Hasil Timnas Indonesia vs UEA 2-2 (3-4 ap): Khilaf Luis Milla, Kekalahan Indonesia

MOJOK.COKekhilafan Luis Milla berujung kekalahan timnas Indonesia di tangan UEA. Kalah adu penalti dengan skor akhir 3-4, mimpi semifinal hanya angan belaka.

Seperti yang saya takutkan di akhir tulisan sebelumnya, Luis Milla betul-betul khilaf. Terkadang saya ngeri sendiri dengan kekuatan ramalan saya yang begitu jarang tepat ini. Saya menyarankan Luis Milla untuk memainkan semua pemain utama mereka. Pemain-pemain yang menghantarkan timnas Indonesia ke babak 16 besar Asian Games 2018.

Kamu tahu yang dilakukan Luis Milla? Beliau memainkan Andy Setyo untuk menggantikan Rezaldi Hehanusa. Masuknya Andy Setyo membuat posisi bek kiri timnas Indonesia diisi Ricky Fahrin. Mengapa Luis Milla menggantikan Rezaldi dengan Andy Setyo? Sungguh sulit mencari alasan Luis Milla menggantikan Rezaldi dengan Andy Setyo.

Mengapa pergantian ini menjadi masalah? Pertama, match fit Andy Setyo tidak maksimal. Apalagi untuk pertandingan dengan intensitas tinggi. Respons akan terganggu, sering terlambat bereraksi, dan bertindak. Buktinya terjadi ketika Andy Setyo gagal mengantisipasi pergerakan pemain Uni Emirat Arab (UEA) di sisi kiri pertahanan timnas Indonesia.

Ketika kalah lari, yang dilakukan Andy Setyo justru berusaha masuk dari sisi dalam pemain Uni Emirat Arab. Lari menyilang Andy Setyo justru menyenggol kaki pemain UEA. Ia terjatuh dan penalti diberikan. Uni Emirat Arab unggul sato gol sebelum menit 20. Berselang dua menit kemudian, Andy Setyo kembali membuat blunder. Untung saja tidak terjadi gol.

Tertinggal satu gol, timnas Indonesia yang pada dasarnya belum mampu mengontrol tempo, kehilangan ketenangan. Banyak umpan yang seharusnya mudah, umpan pendek, gagal diberikan. Banyak salah pengertian karena terburu-buru melepas umpan vertikal. Satu hal yang berbahaya adalah tidak ada kerapatan antar-lini sehingga serangan balik UEA terasa menggigit.

Babak pertama berakhir dengan keunggulan UEA lewat titik penalti. Entah mengapa, ketika lawan tidak bermain istimewa, timnas Indonesia juga terbawa. Ada-ada saja.

Luis Milla mulai menyadari bahwa memainkan Andy Setyo adalah sebuah blunder. Sebelum babak kedua dimulai, pelatih asal Spanyol tersebut mengganti Andy Setyo dengan Septian David. Pemain serba bisa menggantikan bek tengah. Untuk babak kedua, timnas Indonesia bermain dengan skema tiga bek.

Bermain dengan skema dasar 3-5-2, cara bermain timnas Indonesia masih belum nyaman. Namun, setidaknya, lini tengah menjadi lebih padat. Sebuah situasi yang memudahkan timnas Indonesia memindahkan bola dari sisi ke sisi. Menit ke-52, sebuah serangan sporadis, mengizinkan Septian David menguasai bola di sisi kanan pertahanan UEA. Sebuah umpan silang ke tiang jauh disambut Beto Goncalves. Timnas Indonesia 1-1 Uni Emirat Arab.

Penempatan diri Beto yang sungguh matang berhasil menyelesaikan usaha sporadis timnas Indonesia di awal babak kedua. Namun sayang, kita bicara sebuah timnas yang belum stabil mempertahankan performa. Selepas gol, perbaikan cara bermain tidak terlihat. Terlalu banyak bola jauh yang tidak bisa digapai pemain depan.

Di tengah situasi negatif tersebut, kembali, penempatan diri yang salah dari pemain timhas Indonesia membuat pemain UEA mampu menerobos masuk ke kotak penalti. Sebuah tarikan dan gesekan kaki dari Hansamu sukses menjatuhkan pemain UEA. Penalti kedua. Gol kedua untuk UEA.

Perbaikan yang dinantikan itu baru terlihat di menit ke-80. Bola pendek, presisi, dan kesabaran untuk masuk ke sepertiga akhir menyulitkan UEA. Timnas Indonesia sebetulnya unggul di aspek teknik umpan dan terutama di situasi satu lawan satu. Ketika bola sampai di dua pemain sayap, timnas Indonesia selalu bisa masuk ke kotak penalti. Mengapa sikap ini tidak ditunjukkan sejak awal pertandingan, Luis Milla?

Perbaikan cara bermain itu membuahkan hasil yang diharapkan. Di ujung menit babak kedua, lewat umpan manis dari Saddil Ramdani, Stefano Lilipaly berhasil menyamakan kedudukan. Skor akhir 2-2, timnas Indonesia vs UEA lanjut ke babak tambahan. Sikap bermain yang lebih tenang itu berhasil dibawa ke babak tambahan waktu. Pemosisian diri dan ketenangan itu sangat membantu timnas Indonesia membuat peluang.

Kerja keras timnas Indonesia untuk membalikkan keadaan berujung jalan buntu. Dua kali babak tambahan, skot tidak berubah. Mau tau mau, pertandingan ini dibawa ke babak pamungkas, adu penalti. Babak yang tidak bisa diraba, ketika Indonesia kehilangan keberuntungannya. Misi mencapai babak semifinal Asian Games 2018 kandang di tangan UEA.

Kekhilafan Luis Milla ketika bereksprimen dengan memasang Andy Setyo menggantikan Rezaldi Hehanusa harus dibayar begitu mahal. Mojok Institute sudah serius mengingatkan. Sedih rasanya tidak didengarkan.

Exit mobile version