di belakang V9 guna menandai kalau ponsel teranyar ini dibekali RAM sebesar 6GB. Padahal kalau diulik lebih lanjut, upgrade-nya bukan cuma soal itu saja.
Sebelumnya, Vivo V9 dirilis di tanah air pada 29 Maret 2018. Vivo membenamkan Snapdragon 450 octa-core dengan kecepatan maksimum sebesar 1,8 GHz pada ponsel high-end itu. Asal tahu saja, V9 tersebut sebetulnya merupakan versi downgrade bila dibandingkan dengan spesifikasi Vivo V9 yang dirilis di India. Di negeri yang dipimpin Narendra Modi itu, V9 memakai Snapdragon 626 dengan kecepatan 2,2 GHz.
Alasan pihak Vivo melakukan downgrade pada V9 yang dirilis di Indonesia tentu sudah pada tahu, kan? Mereka menganggap kalau tipe pengguna V9 di Indonesia dirasa sudah cukup puas dengan kemampuan Snapdragon 450. Bukan anggapan sih, tapi sudah didasarkan pada hasil riset.
Belum genap sebulan, hype perilisan Vivo V9 di Candi Borobudur yang besar-besaran itu tenggelam oleh geger Xiaomi Redmi Note 5 dan Asus Zenfone Max Pro M1 yang dirilis hampir bersamaan, tepatnya pada 18 dan 23 April 2018.
Satu hal yang menarik dari dua ponsel pesaing itu adalah faktor chipset-nya. Baik Redmi Note 5 dan Zenfone Max Pro M1 memakai Snapdragon 636 yang diklaim sedikit lebih baik dibanding Snapdragon 450 milik Vivo V9.
Buat para jama’ah Antutudiyah, skor kedua chipset tersebut cukup njomplang meskipun dengan besaran RAM yang seimbang. Snapdragon 636 mendapat rata-rata skor diatas 110.000-an, sementara Snapdragon 450 hanya mendapat skor 63.000-an.
Namun, hype ini rupanya segera ditangkap oleh pihak Vivo. Mereka paham ada ceruk pengguna ponsel di tanah air yang membutuhkan spesifikasi lebih tinggi dari Snapdragon 450. Pertimbangan inilah yang menjadi dasar Vivo sehingga pada akhirnya berani merilis Vivo V9 6GB.
Peningkatan V9 6GB bukan soal RAM saja, tetapi juga dibekali dengan chipset Snapdragon 660 AIE. Chipset ini menurut Qualcomm sendiri bisa memiliki kecepatan maksimum hingga 2,2 GHz. Sehingga wajar kalau Vivo V9 6GB kemudian memiliki skor AnTuTu yang bisa dibanggakan, yakni berada pada rata-rata skor 140.000-an. Ya iyalah, RAM jumbo 6GB gitu loh~
Konon embel-embel AIE (Artificial Intelligence Engine )di belakang nama chipset tersebut merupakan tanda kalau Vivo V9 6GB sudah didukung teknologi AI (Artificial Intelligence) dan ML (Machine Learning). Nggak salah lagi, ukuran nyentrik sebuah smartphone kekinian itu kalau sudah ada embel-embel AI-nya, dong!
Berdasarkan rilis dari Qualcomm, chipset Snapdragon yang sudah mendukung machine learning ini adalah seri 845, 835, 821, 820 dan 660. Tanpa embel-embel AIE pun sebetulnya Snapdragon 660 sudah mendukung penggunaan AI secara default.
Vivo menerapkan AI ini pada beberapa fitur unggulan dari V9 6GB. Fitur unggulan Vivo tentu saja sektor kamera depan yang memiliki resolusi 12 MP, separonya Vivo V9 yang sudah memiliki 24 MP. Jangan khawatir, meskipun ukuran megapikselnya menurun, tapi tidak akan banyak mempengaruhi kualitas gambar. Baca lagi deh artikel Mojok soal megapiksel kamera.
Performa kamera depan Vivo V9 6GB ditingkatkan melalui keberadaan Dual Pixel. Dengan fitur tersebut, sensor lensanya memiliki 2PD alias dua dioda foto yang terpisah serta memiliki 24 juta unit fotografis. Peningkatan ini memungkinkan fokus saat pengambilan gambar secara otomatis bekerja lebih cepat meskipun objek sedang bergerak. Kamera depan ini didukung AI yang membuat pengolahan gambar semakin membaik.
Kamera belakangnya pun begitu, meskipun megapikselnya masih tetap sama, yakni kamera ganda yang masing-masing memiliki resolusi 13 MP dan 2 MP, tetapi sudah mengalami peningkatan. Peningkatannya kira-kira sama dengan kamera depan, yakni keberadaan AI yang kali ini lebih pada keinginan untuk menyaingi DSLR dengan bokeh-nya.
Fitur AI selanjutnya terletak pada peningkatan sektor kinerjanya. V9 6GB dianggap memiliki kemampuan multitasking yang jauh lebih baik dibanding versi V9. Misalnya fitur game mode yang memungkinkan game terus berlanjut meskipun ada telepon masuk. Juga beberapa printilan fitur keamanan seperti face-unlock dan face app-lock.
Oh iya, salah satu sebab kenapa Vivo dianggap tidak kreatif dalam melakukan upgrade V9 ke V9 6GB bukan cuma soal namanya. Desain V9 6GB pun masih sama plék dengan V9 pendahulunya. Dimensinya sama, ukuran dan jenis layarnya sama, sama-sama sudah berponi, bodi plastik untuk cover belakang, bahkan aksen garis penguat desainnya pun masih sama.
Dari sisi perangkat keras selain chipset, V9 dan V9 6GB masih menggunakan kapasitas baterai yang sama, yakni 3260mAh. Demikian juga dengan kapasitas memori internalnya yang juga sama, yaitu sebesar 64 GB.
Selain beberapa persamaan di atas, V9 6GB menawarkan warna yang terbatas ketimbang Vivo V9. V9 6GB hanya menyediakan warna merah dan hitam saja. Sementara itu, V9 memiliki pilihan warna yang lebih beragam, seperti hitam, emas, merah, dan biru.
Meskipun kehadiran V9 6GB ini terbilang telat, tetapi jangan remehkan kemampuan sales Vivo di tataran akar rumput. Meskipun digempur sana-sini oleh ponsel pesaing, Vivo mengklaim penjualan V9 tergolong moncer. Sehingga Vivo optimis kalau penjualan V9 6GB ini pun bakal bernasib serupa. Apalagi Vivo menawarkan V9 6GB hanya pada banderol Rp 4.299.000, terpaut Rp500.000 saja dibanding V9.
Jadi, buat siapakah Vivo V9 6GB ini? Ya tentu saja buat kamu yang punya duit doyan main game dan multitasking tapi ingin terlihat tetap menawan ketika tampil di media sosial.
Dan satu lagi, V9 6GB ini cocok buat kamu yang tergabung dalam komunitas BASAH-GALE alias BArisan SAkit Hati GAgal fLash salE. Hehe~