Uneg-uneg Seorang Penulis ketika Karyanya Dibilang ‘Wah Keren Banget’ padahal Belum Dibaca

penulis mojok.co

Ilustrasi uneg-uneg (Mojok.co)

Belakangan saya sedang memulai hobi lama, yaitu menulis cerita fiksi. Di mana saya baru saja mencoba menulis cerpen dan menerbitkannya di blog pribadi. Saat “mempromosikan” tulisan saya dengan menggunakan fitur story di media sosial, terdapat beberapa balasan dari teman-teman saya. Kebanyakan membalas dengan apresiasi. “Wah keren banget”, “ceritanya bagus”, dan ungkapan-ungkapan apresiasi lainnya. Sontak hal itu membuat saya semakin percaya diri dan semangat untuk menulis lagi.

Saya merasa tulisan tersebut berhasil menghibur orang lain. Apalagi menulis cerita fiksi merupakan hal yang sudah lama tak saya lakukan. Dengan perasaan yang sumringah (karena saya word of affirmation banget), saya mencoba mengecek panel insight blog saya, melihat banyaknya orang yang melihat tulisan tersebut. Namun agak janggal ketika saya melihat jumlah klik pada postingan blog tersebut masih kosong. Itu pertanda bahwa postingan tersebut belum tersentuh oleh pembaca.

Mencoba berbaik sangka, saya mencoba menyegarkan kembali laman insight tersebut berharap mungkin angkanya “nyangkut”. Tetapi masih tak terlihat ada perbedaan. Iseng saya mencoba bertanya kepada salah satu teman dekat saya yang sebelumnya mengatakan cerita saya bagus.

“Kamu beneran baca ceritanya?” tanya saya penasaran.

“Belum sempat hehe,” balasnya.

Lalu saya bingung, apakah semua apresiasi yang saya dapat adalah hampa dan hanya sekadar untuk menyenangkan saya? Tradisi mengapresiasi seseorang ataupun sesuatu adalah hal yang baik untuk dilakukan. Namun alangkah baiknya apresiasi tersebut muncul dari hal yang sebenar-benarnya dirasakan atau terjadi. Jika teman saya bilang kalau tulisan tersebut bagus padahal belum sempat dibaca, bukankah itu adalah sebuah kebohongan?

Bagaimana jika karya tersebut sebenarnya memang jelek dan saya merasa karya saya bagus karena mendapat apresiasi-apresiasi seperti itu. Bukankah itu malah menjadi penghambat dalam proses belajar?Padahal banyak ungkapan apresiasi lain yang bisa digunakan jika tujuannya memang untuk menyenangkan hati saya tanpa harus mengatakan kualitas dari tulisan tersebut jika memang dia belum membacanya.

Lalu ketika menulis ini, saya mengingat kembali bahwa saya terkadang juga melakukan hal yang serupa kepada orang lain. Saya ingat ketika pacar saya mengirimkan playlist lagu-lagu favoritnya dan meminta pendapat saya. Lalu saya mendengarkan satu lagu dan bilang kalau semua lagunya sangat bagus. Jika dia mengetahui hal ini, mungkin dia akan menulis hal yang serupa. Hehe.

Daniel Simanjuntak,
Pontianak,
danielchemie10@gmail.com

BACA JUGA Semua Pantai di Jepara Itu Indah, tapi Penuh Sampah dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

 

Exit mobile version