Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan Terminal Mojok.co kudus

Warga Ibu Kota, Nggak Perlu Nyinyir kalau Orang Daerah Antre Mie Gacoan (Akun Instagram Mie Gacoan)

Beberapa waktu lalu, saya menonton sebuah video soal ramainya orang-orang yang antre saat Grand Opening Mie Gacoan di salah satu kota di Jawa Tengah. Saya tak ingin berkomentar banyak mengenai isi dari video tersebut. Namun, yang cukup saya sayangkan adalah komentar warganet atas video tersebut.

Banyak tanggapan kurang baik netizen, khususnya netizen yang berasal dari ibu kota. Menurut saya, komentar tersebut sangat mendiskreditkan orang daerah. Inti dari komentar negatif dari warganet tersebut adalah mempertanyakan: kenapa banyak orang daerah yang rela antre sampai berdesak-desakan hanya untuk mie yang rasanya biasa saja?

Gerai Mie Gacoan (Akun Instagram Mie Gacoan)

Sebagai orang daerah, komentar pedas tersebut memang terasa tidak nyaman. Sebetulnya, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh warga ibu kota daripada sibuk nyinyirin orang daerah yang memilih untuk antre Mie Gacoan. Berikut di antaranya.

#1 Ukuran kebahagian setiap orang berbeda

Mungkin bagi warga ibu kota, makan di tempat-tempat keren macam Lawless Burgerbar dapat memberikan kesenangan dan kebahagian tersendiri. Akan tetapi, bagi kami yang orang daerah, dapat mencicipi Mie Gacoan yang kerap berseliweran di media sosial saja sudah begitu menyenangkan. Lagian, bahagia itu kan sederhana, ngapain kalian mengusik kebahagiaan orang lain, sih? Emangnya kalian kurang bahagia, ya?

#2 Kelakuan warga ibu kota lebih parah

Kenapa saya berani mengatakan bahwa kelakuan warga ibu kota itu lebih parah? Pasalnya, mereka juga pernah ramai-ramai mengantri di McDonald’s Sarinah yang mau ditutup. Hal itu diperparah karena kondisi pada saat itu sedang genting-gentingnya pandemi Covid-19 dan jumlah kasus perharinya terus naik. Itu kurang parah apalagi coba? Melanggar protokol kesehatan hanya demi kepentingan nostalgia pribadi? Hah?

#3 Warga ibu kota melakukan hal serupa

Apakah kamu tahu tentang Subway? Itu loh restoran sandwich waralaba yang berasal dari Amerika Serikat. Subway ada di Indonesia sejak 1990-an, tapi terpaksa hengkang dari Indonesia pada era 2000-an. Baru pada akhir tahun lalu, Subway hadir kembali di Indonesia.

Subway (Shutterstock.com)

Lantas, bagaimana respons warga ibu kota setelah Subway buka kembali di Indonesia? Tentu saja, mereka langsung berbondong-bondong mengantre untuk membeli berbagai menu dari Subway. Kalau sudah begitu, apa bedanya dengan orang daerah yang mengantre saat grand opening Mie Gacoan?

#4 Nggak semua brand makanan jualan di daerah

Bagi kalian yang tinggal di daerah Jabodetabek, banyak-banyakin bersyukur karena kalau mau beli berbagai macam makanan yang ngetren di media sosial jaraknya tidak terlalu jauh. Sedangkan kami orang-orang yang ada di daerah harus ke kota-kota besar hanya karena ngiler pengin nyobain makanan yang sedang dibicarakan banyak orang di media sosial. Sebab, tak semua brand makanan memiliki cabang di hampir seluruh kabupaten atau kota di Indonesia, seperti Indomaret dan Alfamart.

#5 Orang daerah cuma ngikutin tren yang sudah ada

Pemandangan antrean panjang Mie Gacoan, saya rasa bukan hanya terjadi di daerah-daerah pinggiran. Beberapa kota besar seperti Yogyakarta yang jumlah gerai Mie Gacoan-nya lebih dari satu, masih saja cukup mengular untuk antre membeli seporsi mi ini. Jadi, ini bukan suatu pemandangan yang sangat aneh apabila ada banyak orang yang ingin mengantre mi hits ini. Orang daerah itu cuma melihat dan ngikutin tren antre beli Mie Gacoan yang telah ada di kota-kota besar, kok.

#6 Belinya pakai uang dan tenaga sendiri

Adonan mi (Unplash.com)

Saya mau tanya buat warganet ibu kota yang nyinyirin orang daerah yang antre berdesakan beli Mie Gacoan. Apakah mereka itu belinya pakai uang Anda? Apakah tenaga yang dikeluarkan untuk mengantre itu pinjam tenaga Anda? Nggak, kan? Kalau nggak, jangan capek-capek ngurusin urusan orang daerah, deh. Lebih baik energi kalian digunakan untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah macet dan banjir yang kerap dialami warga ibu kota. Itu pasti lebih bermanfaat.

Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Audian Laili

BACA JUGA Borok Mie Gacoan Dibongkar: Sungguh Suara Ojol, Suara Tuhan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version