MOJOK.CO – Liverpool dan Chelsea mungkin akan saling jegal di jendela transfer Januari 2020. Jadon Sancho adalah wonderkid yang akan mereka perebutkan.
Per Jumat (6/12), Pengadilan Arbitrasi Olahraga atau CAS menganulir embargo transfer yang menimpa Chelsea. CAS memandang pelanggaran transfer yang dilakukan Chelsea tidak sebanyak yang diperkirakan. Setelah menjalani hukuman satu kali embargo transfer di musim panas, The Blues kini bisa berbelanja pemain per bulan Januari 2020.
Kabar baik untuk fans Chelsea ini tidak mungkin tidak mengubah situasi di pasar transfer. Mereka punya kekuatan finansial untuk mengubah peta harga pemain. Sangat mungkin terjadi, para pemain yang masuk dalam hot prospect mengalami lonjakan harga. Salah satunya adalah Jadon Sancho, wonderkid Inggris yang kini bermain untuk Borussia Dortmund.
Salah satu klub yang diperkirakan akan membutuhkan kualitas Sancho adalah Liverpool. Pun Jurgen Klopp sudah terbuka kepada awak media bahwa mereka mungkin akan berbelanja striker di Januari 2020. Apalagi jika Rhian Brewster, striker muda Liverpool, akhirnya dipinjamkan. Kekuarangan pemain di lini depan sangat tidak ideal untuk mengarungi satu musim yang panjang.
Analisis dari media ini saya rasa punya kebenaran. Jadon Sancho bisa bermain di dua sisi lapangan. Jika keadaan mendesak, mantan pemain akademi Manchester City itu bisa dimainkan sebagai striker dengan spesifikasi peran sebagai false 9. Sebuah peran yang dengan sempurna dijalankan oleh Roberto Firmino.
Mempertimbangkan kualitas pemain, Jadon Sancho bisa menjadi pelapis Sadio Mane dan Mo Salah. Dua pemain penting Liverpool yang hingga saat ini tidak mudah dicarikan pelapis. Bahkan bisa jadi, dalam waktu dua tahun ke depan, Sancho akan menjadi pemain utama Liverpool mengingat tidak ada yang abadi di sepak bola, termasuk kesetiaan.
Mo Salah dan Sadio Mane pasti masuk dalam daftar belanja klub super kaya seperti Paris Saint-Germain atau Real Madrid. Seperti yang sudah-sudah, setiap musim panas, ada saja kabar yang menyebut keduanya akan hengkang. Sancho, yang masih berusia 19 tahun adalah investasi jangka panjang.
Bagaimana dengan Dortmund? Ketika kalah dari Barcelona di Liga Champions, Lucien Favre, sang pelatih, tidak memainkan Sancho sejak awal. Alasannya, Favre hanya akan memainkan pemain yang 100 persen fokus kepada laga. Apa yang terjadi? Sabcho masuk di babak kedua dan mencetak satu gol. Itulah mental dan kualitas yang dibutuhkan Liverpool.
Dua buah aspek yang membenarkan status wonderkid dan membuat kualitas Sancho berada di atas pemain sebaya. Sebuah status yang akan membuat banyak klub Inggris, tentu saja mereka yang punya uang, untuk tidak berpikir terlalu lama untuk membeli “calon investasi itu”.
Nah, menyimak lini massa selama Jumat kemarin, banyak fans Chelsea menginginkan klub segera melakukan penjajakan ke Dortmund. Sebuah harapan yang mungkin akan menemui cahaya di ujung jalan.
Nizaar Kinsella, koresponden GOAL yang mengasuh tulisan-tulisan soal Chelsea memberi sebuah latar belakang yang menarik. Menurut Nizaar, selama ini Chelsea bekerja di balik layar seperti biasa meski terjadi embargo transfer di musim panas yang lalu. Meskipun memang, masih kata Nizaar, The Blues tidak terburu-buru untuk segera membeli pemain di Januari 2020.
Keterangan dari Nizaar ini bukan tanpa alasan. Selema embargo transfer hingga Desember 2019 ini, performa The Blues boleh dikatakan baik. Mereka duduk di peringkat empat klasemen sementara. Proyek pemain muda yang “terpaksa dilakukan” berbuah manis. Beberapa pemain muda yang tidak mungkin mendapat kesempatan jika Chelsea diizinkan berbelanja memberi kontribusi signifikan.
Merusak konsisten proyek pemain muda bukan langkah bijak. Oleh sebab itu, pembelian pemain harus disesuaikan dengan kebutuhan saja. Jika melihat keadaan skuat saat ini, masuk akal ketika nama Ben Chilwell yang terdengar. The Blues memang membutuhkan bek kiri yang konsisten. Satu aspek yang dengan susah payah ditunjukkan Marcos Alonso dan Emerson.
Bagaimana dengan Sancho? Sisi lapangan Chelsea sudah cukup baik, tapi tidak menutup kemungkinan terjadi upgrade. Toh sampai saat ini, mereka belum mendapatkan pengganti Eden Hazard. Dari sinilah rumor Sancho berasal. Kualitas ada di sana, ditambah statusnya sebagai home grown.
Dortmund bukan klub yang akan menahan pemain mati-matian. Mereka hanya akan jual mahal untuk menaikkan nilai jual. Seperti yang Dortmund lakukan ketika menjual Ousmane Dembele ke Barcelona. Untuk satu aspek ini, tim keuangan Dortmund perlu mendapatkan apresiasi. Mereka bisa menahan pemain sampai harga jualnya melonjak hingga dua kali lipat.
Inilah fakta yang akan dihadapi Liverpool dan Chelsea. Saat ini, transfermarkt memperkirakan nilai pasar si pemain pas di angka 100 juta euro. Bukan harga yang tidak bisa digapai Liverpool dan kompetitor lainnya dari Inggris. Memperkirakan segala yang terjadi, aman untuk dikatakan nilai jual Sancho bisa melonjak hingga 150 juta euro.
Apakah Liverpool akan “membobol bank” untuk pemain semahal itu? Bagi Chelsea sendiri, jalan mana yang akan dipilih ketika mereka tiba di persimpangan? Antara melanjutkan proyek pemain muda yang berjalan dengan baik atau mulai membanjiri skuat dengan pemain mahal seperti sebelumnya?
Saya rasa, untuk transfer pemain dengan harga hingga 150 juta euro, bisanya baru akan terjadi di musim panas. Toh keduanya tidak akan bisa memainkan Sancho di Liga Champions. Namun, bursa transfer pemain semakin liar dan tidak tertebak. Siapa tahu rekor transfer musim dingin akan pecah di Januari 2020.
BACA JUGA Chelsea vs Liverpool: Filosofi Tanpa Filosofi Lampard Adalah Filosofi Berbahaya atau tulisan Yamadipati Seno lainnya.