Udah Bayar Nge-gym dan Personal Trainer, Malah Nggak Kerasan

Bayar Nge-gym dan Personal Trainer MOJOK.CO

MOJOK.COSeorang perempuan bercerita soal tidak nyamannya dia untuk nge-gym, padahal sudah mendaftar bahkan sudah bayar personal trainer-nya.

TANYA

Selamat siang, Mbak Au.

Nama saya Delia, masih kuliah, tapi semester di atas delapan hehe. Saya pengin cerita soal hal di luar kampus yang cukup bikin kepala pusing, nih.

Mbak Au, badan saya gemuk. Kadang, saya suka iri lihat teman-teman saya yang singset. Badan mereka bagus-bagus dan pakai baju apa aja kok ya cocok. Karena pengin seperti mereka, saya mengikuti saran seorang kawan: nge-gym. Saya mendaftar menjadi anggota sebuah nge-gym dua bulan lalu, bahkan langsung membuat janji dengan seorang personal trainer untuk lima kali pertemuan dengan biaya yang tidak sedikit.

Nah, ini adalah awal mula permasalahannya, Mbak. Saya sudah merepotkan orang tua saya dengan minta tambahan uang jajan untuk dialokasikan ke uang nge-gym. Tapi ternyata, baru latihan kedua, saya sudah nggak kuat. Capek. Saya sampai pingsan, walaupun nggak lama. Kalau lama, saya nggak nulis curhat ini dong. Hehehe….

Tapi, yang jelas: saya juga bosan. Bosaaaaaaan banget! Latihan nge-gym itu gitu-gitu aja: olahraga sambil diitungin satu sampai delapan, berkali-kali. Capek. Keringetan. Latihan lagi. Capek. Haus. Keringetan. Latihan lagi. Begituuuu terus.

Sampai hari ini, sisa tiga latihan belum saya lanjutkan. Mau minta uangnya balik jelas nggak bisa karena sudah bayar di muka.

Saya nggak tahu sekarang apa yang saya rasakan: kayaknya saya sebel sama diri saya sendiri kenapa tiba-tiba bosen dan nggak semangat, tapi juga sebenernya masih ngarep punya badan yang lebih singset dan sehat.

Mbak Au, menurut Mbak, apakah sebaiknya saya ngelanjutin nge-gym lagi aja atau gimana, nih? Saya bingung, mana skripsi saya belum selesai, lagi.

Ya udah, segitu dulu aja, ya, Mbak. Makasih banyak. Dadah!

JAWAB

Hai Dahlia yang ngerasa capek, haus, dan keringetan pas latihan nge-gym. Tentu sangat tidak nyaman dan bosan kalau kita harus melakukan kegiatan yang tidak kita sukai. Meskipun pada awalnya itu adalah keputusan kita sendiri.

Kita kadang-kadang memang tidak bisa betul-betul tahu apa yang kita mau, sampai kita harus mencobanya sendiri. Pengalaman-pengalaman itulah yang akhirnya membuat kita mengenal dan memahami diri kita, meskipun harus melewati pengalaman yang nggak enak adanya.

Seperti keputusan sampeyan mendaftar latihan nge-gym bahkan sampai rela bayar personal trainer untuk lima kali pertemuan. Keputusan yang sampeyan ambil karena iri lihat teman-teman sampeyan yang berbadan singset dan semlohay, sehingga cocok-cocok aja mau pakai baju apa pun.

Keputusan sampeyan ini patut untuk diapresiasi—meskipun tidak untuk bagian iri hati. Setidaknya sampeyan mau bergerak untuk memenuhi kepinginan sampeyan sendiri. Bukan sekadar kepingin doang tapi nggak melakukan apa-apa. Lantas kemudian diam-diam mengutuki keadaan yang tak juga berbalik menjadi lebih baik.

Ya, meskipun dalam dua kali pertemuan, sampeyan langsung merasa tidak cocok dengan kegiatan tersebut dan pengin berhenti saja. Memang, tidak ada salahnya untuk menghentikan hal yang tidak sampeyan suka, kalau saja biaya untuk nge-gym tersebut berasal dari penghasilan sampeyan sendiri. Kalau uang sampeyan sendiri sih, suka-suka sampeyan mau dihambur-hamburkan dengan cara seperti apa.

Akan tetapi, masalahnya, untuk ikutan latihan nge-gym tersebut, sampeyan menggunakan uang orang tua. Yang itu artinya, sampeyan punya tanggung jawab terhadap biaya yang sudah diberikan tersebut. Kalau sampeyan sudah ngasih “proposal” ke orang tua untuk kebutuhan tertentu, betapa amanahnya sampeyan kalau bisa betul-betul menyelesaikan tanggung jawab terhadap dana tersebut.

Memang pahit dan nggak enak, kalau terpaksa melakukan hal yang nggak kita suka. Tapi memang harus begitu untuk menjadi orang dewasa. Ada konsekuensi dari setiap keputusan yang kita ambil. Termasuk memutuskan pengin bertubuh singset dan semlohay seperti teman-teman.

Proses mencintai diri sendiri memang nggak mudah, Dahlia. Supaya nggak berat-berat amat, anggap latihan ini bukan untuk bikin sampeyan kurus. Tapi cukup supaya toksin-toksin dalam tubuh yang nggak baik kesehatan itu, bisa segera keluar dengan lebih santun.

Oh, ya, semangat nyelesaian skripsinya, ya~

Exit mobile version