Uneg-uneg dari Seorang Ibu yang Stres Anaknya Tidak Mempan dengan Ilmu Parenting

Uneg-uneg dari Seorang Ibu yang Stres Anaknya Tidak Mempan dengan Ilmu Parenting MOJOK.CO

Ilustrasi Uneg-uneg dari Seorang Ibu yang Stres Anaknya Tidak Mempan dengan Ilmu Parenting MOJOK.CO

Di era serba media sosial seperti sekarang ini, menjadi seorang ibu baru terasa lebih mudah dibandingkan zaman dahulu. Tumbuh kembang anak, ilmu parenting, bahkan resep MP-ASI bertebaran di mana-mana. 

Dokter anak yang menjadi conten kreator dan membagikan ilmunya pun banyak dan berkualitas. Bisa lah buat mengurangi budget konsul ke dokter anak. Juga pakar parenting yang mengajarkan bagaimana mengasuh anak secara ideal.

Saya merasakan betul manfaat dari semua itu, tapi di sisi lain, kemudahan itu juga membuat saya insecure. 

Mengetahui seperti apa pola asuh yang benar membuat saya menoleh ke anak saya. Dari dia bayi saya sudah menerapkan ilmu parenting yang saya tahu, tapi ko kayak nggak mempan di anak saya. 

Misalnya, yang paling dasar saja, masalah tidur dan makan. Saya mencoba mengatur jadwal tidurnya, tetap saja dia akan tidur kalau sudah ngantuk. Dipaksa melek ya tantrum, tapi kalau belum ngantuk mau dicoba tips apapun tidak akan berhasil. 

Begitu juga dengan makan, dari usia 6 bulan saya menerapkan feding rules dengan ketat, tapi anaknya tetep susah makan. 

Saya jadi mikir, ini anak saya yang tidak sesuai standar, apa saya yang gagal menerapkan ilmunya? Tapi saya nggak mungkin dong menyalahkan anak saya, berarti memang saya yang gagal. 

Apalagi ketika saya melihat bayi-bayi artis yang hidupnya sesuai ilmu parenting, juga koment-koment di medsos yang mengatakan mereka berhasil menerapkan ilmu parenting juga tips-tips mengatasi anak susah makan dan susah tidur.

Ilmu parenting yang gagal akhirnya membuat saya bersyukur

Kegagalan itu membuat saya marah, bukan hanya pada diri sendiri, tapi pada suami, orang tua bahkan kadang anak saya sendiri ketika dia tidak mau mengikuti keinginan saya. Sampai akhirnya saya sampai di titik saya menyerah. Saya memilih untuk menerima dan bersyukur. 

Menerima untuk tidak membandingkan anak saya dengan anak siapapun. Bersyukur. Lebih banyak hal yang patut disyukuri tentang anak saya, bahkan kehadirannya pun adalah hal yang paling indah.

Siapa sih yang nggak mau punya anak yang makannya pinter sesuai feeding rules? Siapa sih yang nggak mau anaknya punya jadwal tidur tertatur sehingga orangtuanya tidak perlu begadang? 

Tapi jika semua usaha sudah dicoba tapi masih gagal, apa artinya kami juga gagal jadi seorang ibu? Jika ada yang mengatakan saya belum berusaha maksimal silahkan saja. 

Saya tidak akan ambil pusing dengan omongan orang yang tidak pernah berada di posisi saya. Saya juga membatasi melihat konten ataupun komentar tentang ilmu parenting yang sekiranya akan membuat saya insecure. Mending kuotanya buat nonton drama turkiye.

Saya menulis ini sambil menatap anak saya yang sedang tertidur, dan kepadanya saya bilang, “Nak, ibu minta maaf belum bisa mengasuhmu sesuai ilmu parenting yang ideal, tapi percayalah, ibu akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untukmu”.

Evi Ningsih Kalirejo 02/03 Kec. Bagelen Kab. Purworejo Jawa Tengah eviningsih9@gmail.com

BACA JUGA Untuk Kawan Kampungku di Pekanbaru yang Guooblok! keluh kesah lain dari pembaca Mojok di UNEG-UNEG

Keluh kesah dan tanggapan Uneg-uneg  bisa dikirim di sini.

Exit mobile version