Drama Korea berjudul Start-Up saat ini lagi digandrungi banget. Drama yang sekarang baru jalan 6 episode ini dibintangi aktor-aktor muda ternama Korea seperti Bae Suzy, Nam Joo Hyuk, Kim Seon Ho, dan Kang Hanna.
Buat penggemar drakor, drama ini patut ditonton. Pasalnya, drama ini mengangkat tema yang relate banget sama kehidupan anak muda. Drama ini menceritakan kisah perjuangan orang-orang membangun perusahaan start-up. Pun berkisah tentang usaha-usaha mewujudkan impian itu sendiri.
Cerita dibuka dengan kisah sebuah keluarga sederhana: Seo Dalmi yang diperankan Bae Suzy sebagai adik, Seo In Jae yang diperankan oleh Kang Hanna sebagai kakak, Cha Ah Hyun yang diperankan oleh Song Seon Mi sebagai ibu, dan Seo Chung Myung yang diperankan oleh Kim Joo Hun sebagai sang ayah. Lantaran kesulitan finansial, orang tua Dal Mi dan In Jae pun bercerai. Dal Mi ikut ayahnya. Sementara In Jae ikut ibunya yang pindah ke luar negeri dan menikah lagi sehingga marga In Jae berubah menjadi Won mengikuti marga ayah tirinya.
Dikisahkan kalau kehidupan Dal Mi dan In Jae sangatlah kontras. Setelah ditinggal sang ayah, Dal Mi hidup sangat sederhana dengan neneknya. Sementara, In Jae hidup mewah bahkan memimpin perusahaan ayahnya.
Di luar kehidupan Dal Mi dan In Jae, ada dua karakter utama lain, yakni Nam Dosan yang diperankan oleh Nam Joo Hyuk dan Han Ji Pyeong yang diperankan oleh Kim Seon Ho. Nah, untuk hubungan keduanya dengan Dal Mi memang agak rumit. Bagi yang belum nonton saya sarankan buat nonton dulu. Intinya, Han Ji Pyeong adalah anak yatim piatu yang turned out to be sukses banget di dunia bisnis. Sementara itu, Nam Dosan adalah jenius matematika yang jadi otak Samsan Tech, sebuah start-up teknologi.
Nah, kalau udah nonton pasti kita tahu sifat yang beragam dari keempatnya. Sifat-sifat itu juga lahir dari kehidupan masa kecil dan lingkungan mereka dibesarkan. Perbedaan sifat yang agaknya mencolok dari keempatnya adalah kadar sikap/sifat realistis. Kalau kata M. Farid Hermawan di tulisannya, realistis seolah menjadi sumbu tengah antara optimis dan pesimis. Yap, berkebalikan dengan idealis, orang yang realistis cenderung dapat bersikap secara logis berdasarkan situasi yang ada.
Dari keempat karakter utama itu, saya akan coba mengurutkan mana yang paling realistis sampai yang paling tidak realistis. So, here is the list.
#1 Han Ji Pyeong
Menjalani masa kecil yang tidak menyenangkan sebagai anak yatim piatu membuat Han Ji Pyeong tumbuh menjadi pribadi yang sangat realistis. Usai keluar dari panti asuhan, Ji Pyeong bertemu dengan nenek Dal Mi. Sang nenek membantu Ji Pyeong hingga Ji Pyeong bisa berinvestasi lewat rekening yang dibuka nenek Dal Mi. Si jenius investasi itu kemudian merantau ke Seoul dan sukses menjadi seorang pebisnis.
