Agar Tidak Tersesat Seperti Habiburokhman

Baru-baru ini, Ketua Bidang Advokasi DPP Gerindra, Habiburokhman (iya, Habiburokhman yang dulu sempet mau terjun dari Monas itu), dibully oleh netizen (maaf, Mojok masih agak kagok dengan penggunaan kata warganet) karena menyamakan Simpang Susun Semanggi dengan jembatan kampung setelah ia kesasar di sana.

“Gara2 naik jembatan semanggi malah salah arah, mau ke Menteng jadi ke arah Senayan , ini siapa sich penggagasnya?” begitu cuitnya di akun Twitternya.

Yah, bisa dipahami dan dimaklumi, bagaimanapun, memang sudah bukan rahasia lagi bahwa jalanan Jakarta memang selalu membingungkan dan bikin jiper siapa pun yang menggilas aspalnya. Betapa tidak, sebagai daerah metropolis, ia memiliki lintasan jalan yang tentu saja ke sana-kemari, tak heran jika tersasar di jalanan Jakarta menjadi hal yang biasa.

Nah, karenanya, untuk membantu banyak orang Jakarta agar tidak mudah kesasar, alias mencegah munculnya Habiburokhman-Habiburokhman baru, berikut ini kami berikan beberapa tips yang ampuh dan tokcer

Pakai Google Maps

Ini tips standar, tapi terbukti ampuh. Percayalah, menggunakan Google Maps adalah cara terbaik untuk membimbing manusia kepada jalan yang benar. Ia cara tercepat untuk mengetahui arah jalan tanpa harus turun mobil dan bertanya kepada penjual ketoprak untuk kemudian naik mobil lagi, melanjutkan perjalanan, lalu turun mobil lagi, bertanya lagi kepada tukang ketoprak, lalu naik mobil lagi, dan begitu seterusnya.

Pekerjakan sopir

Ini pilihan bijak untuk kaum yang lebih percaya kepada manusia ketimbang Google Maps (walau kemungkinan besar si sopir juga bakal pakai Google Maps).  Mempekerjakan sopir, selain membuat kemungkinan tersesat di Jakarta semakin kecil, ia juga membantu pemerintah untuk mengurangi beban menciptakan lapangan kerja.

Dari sembilan juta warga Jakarta (minus Habiburokhman), pasti banyak orang yang bisa nyetir dan hafal Jakarta yang bisa dipekerjakan sebagai sopir.

Gunakan angkutan umum

Tiada yang lebih menguasai jalanan Jakarta ketimbang sopir angkotnya. Kefasihan dan hafalan mereka akan jalan-jalan Jakarta bahkan jauh di atas para petugas Dishub Jakarta sekalipun. Bagi mereka, menghafal jalanan tak ubahnya seperti bernapas. Peta Jakarta bagi mereka sudah seperti urat nadi yang menyatu dalam tubuh. Di bawah kepemimpinannya, kita dipastikan akan aman dari bahaya laten nyasar.

Di rumah saja, nggak usah pergi ke mana-mana

Masih perlu penjelasan?

Exit mobile version