Yamaha Fazzio, bisa dibilang, adalah calon penguasa jalanan. Matic yang dibuat sebagai musuh Scoopy ini memang tak bisa dipandang remeh. Tampilan warna, desain, hingga teknologi, motor ini punya semua.
Ditambah lagi Fazzio ini merupakan skutik pertama yang menyematkan sistem hybrid yang membantu akselerasi. Dah, Yamaha kali ini nggak kaleng-kaleng bikin produk.
Namun saya di sini tidak akan membahas segala hal terkait spesifikasi atau pun konsumsi bahan bakar karena sudah banyak yang membahas. Saya justru akan membahas sisi estetika dari motor Fazzio ini bahwa sebenarnya merupakan motor yang modif-able banget.
Daftar Isi
Bodi Yamaha Fazzio yang begitu berwarna
Fazzio itu totok-nya—ibarat kalau di mainan Tamiya bagian atas yang buat penutup sasis—colorfull banget. Ada merah, hijau (best seller), putih tulang dan hitam, itu untuk jenis Neo. Kalau Lux hanya ada dua varian warna, silver doff dan hitam doff. Selain penuh warna, juga banyak bagian-bagian dari yang berwarna itu yang terbuka, maksudnya mudah untuk gonta-ganti warna, juga lebih luas area yang berwarna dengan area yang hitam.
Yamaha Fazzio sepertinya memilih jalannya sendiri dan memilih untuk tidak seperti skutik-skutik yang lain. Matic lain, bagian warnanya sedikit dan terkadang memaksa untuk terlihat aerodinamis, seperti motor Honda BeAT yang banyak lekukan runcing.
Kesan seperti ini juga sebenarnya dimiliki oleh motor Vespa, bedanya kalau Vespa rasanya sayang kalau body-nya dicorat-coret karena mahal. Sedangkan Fazzio karena tak semahal motor dari Italia tersebut, maka sangat ikhlas untuk dicorat-coret.
Vespa lite versi Jepang
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, secara desain memang Yamaha Fazzio ini mengiblat ke Vespa. Hal ini bisa dibuktikan dengan lampu depan yang ada di stang bukan di area bawah stang yang biasanya untuk dudukan plat nomor.
Makanya bisa dikatakan kalau Fazzio ini berada di posisi tengah-tengah antara Mio dan Filano dengan menggantikan Fino. Meskipun tidak semirip Filano yang vibes-nya Vespa sekali, Fazzio justru memiliki desain yang unik dengan kesan retro yang berbeda dengan motor skutik mana pun. Memang kesan awal pasti akan merasa aneh dengan melihat desain Fazzio, tapi lama-kelamaan menjadi lucu dan unik.
Berkat menjadi “anak tiri” dari Vespa, maka segala macam modifikasi yang dilakukan di Vespa juga bisa diterapkan di Fazzio. Misalnya dengan memasang rak besi di depan tepat di atas dudukan plat, biasanya ditambahi beberapa lampu tambahan banyak ala Mods di Inggris yang populer pada tahun 1960-an sebagai bentuk protes karena pemerintah Inggris mewajibkan untuk memasang spion, jadi sekalian aja dipasang seabrek. Untuk lampu-lampu yang banyak juga, sebagai bentuk protes karena minimnya penerangan lampu di jalan-jalan pada saat itu.
Bisa juga dipasangi sidecar/sespan di bagian samping motor untuk tambahan penumpang sehingga kalau digunakan untuk touring akan terasa lebih nyaman. Cuman resikonya kalau dipasangi sespan ini bakal susah buat selap-selip di jalan. Tapi setidaknya lebih safety daripada Vespa versi punk jalanan yang lebarnya hampir sama dengan truk kontainer.
Hikmah dari shock yang keras
Yamaha Fazzio ini memang punya buanyak hal positif. Tapi tetap saja, semua ada kekurangannya, dan Fazzio tak luput dari ini. Shockbreaker Fazzio kerasnya minta ampun dan sama sekali nggak nyaman.
Saya pernah ke Kebun Teh Kaligua yang terletak di Brebes. Kebetulan jalur yang saya lewati karena memakai bantuan Google Maps diarahkanlah ke rute yang tercepat. Iya sih cepet, tapi terjalnya na’udzubillah. KLX pun sepertinya ampun-ampunan kalau lewat jalur itu.
Walhasil, shock standar bagian belakang yang saya pakai pun langsung bocor karena dibuat boncengan dengan istri saya lewat jalur off road itu. Saya pun langsung menggantinya dengan shock KTC Racing yang harganya murah dan terlihat mahal karena ada tabung berfungsinya. Memang sudah lama saya ingin mengganti shocknya biar lebih nyaman dikit, tapi kok sayang juga kalau ngga rusak tiba-tiba diganti. Ternyata ini momentumnya minta diganti.
Jadi karena shock standarnya yang begitu keras sehingga membuka lebar-lebar pintu untuk modifikasi shock biar lebih empuk, nyaman, dan tentunya estetik. Coba aja kalau shock bawaannya empuk dan enak, pasti males mau gonta-ganti. Apalagi buat kaum mendang-mending kaya saya.
Kalau kalian punya Fazzio, percayalah akan sangat mubazir jika disetel standaran aja, padahal celah modif yang begitu bejibun ada di tubuh Fazzio. Seolah-olah dari ujung spion depan sampai ujung ban belakang terlentang menawarkan diri untuk dimodifikasi.
Tapi ya, itu kalau kalian punya duit. Kunci dari segala hal di dunia ini memang pada akhirnya adalah uang.
Penulis: Muhamad Firdaus
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Yamaha Fazzio Cuma Sebatas Skutik Spek Orang Manja