Lelaki berlesung pipi ini bersikap tegas, contoh leader yang sangat realistis. Ia cenderung blak-blakan dan menyampaikan penilaiannya secara jujur. Saat melihat profil Samsan Tech, Ji Pyeong menyampaikan kalau Samsan Tech masih banyak kekurangan, terutama nggak menariknya start-up ini di mata investor. Ji Pyeong juga mengomentari Dal Mi yang kurang kompeten saat Dalmi jadi CEO Samsan Tech di kompetisi Sandbox. Ia juga “menyerang” bawahannya (Park Dong Chun) saat presentasi bersama SH Venture Capital. Meski terkesan bermulut tajam, Ji Pyeong hanya bersikap jujur dan realistis yang semuanya itu demi kebaikan bersama. Nggak heran kalau doi bisa bertahan di dunia bisnis.
#2 Won In Jae
Pernah merasakan hidup di keluarga sederhana yang ditimpa kesulitan keuangan, In Jae sebagai anak pertama punya tekad untuk hidup lebih baik. Hal itu ia tunjukkan saat ia memilih tinggal bersama ibunya. Usai mendapatkan ayah tiri yang sangat kaya, In Jae pun hidup dalam kehidupan yang diimpikannya.
Sikap realistis In Jae terlihat saat ia “bersaing” dengan Dal Mi. In Jae kerap memberi saran pada Dal Mi supaya nggak gegabah mengambil keputusan. Pun supaya adiknya itu memandang impiannya secara realistis. Meskipun kesannya “mematahkan” harapan Dal Mi, tapi kalau dilihat-lihat lagi, ucapan In Jae itu ada benarnya.
#3 Seo Dal Mi
Dipecut pengalaman yang struggling, Dal Mi menjadi orang yang sangat optimistis. Ia menggantung impiannya tinggi-tinggi. Keinginannya untuk sukses kentara di sepanjang drama. Sikap optimis dan pantang menyerah yang dimiliki Dal Mi memang patut diacungi jempol. Sayang, kadang Dal Mi menjadi karakter yang kurang realistis.
Dibutakan dengan persaingan dengan sang kakak, Dal Mi kadang bikin janji yang kurang masuk akal. Padahal lebih mantap kalau Dal Mi nggak janji-janji dulu. Paham sih, apa yang dilakukan Dal Mi sebenernya untuk menunjukkan sisi terbaik dirinya di depan kakak dan ibunya. Namun, coba dipikir sekali lagi, kalau (amit-amit) Dal Mi gagal, bukannya rasanya lebih menyakitkan? Kayaknya Dal Mi perlu berguru sama Ji Pyeong deh supaya makin realistis (uhuk-uhuk).
#4 Nam Dosan
Voila, inilah karakter yang sifatnya paling nggak realistis di drama Start-Up. Nam Dosan tumbuh sebagai anak jenius matematika menyaingi anak-anak yang lebih tua darinya. Ia pun sering memenangkan kompetisi. Kepintarannya itu sebenernya modal berharga untuk mewujudkan impiannya membangun start-up aplikasi hi-tech.
Sayangnya, Do San nggak bisa mengemas produk aplikasi Samsan Tech menjadi produk yang profitable dan menarik di mata investor. Terbukti saat para investor mendatangi Samsan Tech. Dosan kesulitan saat ditanya bagaimana nanti produknya menghasilkan laba/profit. Dua tahun Dosan membangun Samsan Tech seharusnya membuat Dosan berinovasi. Mencoba mencari tahu kekurangan produk atau cara kerjanya. Di sini kita bisa melihat kalau Dosan bersikap kurang realistis. Ia hanya peduli pada produknya, tapi tidak pada pemasarannya.
Itulah empat karakter utama drama Start-Up dengan kadar sifat realistis yang berbeda-beda. Keempatnya punya impian masing-masing dan tentu saja jalan hidup masing-masing. Untuk mencapai impian itu, keempatnya saling bersinggungan satu sama lain. Last but not least, drama ini cocok ditonton buat siapa pun yang ingin menumbuhkan kembali semangat dalam diri. Selamat menonton.
BACA JUGA Rekomendasi 15 Drama Korea Terbaik Sepanjang Masa dan tulisan Maria Monasias Nataliani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.