Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Yang Keliling Bocah-Bocah, yang Lebih Capek Malah Simbah-Simbah

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
6 Juni 2019
A A
simbah

simbah

Share on FacebookShare on Twitter

Di desa saya, pada momen-momen tertentu terdapat satu tradisi yang menyenangkan. Seperti ketika Sadranan, ada kebiasaan saling berkunjung untuk menyambung tali silaturahmi, utamanya ke rumah orang yang dituakan alias simbah-simbah. Namanya nyadran. Begitu pula ketika lebaran. Kebiasaan serupa kembali dilakukan. Namun, namanya berganti menjadi badan.

Antara nyadran dan badan terdapat perbedaan yang cukup mencolok. Nyadran dilakukan oleh siapa pun untuk mengunjungi rumah teman atau saudara, tanpa pandang umur. Berbeda dengan badan—yang entah mengapa—seolah diatur oleh umur.

Badan hanya dilakukan oleh anak-anak dan remaja untuk mengunjungi orang tua. Atau orang tua mengunjungi simbah-simbah mereka. Pokoknya, yang lebih muda mengunjungi yang lebih tua. Tidak pernah dilakukan sebaliknya.

Aturan tak tertulis tersebut didasarkan pada tujuan badan adalah untuk sungkem atau ujung. Kedua istilah itu mengacu pada kegiatan memohon maaf atas kesalahan yang telah dilakukan selama satu tahun belakangan. Anggapannya, orang muda mempunyai salah kepada yang tua. Selain itu, mendahulukan yang lebih tua karena ditakutkan akan segera tiada (baca: meninggal). Meski maut bukan urusan manusia, tapi begitulah adanya.

Karena itulah, di desa saya, orang-orang tua yang sudah benar-benar tua hanya duduk manis di rumah. Mereka menunggu orang-orang datang dan membagikan fitrah memohon maaf atas segala salah. Lalu dengan ketenangan tingkat dewa, simbah-simbah akan memberi jawaban yang sama, memaafkan dan mendoakan.

Tamu yang masih sekolah didoakan rajin belajar dan pintar, tamu yang bekerja didoakan lancar rezekinya, tamu yang sudah menikah didoakan baik-baik keluarganya, serta tamu yang masih perawan dan perjaka disyukurin didoakan agar segera sold out dan bahagia. Pokoknya doa-doa mereka menjawab semua pertanyaan template yang sering diajukan kepada kita. Contohnya, “Kapan nikah?” Jawab saja, nunggu doa simbah diijabah!

Eh, tapi tunggu dulu. Jangan kira simbah-simbah yang hanya duduk manis di rumah itu baik-baik saja. Mereka bahkan lebih capek dibanding bocah-bocah yang keliling memburu uang yang dibagikan horang kaya.

Sebagai contoh adalah simbah saya sendiri. Bisa dibilang, di desa saya, simbahlah seniornya. Beliau duduk di kursi jajaran orang-orang paling tua di desa saya. Selain itu, simbah saya mempunyai banyak anak, buanyak cucu, dan cukup banyak buyut-buyut imut dan lucu.

Baca Juga:

Bukan karena Rasanya Enak, Biskuit Khong Guan Dibeli karena Bisa Memberi Status Sosial

Nostalgia Masa Kejayaan Bata, Sepatu Jadul yang Membuat Saya Sombong saat Lebaran

Bayangkan saja, dalam sehari ada berapa orang yang datang ke rumahnya? Kalau semuanya meminta maaf satu persatu, berapa kali simbah saya harus menjawab dan mendoakan mereka? Kalau terus dipaksa, bisa turun mesin nantinya.

Untungnya, saat ini pemuda-pemudi karang taruna badannya bersama-sama. Datangnya rombongan, tapi yang ujung cuma satu orang. Kalau seperti ini kan simbah saya bisa bernapas lebih lega. Selain itu, kami—karang taruna—tidak meminta air minum kepada tuan rumah. Simbah saya lebih irit dong, yha~

Itu cuma pemuda-pemudi desa lo, yha. Kalau orang tuanya, ya, tetap badan sendiri-sendiri. artinya, simbah saya masih harus memaafkan dan  medoakan orang-orang dengan kata-kata yang sama. Lebih capek lagi, jawaban simbah saya biasanya panjang-lebar. Belum lagi ditambah basa-basi untuk ngelumprahi. Orang paling tua kan jadi panutan, nggak mungkin dong bersikap seenaknya~

Capeknya simbah saya tidak hanya di kata-kata, tapi sampai kantong-kantongnya. Cucu dan buyutnya yang imut dan lucu, seperti saya ini, datang menemuinya kan ada maksudnya. Seperti yang sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya, sumber kebahagiaan anak-anak di hari raya salah satunya adalah uang jajan dari simbah-simbah mereka.

Dengan demikian, simbah saya mesti menyiapkan uang yang cukup untuk dibagikan. Kalau satu anak diberi dan lainnya tidak, pasti akan menjadi masalah. Fitrahnya manusia kan bisa iri dengki dengan begitu mudah. Saya pun begitu, kalau tidak diberi uang simbah, bisa ngambek dan nggak mau pulang ke rumah.

Nah, sekarang bayangkan, misalnya simbah saya sedang tidak punya uang. Sedangkan cucu dan buyutnya sudah terlanjur girang karena mereka bakal dapat uang. Apa yang kiranya akan terjadi? Palingan ya, simbah saya akan mengajak mereka basa-basi sampai lupa. Ketika mereka hendak pamit pulang, simbah saya akan mendoakan.

Kalau ditanya, “Mana fitrahnya?”

Simbah palingan menjawab, “Nunggu fitrah dari Bapak-Ibumu.”

Nah, kalau jawabannya sudah seperti itu, tandanya simbah saya sudah capek segala-galanya.

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: BudayaBudaya IndonesiaLebaranSilaturahmi
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

Kasta Biskuit dalam Sekaleng Khong Guan: Mana yang Kamu Makan Duluan? terminal mojok.co

Kasta Biskuit dalam Sekaleng Khong Guan: Mana yang Kamu Makan Duluan?

20 April 2021
Mencuci Piring Saat Lebaran, Kegiatan yang Perlu Dihindari

Mencuci Piring Saat Lebaran, Kegiatan yang Perlu Dihindari

23 April 2023

5 Hal yang Bikin Saya Nggak Jadi Batalkan Puasa Ramadan Saat Kecil. #TakjilanTerminal45

9 Mei 2021
Budaya di FBSB UNY: Sekadar Tambahan Nama atau Beneran Punya Makna?

Budaya di FBSB UNY: Sekadar Tambahan Nama atau Beneran Punya Makna?

9 April 2025
4 Rekomendasi Toko Kue Lebaran di Shopee Terminal Mojok.co

4 Rekomendasi Toko Kue Lebaran di Shopee

19 April 2022
kafir

Nonton Drama Korea tidak Termasuk Bagian dari Kafir

10 September 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.