Uneg-uneg dari Penjual Pulsa ketika Dihadapkan dengan Pelanggan Nggak Tahu Diri

penjual pulsa mojok.co

Ilustrasi uneg-uneg (Mojok.co)

Menjadi Mahasiswa merupakan sebuah keberuntungan bagi saya. Mengingat perjuangan minta izin ke orang tua untuk kuliah tidaklah gampang.

Kehidupan di SMA dan kuliah sangatlah jauh berbeda, terutama mengenai kebutuhan yang memerlukan uang. Uang yang orang tua kirimkan terkadang tidak cukup. Sehingga saya memutuskan untuk menjual pulsa.

Keuntungan jual pulsa memang sedikit, tapi jika dikumpulkan jadi banyak. Saya lebih suka dengan orang yang beli pulsa dengan jumlah sedikit karena untung jual pulsa Rp5.000 dengan Rp 100.000 hampir sama, sekitar Rp2.000 sampai Rp3.000.

Awal mulai buka usaha pulsa berjalan dengan lancar. Keuntungan setiap bulan bisa mencapai Rp200.000 hingga Rp300.000. Lumayan lah sebelum dapat kiriman dari orang tua.

Saya tahu rasanya bagaimana rasanya tidak punya uang sama sekali. Ada beberapa teman yang beli pulsa, bayarnya belakang. Saya merasa tidak enak jika menolak.

Beberapa bulan setelah saya buka usaha pulsa, masalah mulai muncul. Ada salah seorang teman saya, hampir setiap Minggu selalu beli pulsa dan bayarannya menyusul.

Dia memang bayar tepat waktu. Tapi lama kelamaan kok nggak dibayar bahkan sampai sekarang. Setelah dihitung-hitung sekitar Rp 100.000. Bagi saya sebagai Mahasiswa perantau, uang dengan jumlah segitu sangat lumayan.

Dari situ saya belajar bahwa jangan jadi orang nggak enakan untuk orang yang nggak tahu diri. Ujung-ujungnya kita juga yang tersiksa.

Mirasari
Kota Palopo, Sulawesi Selatan
mirasari2003@gmail.com

BACA JUGA Manisnya Hari Kemenangan tapi Tetangga Tetap Menyebalkan dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Exit mobile version