Untuk Para Pemilik Mobil, Arogansi Kalian dari Mana Sih?

uneg-uneg arogansi pemilik mobil

Sudah kesekian kalinya, saya dibuat jengkel oleh orang-orang yang mengendarai mobil. Tentu tidak semua pengendara mobil. Pernah suatu kali, saya baru saja pulang dari kantor dan singgah ke sebuah minimarket dekat kos. 

Saat sampai dan mencoba parkir, sebuah mobil muncul dari belakang dan mengklakson dengan suara yang membuat beberapa orang di sekitar minimarket melihat ke arah saya. Dikarenakan lahan parkir yang tak begitu luas dan saat itu cukup ramai, dengan tenang dan jengkel dalam hati saya mencoba merapatkan motor ke tempat sampah yang ada, mengingat hanya itu space yang terlihat kosong. 

Singkat cerita, keluar dari minimarket saya ingin mengeluarkan motor di mana mobil yang sebelumnya masih parkir tepat di belakang motor saya. Saya sudah mencoba mengeluarkan motor, sayangnya agak sulit dilakukan.  

Saya sudah beberapa kali menengok ke belakang agar si pemilik mobil memundurkan sedikit saja mobilnya. Saat itu mobil masih dalam kondisi menyala, jadi tidak ada susahnya dong untuk memberi jalan. 

Namun, tampaknya tidak ada niatan sama sekali. Alhasil, selama beberapa menit saya harus menunggu sampai orang yang ditunggu di pemilik mobil selesai berbelanja. 

Tidak hanya itu, saya juga pernah bertemu pemilik mobil yang arogannya minta ampun. Saya berpapasan dengan sebuah mobil dari arah berlawanan yang menyalip mobil lain yang sedang parkir. 

Mengingat itu jalan gang kecil biasa, kali ini saya tidak menyingkir. Sebelum-sebelumnya kalau saya ketemu dengan mobil seperti itu, saya selalu mengalah dengan memilih ke trotoar. Kami pun berhenti dan cuma saling melihat selama beberapa menit. 

Saat itu entah kenapa, saya tidak ingin mengalah, sebab jika dilihat, posisi motor saya sudah tepat dan tidak melewati garis batas. Si pemilik mobil pun demikian, seolah tidak ada rasa bersalah karena telah mengambil hak kami yang dari arah berlawanan. 

Sampai akhirnya ada beberapa motor lain di belakang saya yang mengklakson tanpa henti dan akhirnya si pemilik mobil tadi memundurkan mobilnya dan membiarkan kami lewat terlebih dahulu. Meskipun sempat membuat kemacetan, sambil tersenyum dengan rasa bangga dan menang dalam hati saat melewati mobil itu.

Tentu saja masih ada banyak cerita lainnya yang membuat darah saya mendidih setiap kali bertemu pengendara yang songong semacam itu. Pertanyaan saya cuma dua, pertama, masalah kalian itu sebenarnya apa? Kedua, jalanan ini hanya milik kalian seorang? 

Cobalah lain kali perhatikan kondisi jalanan dan jangan buat situasi di mana kami para pemilik motor harus selalu mengalah pada kalian. Capek tau harus ngalah sama kalian mulu, mentang-mentang motor kami lebih kecil dan lebih mudah dikendalikan ketika berada di dalam situasi semacam itu.

Rambu Prihatin Mega Christy, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta,
rambuprihatin98@gmail.com

Uneg-uneg, keluh kesah, dan tanggapan untuk Surat Orang Biasa bisa dikirim di sini

Exit mobile version