Hidup di Jakarta itu sudah penuh cobaan. Macet, polusi, banjir, sampai cicilan KPR. Nah, di tengah penderitaan itu, warga Jakarta jelas butuh liburan. Masalahnya, buat warga dengan dompet pas-pasan, pilihan liburan di sekitar Jakarta itu ibarat lagu lawas: itu-itu saja, muter di situ-situ lagi. Dan jawaban klasiknya, ya, Puncak Bogor.
Tiap kali long weekend, seolah-olah seluruh warga Jakarta kompak seperti barisan pengajian. Berbondong-bondong menuju Puncak. Jalanan padat, villa penuh, jagung bakar laris, sate kelinci jadi komoditas strategis.
Masalahnya, saya ini sudah bosan. Saya bingung, sebenarnya kalau nggak ke Puncak Bogor, warga Jakarta bisa liburan ke mana lagi?
Pantai Ancol: opsi selain Puncak yang murah, tapi rasanya lebih ke taman hiburan
Pilihan pertama selain Puncak tentu saja Ancol. Tiket masuknya masih relatif terjangkau, bisa bawa keluarga, bisa main pasir, bisa foto-foto ala turis.
Tapi mari kita jujur. Pantai Ancol itu lebih cocok disebut kolam raksasa dengan dekorasi pasir ketimbang pantai tropis. Ombaknya anteng, lautnya kadang warnanya ambigu. Mau renang? Mending pikir dua kali.
Meski begitu, banyak juga yang tetap hepi ke Ancol. Ya iyalah, daripada bengong di rumah. Setidaknya bisa dapat suasana “beach vibes” walau tipis-tipis.
Ragunan: wisata murah plus nonton hewan yang nasibnya sama-sama capek
Alternatif lainnya selain Puncak Bogor adalah Kebun Binatang Ragunan. Tiketnya murah meriah, hanya belasan ribu. Di sana, kita bisa lihat gajah, orangutan, harimau, sampai burung merak.
Masalahnya, kalau musim libur, Ragunan itu penuh banget. Isinya bukan cuma binatang, tapi juga manusia yang jumlahnya lebih padat daripada kandang kera. Saking ramainya, kadang saya merasa pengunjunglah yang sebenarnya dipajang. Sementara hewan-hewan itu justru bengong melihat kita.
Tapi ya, setidaknya di Ragunan kita bisa piknik sederhana, bawa bekal nasi uduk, gelar tikar, lalu nonton monyet yang kelakuannya kadang lebih waras daripada netizen.
Kota Tua: wisata foto, bukan wisata dompet
Kota Tua juga sering dijadikan pelarian selain Puncak Bogor. Gratis masuknya, paling bayar parkir liar dan mungkin tiket masuk museum yang nggak seberapa. Bangunan kolonialnya bagus buat foto.
Tapi kalau tujuan liburan kita biar pikiran tenang, Kota Tua jelas bukan solusi. Bayangkan, kita liburan ke tempat yang penuh orang jualan, pengamen, plus suhu terik matahari. Alhasil, pulang-pulang bukannya segar, malah gosong.
Pulau Seribu: indah, tapi ongkos kapalnya bikin seribu kali pikir
Kalau ingin agak niat cari alternatif selain Puncak Bogor, Pulau Seribu bisa jadi pilihan. Pemandangannya indah, pantainya beneran pantai, bisa snorkeling, bisa mancing.
Masalahnya, ongkos kapal dan akomodasinya kadang bikin mikir seribu kali. Buat warga dompet tipis, ini bukan “Pulau Seribu”, tapi “Seribu Alasan Buat Nggak Jadi Pergi”.
Jadi, liburan ideal warga Jakarta yang pas-pasan selain Puncak itu di mana?
Kalau dipikir-pikir, warga Jakarta dengan uang terbatas seakan tidak punya banyak pilihan. Ujung-ujungnya ya balik lagi ke Puncak Bogor. Macet, sumpek, tapi tetap ramai.
Mungkin sebenarnya liburan paling realistis untuk warga Jakarta pas-pasan itu adalah staycation di rumah sendiri. Matikan notifikasi WhatsApp kantor, buka kipas angin kencang-kencang biar berasa sepoi-sepoi, rebahan sambil nonton Netflix bajakan.
Murah, tidak perlu macet, dan yang paling penting: tidak ada risiko dompet jebol.
Karena pada akhirnya, buat warga Jakarta pas-pasan, liburan bukan soal lokasi, tapi soal ilusi. Ilusi bahwa hidup sebentar bisa lebih ringan, meski besok pagi tetap harus menghadapi macet di TB Simatupang lagi.
Penulis: Adly Febrian
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Puncak Bogor: Tempat Healing yang Bisa Bikin Kamu Sinting
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.



















