Jangan Sembarangan Tanya Kehamilan Pada Pengantin Baru

pengantin baru mojok.co

Ilustrasi uneg-uneg (Mojok.co)

Sudah dua bulan setengah lebih menjadi pengantin baru, rasa-rasanya tidak begitu banyak hal yang berubah semenjak aku dan suamiku kenal di awal bertemu. Baik itu perilaku, perkataan, dan kebiasaannya. Hal ini membuatku mudah untuk beradaptasi saat harus tinggal di rumah suamiku. Lingkungannya nyaman, asri, namun masih mudah untuk akses apapun. Tanpa ada masalah besar terkait kecocokan aku dan suami, jadi hanya perlu fokus untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

Aku yang awalnya merupakan anak kota banget, harus menata hati saat harus tinggal di wilayah pedesaan. Walaupun sebenarnya, lingkungannya tidak terpencil dan masih dekat dengan keramaian. Namun tentu banyak perbedaan yang terjadi mulai dari kebiasaan dan tipikal masyarakatnya.

Saat tinggal di kota, aku terbiasa tidak banyak bicara kecuali dengan orang terdekat. Sehingga dengan tetangga pun hanya menyapa sekedarnya, dan hal tersebut sangat lumrah terjadi. Namun tinggal di pedesaan tentunya berbanding terbalik. Sehingga aku harus sering memasang wajah ramah serta bertanya kabar saat berpapasan dengan orang. Hal tersebut dinilai merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama (dengan menanyakan kabar).

Namun pertanyaan-pertanyaan lain pun ikut serta dilontarkan, yang padahal sangat tidak ingin kudengar. Kalimat seperti “sudah hamil belum”? atau “gimana udah isi?” pun mulai kerap kudengar dari tetangga sekitar rumah. Satu sisi aku ingin menganggap itu adalah hal biasa yang tidak perlu diambil pusing. Namun beda halnya jika pertanyaannya semakin mendalam seperti: “kok rung isi2 sih, kan wis meh 3 bulan seko nikahan, kudune gek ndang hamil, mengko ora tenang lho nek urung due anak

Kalau kamu sebagai tetangga, saudara atau teman yang baik. Alangkah lebih baiknya untuk tidak menanyakan hal sensitif seperti kehamilan sampai terlalu dalam. Karena sebenarnya, peluang sakit hati perempuan yang ditanyai hal itu begitu besar. Menyakiti hati oranglain bukankah salah satu bentuk kedzoliman?.

Terima kasih telah membaca tulisan saya hingga selesai. Semoga dengan ini dapat menyadarkan banyak mulut-mulut jahil, hehehe

Lina Nabila Berdomisili di Kebumen, Jawa Tengah.
Nabilalina66@gmail.com

BACA JUGA Terus Terang Saja, KKN di Kampus Saya Nggak Seasyik yang Saya Bayangkan dan keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG.

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini

Exit mobile version