Jurusan Sastra Indonesia tapi Ada Mata Kuliah Belajar Bisnis: Wajarkah?

Jurusan Sastra Indonesia tapi Ada Mata Kuliah Belajar Bisnis: Wajarkah? MOJOK.Co

Ilustrasi Jurusan Sastra Indonesia tapi Ada Mata Kuliah Belajar Bisnis: Wajarkah?

Aku sebenarnya nggak pengen nulis hal seperti ini, tapi hampir setiap hari menghantui pikiran. Jadi aku memutuskan untuk menulisnya biar uneg-uneg dalam otak aku bisa keluar. Aku kuliah Jurusan Sastra Indonesia, tapi ada mata kuliah belajar bisnis. Wajarkah?

Gini, sekarang aku seorang mahasiswa aktif di PTN yang cukup ternama di daerah aku. Aku heran saat kampus menerapkan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Banyak mata kuliah yang nggak sesuai dengan jurusan aku (Sastra Indonesia). 

Padahal saat aku keterima masuk di PTN impian, aku sangat bahagia akhirnya cita-cita menjadi mahasiswa Sastra Indonesia tercapai. 

Awal masuk kelas, hampir semua mata kuliah masih ada hubungannya dengan jurusan terkecuali PKN dan Agama. Tapi semakin kemari, banyak mata kuliah baru yang nggak sesuai dengan jurusan aku, seperti mata kuliah Belajar Menjadi Saudagar, Pemandu Wisata,  dan Mengenali Pariwisata. 

Aku heran kenapa ada mata kuliah seperti di atas  di jurusan aku, Sastra Indonesia. Masa Jurusan Sastra Indonesia belajar menjadi pengusaha, pemandu wisata, padahal nggak ada hubungan dengan jurusan aku. Semakin ke sini mata kuliahnya semakin nggak ada korelasi sama jurusan.

Tujuan untuk memberikan keterampilan, tapi aku nggak dapat ilmu sepenuhnya dari Jurusan Sastra Indonesia

Ada sebagian orang bilang kalau tujuannya untuk menyiapkan keterampilan lain di luar ilmu yang seharusnya menjadi prioritas utama yaitu Ilmu Sastra. 

Ya, alasan seperti itu sedikit setuju, tapi aku kecewa karena ilmu yang aku dapat nggak sesuai dengan harapan. Masa ilmu yang seharusnya menjadi prioritas utama, harus dibagi lagi dengan mata kuliah baru yang sama sekali nggak ada hubungannya. 

Akibatnya membuat aku kesulitan memahami lebih dalam tentang karya sastra. Aku nggak menolak seperti ilmu ekonomi dipelajari, tapi masalahnya, masa baru beberapa persen ilmu yang didapat, sudah harus pindah di mata kuliah yang nggak ada korelasinya dengan jurusan aku. Aku sedikit kecewa, karena cita-cita menjadi seorang penulis menjadi tanda tanya, walau aku sadar masuk Jurusan Sastra Indonesia nggak menjamin jadi penulis, tapi paling nggak bisa tahu cara menulis yang lebih baik dan menarik.

Apdoni Tukang Kota Ternate Provinsi Maluku Utara doniapdoni@gmail.com

BACA JUGA Aku Anak Bungsu yang Masih Saja di Rumah dengan Gelar Sarjana, Padahal Ingin Merantau dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini.

Exit mobile version