Mesut Ozil: Antara Wujud Kemurnian Cinta Kepada Arsenal dan Sindiran Halus Untuk Unai Emery

Mesut Ozil vs Unai Emery MOJOK.CO

MOJOK.COSatu batu, kena dua burung. Satu ungguhan Mesut Ozil di Instagram menegaskan kecintaannya kepada Arsenal, sekaligus sindiran untuk Unai Emery.

Semenjak kalah dari Manchester United di Piala FA, teriakan fans ke telinga Unai Emery semakin nyaring. Mereka berteriak, menginginkan Mesut Ozil diberi kepercayaan sekali lagi. Meski diselingi kemenangan susah payah atas Cardiff City dan Huddersflied, teriakan itu tak surut. Justru semakin keras dan (seharusnya) mengusik pelatih anyar Arsenal itu.

Kenyaringan teriakan Gooners naik semakin tinggi ketika The Gunners mempertunjukkan performa terburuk sepanjang musim ini. Mereka kalah dari BATE di leg pertama babak 32 besar Piala Europa. Menguasai bola hampir sepanjang laga, pemain-pemain Meriam ini tak punya asa untuk menjangkau gawang lawan.

Niall Quinn, mantan Charmain Sunderland merangkum buruknya Arsenal ke dalam satu kalimat yang menarik. Beliau berkata, “Umpan-umpan mereka tidak setajam biasanya, kreativitas di sekitar kotak penalti, yang biasanya terlihat dari semua pemain, tidak lagi ada.”

Sebetulnya ini masalah klasik The Gunners, bahkan sejak masih ditangangi rezim lama, Arsene Wenger. Entah bagaimana, entah mereka tidak belajar, ketika lawan menumpuk pemain di depan kotak penalti dan bertahan begitu dalam, Arsenal tak punya solusi. Dan pada akhirnya, sebuah serangan balik atau situasi bola mati menghukum tim asal London Utara itu.

Masalah ini bahkan sudah ada sejak Mesut Ozil masih mendapatkan kepercayaan yang begitu besar semasa Wenger melatih. Situasinya sedikit berubah ketika Unai Emery masuk. Sedikit saja, ketika saat itu Ozil masih rajin bermain. Namun, ketika komposisi pemain menjadi cacat karena beberapa pemain cedera, situasi kembali ke “masalah klasik” di atas.

Semakin menjemukan ketika Unai Emery tak lagi memandang Mesut Ozil sebagai bagian penting di masa transisi ini. Sampai-sampai, di musim panas nanti, pemain asal Jerman itu akan dipinjamkan ke klub lain. Arsenal bahkan sampai siap tetap menggaji si pemain. Asalkan mantan pemain Real Madrid itu hengkang.

Sang pemain enggan ikut permainan Emery dan jajaran manajemen. Ia mau hengkang, asal dijual secara permanen. Paling tidak, itulah yang ditulis oleh media-media di Inggris. Salah satunya Mail.

Ketika terdesak oleh situasi dan didesak secara kasar oleh Emery untuk pergi, Mesut Ozil justru menegaskan bahwa dirinya cinta betul kepada klub ini. Mesut tak ingin diam saja melihat situasi tidak menyenangkan ini. Ia memilih melawan. Secara halus.

Lewat sebuah unggahan di Instagram, Mesut Ozil menyampaikan dua pesan sekaligus. Ia menegaskan kecintaannya kepada klub ini. Pesan kedua adalah sebuah serangan secara halus kepada sang pelatih.

“Ketika Anda mulai mendukung sebuah tim, Anda tidak begitu saya melakukannya untuk trofi, pemain, atau sejarah. Anda mendukung karena Anda telah menemukan di dalamnya, sebuah tempat di mana Anda ditakdirkan,” tulis Ozil, mengutip kalimat legendaris Dennis Bergkamp.

Unggahan ini sukses membuat basis fans Arsenal bergejolak. Saya yakin banyak yang berdiri di belakang pemain, ketimbang memaklumi sikap pelatih. Detik ketika Ozil bergabung dari Real Madrid ke Arsenal, fans langsung dibuat jatuh hati. Kehadirannya juga menjadi potongan penting dari keberhasilan Arsenal memotong puasa gelar ketika memenangi Piala FA.

Si pemain juga, lagi-lagi, punya andil dalam kisah sukses The Gunners mempertahankan gelar juara Piala FA satu tahun kemudian. Sosok pemain bernomor punggung 10 itu lebih mudah diterima oleh hati fans Arsenal. Apalagi, ketika saat ini Emery membuat banyak kesalahan. Mulai dari pemilihan komposisi pemain, taktik yang stagnan, hingga kesalahan pergantian pemain.

Kreativitas yang lenyap semakin menegaskan bahwa tim ini butuh visi Ozil. Ia tidak akan memberi klub ini daya jelajah yang tinggi. Ia tak akan disiplin menekan pemain lawan sepanjang 90 menit pertandingan. Namun, ia akan memberikan sentuhan mematikan ketika diberi kepercayaan dan keleluasaan.

Masalah yang dihadapai Emery bakal meledak ketika si pemain mulai menebar pengaruh di ruang ganti. Situasi yang seharusnya masih segar betul di ingatan pelatih asal Spanyol itu ketika melatih Paris Saint-Germain. Ketika ia kalah oleh kekuatan Neymar dan Julian Draxler di ruang ganti. Ujungnya, Emery dipecat.

“Mendamaikan” Emery dan Ozil nampaknya sudah tidak mungkin lagi dilakukan. Konon, Emery sudah kadung menyampaikan kepada manajemen bahwa Ozil tidak ada di dalam rencana jangka panjang.

Apa yang bisa dilakukan fans selain menggerutu? Sebentar, jengkel dengan situasi itu masih manusiawi. Marah karena keadaan juga masuk masuk akal. Yang namanya fans tentu enggan melihat klubnya menjadi begitu medioker. Makanya, muncul tagar Team Ozil dan Team Emery, meski keduanya sama-sama tidak ada faedah.

Satu-satunya pola pikir paling enak untuk disepakati adalah memandang musim ini sebagai transisi dan awal sebuah era. Membangun pondasi selalu lebih awal daripada memasang atap atau membeli interior sebuah rumah.

Entah apakah si pelatih akan bertahan tidak dipecat atau si pemain yang kalah dengan situasi. Kamu harus ingat bahwa menggantikan Wenger bukan perkara kualitas teknis saja. Terdengar klise, tapi ini kenyataan. Membebani pikiran dengan ikut ribut-ribut soal tagar hanya bikin badan ini sakit.

Ya kalau memang sudah tidak tahan dengan keadaan ini, seperti yang sudah saya sering saya sampaikan lewat Twitter @arsenalskitchen, lebih baik berhenti mendukung Arsenal. Atau paling tidak berhenti mendukung selama satu tahun ini. Nanti saya bangunkan ketika Arsenal sudah jadi lebih tidak medioker. Ketimbang menjadi toksik di timeline dan bikin hari-hari makin menjemukan.

Exit mobile version