Klasemen Liga 1: “High Risk, High Gain” Persib Bandung Setelah Bhayangkara FC Kalah

MOJOK.CO“High risk, high gain” Persib Bandung. Risiko tinggi harus mau dilewati Persib apabila ingin terus menjaga jarak dengan para rival di klasemen Liga 1.

Seperti sudah dikerkirakan Mojok Institute sebelumnya, jadwal laga Bhayangkara FC memang tidak menguntungkan. Setelah mengalahkan Perseru Serui, tiga laga Bhayangkara FC ke depan adalah melawan Persela Lamongan, Barito Putera, dan PS TIRA. Laga melawan Persela adalah tandang. Sungguh situasi yang tidak menguntungkan.

Tidak menguntungkan dalam konteks usaha untuk berlari kencang menempel Persib Bandung di puncak klasemen Liga 1. Itulah yang terjadi ketika mereka tumbang di Stadion Surajaya dengan skor 2-0. Sepanjang babak pertama Persela Lamongan memang menguasai laga. Pada akhirnya, Bhayangkara memang layak kalah meski bermain sedikit lebih baik di babak kedua.

Bermain di Stadion Surajaya seperti menjadi “game shark” bagi Persela Lamongan. Tampil di depan pendukung sendiri, Persela menjadi begitu jagoan. Seperti pakai “game shark” di PlayStation 1 dan 2, tiba-tiba, Persela menjadi sangat sulit dikalahkan. Jago kandang. Kemenangan ini membuat Persela kembali masuk 10 besar klasemen Liga 1. Seru!

Kembali ke empat besar klasemen Liga 1. Kekalahan dari Persela membuat posisi Bhayangkara di empat besar menjadi tidak ideal. Pasalnya, para rival di empat kesar klasemen Liga 1 baru akan bertanding di hari Senin (17/9). Bermain setelah mengetahui bahwa rival mereka kalah akan membuat Madura United, Bali United, dan Persib punya keuntungngan psikologis.

Mereka akan sangat sadar bahwa kemenangan akan, pertama, mengamankan posisi di empat besar klasemen Liga 1, kedua, membuat Persib yang duduk di puncak tidak terlalu nyaman. Pekan ke-22 Liga 1 minggu ini adalah jenis pekan “high risk, high gain”. Mengapa bisa begitu?

Baik Madura United, Bali United, maupun Persib akan bermain tandang. Ketiganya juga bertemu lawan-lawan yang tidak ringan. Madura United akan dijamu Arema FC yang di putaran kedua Liga 1 perlahan-lahan bangkit.

Saat ini, Arema FC sudah menjauh dari zona degradasi. Mumpung bermain di depan pendukung sendiri, Arema akan memaksimalkannya untuk meraih tiga poin. Tentu saja, Arema FC enggan ngejogrok di zona merah lagi bareng PSMS Medan dan PSIS Semarang.

Persib Bandung, sebagai pemuncak klasmen Liga 1 sendiri akan tandang ke Borneo FC. Pekan ke-21, Borneo FC kalah dari Persija Jakarta ketika bermain di rumah. Di atas kertas, Borneo seperti tim yang bisa dengan mudah dikalahkan. Lha wong Persija saja menang, masak Persib mau kalah bersaing dengan rivalnya itu.

Itu di atas kertas. Ingat, Liga 1 musim ini sangat sulit diprediksi. Situasi di atas lapangan bisa 180 derajat bertolakbelakang dengan prediksi. Persib harus sangat waspada. Dua kali kalah di depan pendukung sendiri jelas tidak ada di dalam agenda Borneo FC.

Bali United adalah satu-satunya tim di empat besar klasemen Liga 1 yang bermain di hari Selasa (18/9). Meski bermain lebih belakangan, lawan mereka adalah Barito Putera, salah satu tim yang sempat dijagokan juara di paruh awal Liga 1. Jadi, meski bermain belakangan, Bali United sadar bahwa mereka akan melakoni salah satu pekan penting di Liga 1 musim ini.

“High risk, high gain” adalah tajuk bagi Madura, Bali, dan Persib. Mereka harus bermain terbuka, menyerang, menekan, meski risikonya sangat tinggi. Sekali terekspose ketika bermain terbuka, kekalahan jelas terbayang. Namun, jika enggan melewati risiko tinggi ini, baik Madura, Bali, maupun Persib hanya mendapat satu poin dari hasil imbang.

Hasil tidak maksimal tersebut tidak menguntungkan di dua hal. Pertama, tidak mampu menjaga jarak dengan rival, menjauh maupun mendekat, ketika hanya mendapatkan satu poin dari hasil imbang karena bermain terlalu aman. Kedua, bagi Madura United dan Bali United, posisi mereka bisa terancam oleh Persija, Barito Putera, dan PSM Makassar.

Jarak tim di posisi lima, enam, dan tujuh dengan tim di pos dua, tiga, dan empat sangat mepet. Misalnya, Madura United yang duduk di peringkat kedua punya 36 poin. Sementara itu, Persija di pos kelima klasemen Liga 1 sudah punya 33 poin. Jika Madura United kalah dan Persija menang (Persija “hanya” melawan PSIS pekan ini), maka poin keduanya akan sama, yaitu 36!

Jelas, situasi ini akan membuat keseimbangan empat besar klasemen Liga 1 yang sudah bertahan selama beberapa pekan akan goyang. Di puncak klasemen, Persib harus menghitung ulang situasi ini.

Hukumnya sudah pasti, yaitu Persib wajib menang. Jika kalah dari Borneo FC dan Persija menang, Persib akan menjalani el clasico Indonesia dengan hanya mengantongi selisih dua poin dari peringkat kedua. Siapa yang berpotensi duduk di peringkat kedua? Persija Jakarta!

Persib tentu enggan posisinya di puncak klasemen digusur oleh rival terdekat ketika el clasico lagi. Oleh sebab itu, mumpung rival di empat besar juga melakoni laga berat, Persib harus bisa terus berlari. Jaga jarak, konsisten. Adalah situasi penting yang harus terus dijaga di sebuah kompetisi yang panjang.

Exit mobile version