Waduk Cengklik Boyolali, Tempat Indah yang Kerap Dinodai Manusia Tanpa Otak

Waduk Cengklik Boyolali, Tempat Indah yang Kerap Dinodai Manusia Tanpa Otak

Waduk Cengklik Boyolali, Tempat Indah yang Kerap Dinodai Manusia Tanpa Otak (Pixabay.com)

Waduk Cengklik Boyolali, beberapa waktu ini mengalami perubahan dalam hal pariwisata. Waduk yang letaknya tidak jauh dari Bandara Adi Sumarmo, Boyolali ini mendapat atensi dari masyarakat Solo dan sekitarnya setelah Waduk ini bersolek.

Dalam hal pengunjung, bisa dipastikan pada saat sore hari wilayah waduk ini tidak pernah lepas dari keramaian. Mulai dari jalan menuju waduk, hingga objek utama yang berada di atas bendungan waduk tersebut, dipenuhi manusia pemburu sore.

Terlebih kini banyak kafe berdiri meramaikan Waduk Cengklik Boyolali. Apalagi view yang ditawarkan berhadapan langsung dengan pemandangan Gunung Merapi dan Merbabu. Sudah sangat mirip dengan objek andalan menggambar pemandangan pada umumnya.

Namun, saking ramainya destinasi ini, banyak para pengunjung yang keburu FOMO duluan hingga bikin resah pengunjung lainnya, apalagi di objek utama bernama Bendungan Waduk Cengklik.

Biar lebih tahu gambarannya, objek wisata ini terletak di atas bendungan waduk. Jadi pada pembatas antara air dengan bendungan itu, terdapat jalan setapak yang digunakan untuk nyantai para pengunjung,

Setidaknya ada beberapa pengunjung rese yang bikin saya kurang khidmat memaknai matahari tenggelam layaknya anak senja di sore hari.

Sampah di Waduk Cengklik

Sampah yang mengambang mengikuti ke mana air Waduk Cengklik bergerak adalah hal yang bikin saya begitu sedih.

Entah apa yang ada di benak pengunjung tolol yang sengaja buang sampah ke Waduk. Padahal tempat sampah tersedia, bisa berjalan beberapa meter untuk membuang sampah. Kenapa harus dibuang ke air?

Eceng gondok yang mengambang pun tak luput jadi pemberhentian sampah yang salah tempat. Ah, pedihnya.

Sekumpulan ABG norak

Hal yang bikin saya males berkunjung ke Bendungan Waduk Cengklik lagi adalah begitu banyak gerombolan ABG norak.

Sebenarnya lumrah saja mereka norak, toh, masih remaja. Remaja dan kebodohan itu adalah satu paket. Masalahnya adalah, mereka mengganggu pengunjung lain. Dan sialnya, saya adalah salah satu korbannya.

Yang saya alami sebenarnya klasik. Ketika saya melewati sekumpulan umbi-umbian norak tersebut, saya dipanggil-panggil, lalu setelah saya noleh, mereka tertawa. Kesannya sepele memang, tapi bukan berarti hal itu sepele untuk banyak orang.

Saya merasa terganggu. Saya nggak tahu kenapa ditertawakan, dan itu bikin saya nggak nyaman. Sejak saat itulah, saya males main ke Waduk Cengklik Boyolali lagi.

Ini bisa jadi peringatan buat kalian, bergerombol itu nggak masalah, tapi kalau jahil, itu norak. Kecuali kalian fetish-nya adalah jadi norak, harusnya kalian tak melakukan itu.

Pesepeda beban di sepanjang jalan setapak

Hal yang bikin resah selanjutnya adalah keberadaan para pesepeda yang melintas di Jalan setapak bendungan. Pada weekend, banyak sekali komunitas pesepeda bapak-bapak yang menjadikan destinasi Waduk Cengklik ini sebagai tempat beristirahat.

Masalahnya, terkadang ada yang bersepeda di jalan setapak waduk. Padahal di sepanjang jalan tersebut banyak sekali para pejalan kaki dari berbagai kalangan usia. Gila, nggak malu apa?

Ini jelas-jelas bentuk arogansi. Sekarang, bayangin. Anda lagi menapaki jalan sembari menikmati suasana Waduk Cengklik, tiba-tiba disalip sepeda DI JALAN SETAPAK. Kalau nggak arogan apa itu namanya?

Oh, iya, goblok.

Botol miras berserakan di Waduk Cengklik

Suatu ketika saat saya main ke Waduk Cengklik, saya menemukan bau yang tidak sedap di dekat pintu air bendungan. Setelah saya selidiki, terdapat bekas botol mineral bekas miras dan gelas plastik yang berserakan di semak-semak. Bau yang ditimbulkan sangat menyengat, padahal di dekat pintu air itu merupakan akses untuk naik ke atas bendungan

Selain itu, di WC yang disediakan di waduk cengklik ini kondisinya sangat mengenaskan. Bau pesing sampai-sampai tercium di warung paling dekat dengan WC. Padahal kondisi fisik dan ketersediaan air juga lumayan baik. Asumsi saya tentang timbulnya bau pesing tersebut yha siapa lagi kalo bukan ulah pengunjung Waduk Cengklik sendiri.

Hal tersebut diperkuat juga dengan puntung rokok yang berceceran di dalam kamar mandi tersebut. Sudah bisa ditebak dah kelakuan para pengguna WC tersebut

Itulah tadi keresahan saya dengan para pengunjung bebal yang berdampak langsung terhadap keindahan Waduk Cengklik. Sekali lagi kalo memang mau berkunjung ke Waduk Cengklik ini jangan begajulan. Anggap Waduk ini adalah tempat simulasi ngapel ke rumah gebetanmu.

Biar apa? Biar nggak goblok kalian.

Penulis: Fajar Novianto Alfitroh
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Tempat Wisata Gratis di Boyolali yang Wajib Dikunjungi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version