Mustahil UNS Menyediakan Sepeda Listrik seperti UI, Bus Kampus dan Mobil Listrik Saja Jadi Pajangan

Mustahil UNS Menyediakan Sepeda Listrik seperti UI, Bus Kampus dan Mobil Listrik Saja Jadi Pajangan

Mustahil UNS Menyediakan Sepeda Listrik seperti UI, Bus Kampus dan Mobil Listrik Saja Jadi Pajangan (unsplash.com)

Artikel yang ditulis Mbak Dinar Maharani tentang fasilitas sepeda listrik di UI memacu saya menulis artikel ini dan untuk membedah fasilitas transportasi seperti bus dan mobil listrik di kampus saya, UNS. Tentu saja sepeda listrik bukan fasilitas transportasi di kampus kami. For your information, kampus utama UNS yang berada di Kentingan memiliki luas 65,5 hektare. Ya bisa dibilang cukup luas bila dibandingkan dengan beberapa universitas di Kota Solo.

Lahan UNS sebesar itu tentu cukup menyulitkan mahasiswa yang tidak memiliki transportasi pribadi untuk bepergian ke sana kemari. Walaupun jarak antarfakultas tidak melulu jauh, tapi jika sedang diburu waktu, jalan kaki bukan pilihan yang tepat.

UNS memberikan fasilitas transportasi berupa bus kampus dan mobil listrik

Untungnya UNS mendengarkan keluhan mahasiswanya dengan memberikan fasilitas transportasi kampus berupa bus dan mobil listrik. Tujuannya agar memudahkan mobilisasi civitas akademika dan mahasiswa UNS dari fakultas satu ke fakultas lain atau dari gerbang utama ke fakultas.

Bus UNS diluncurkan perdana pada tahun 2011. Saat itu pihak kampus mengenakan tarif seribu rupiah per penumpang. Menurut beberapa sumber, bus pertama tersebut kerap wira-wiri mengantar penumpang di dalam kampus hingga dibangunlah halte bus di beberapa titik lokasi di dalam UNS.
Banyak sumber juga mengatakan bahwa UNS pernah menerima bantuan bus listrik dari Kemenristek tahun 2014. Salah satu tujuannya untuk mendukung program green campus yang telah dirancang oleh UNS.

Selain itu, pada tahun 2020 lalu, BNI menghibahkan 1 unit bus dan pada tahun 2021, UNS kembali mendapatkan hibah dari Bank Mandiri yaitu berupa 4 unit mobil listrik yang bentuknya menyerupai golf cart. Kalau dilihat-lihat, sudah begitu banyak moda transportasi di kampus ini.

Bak belum puas, baru-baru ini UNS menambah armada bus berwarna biru. Bus biru ini berkapasitas 28 penumpang dan tidak memungut biaya alias gratis. Aktivitas operasionalnya hari Senin sampai Jumat pukul 07.30-16.00. Bahkan ketika pelaksanaan hari Jumat Bebas Emisi (hari bebas polusi udara setiap Jumat minggu pertama), bus ini tetap beroperasi melayani mahasiswa. Kalau kata UNS sih begitu.

Fasilitas bus dan mobil listrik nyatanya tidak digunakan semestinya

Kenyataannya, fasilitas bus dan mobil listrik ini tidak digunakan dengan semestinya. Saya sangat jarang bahkan hampir tidak pernah melihat bus kampus melintas mengantar mahasiswa. Yang saya ketahui adalah bus dan mobil listrik ini sering digunakan untuk mengantar orang-orang tertentu seperti dosen dan tamu penting.

Pernah di suatu hari Jumat Bebas Emisi, saya berjalan dari FISIP menuju FEB, fakultas saya. Di tengah perjalanan, saya melihat beberapa dosen menaiki mobil listrik sambil asyik bercengkerama. Melihat pemandangan itu saya jadi mikir, apakah memang haram hukumnya jika mahasiswa yang menaikinya? Kok seolah kendaraan elite untuk golongan elite saja, ya?

Mungkin banyak yang bilang “Mahasiswa kan masih muda, masa jalan kaki saja nggak kuat?” Hadeh, sesekali mahasiswa ingin merasakan sensasi naik mobil listrik juga kali. Toh katanya melayani mahasiswa, tapi kok tidak terlaksana?

Dan mana yang katanya bus UNS boleh melintas saat hari Jumat Bebas Emisi? Nggak pernah ada tuh. Padahal terdapat fakultas yang jaraknya cukup jauh dengan tempat parkir motor yang tersebar di beberapa titik saja. Jarak jauh pun ditrabas mahasiswa walaupun sampai kelas agak sambat. Halte bus yang dibangun di mana-mana pun nggak ada faedahnya, malah pada karatan. Buat apa halte kalau busnya tidak pernah singgah?

Terus kalau nggak rutin beroperasi, bus dan mobil listriknya buat apa? Ya buat pajangan saja, hitung-hitung memperindah suasana di UNS. Saya pun pernah memergoki mobil listrik ini hanya terparkir di area belakang kampus, diam menunggu tamu-tamu kehormatan datang.

Memberi jadwal operasional dan rute perjalanan transportasi kampus

UNS perlu mengambil sikap terkait fasilitas transportasi kampus ini. Mungkin ketakutan UNS adalah kurangnya minat dan atensi mahasiswa mengakses bus dan mobil listrik.

Beberapa cara yang dapat ditempuh pihak kampus yaitu memberikan sosialisasi terkait penggunaan fasilitas transportasi UNS dan mengaktifkan kembali halte bus dengan memberi jadwal, jam operasional, dan rute perjalanan. Selain itu, kemudahan akses dan pembuatan strategi marketing yang jitu akan menarik minat para mahasiswa menggunakan alat transportasi UNS. Misal tiap penumpang yang naik bus atau mobil listrik berhak mendapatkan voucher makan siang gratis di kantin, misalnya lho ya.

Harapan saya sebagai mahasiswa adalah bus dan mobil listrik UNS bukan jadi barang mewah yang hanya digunakan oleh beberapa kalangan. Mahasiswa layak memperoleh pelayanan serupa karena kami adalah penyumbang terbesar untuk pengadaan fasilitas-fasilitas kampus.

Penulis: Yessica Octa Fernanda
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Sepeda Listrik Nggak Cocok buat Mahasiswa Mendang-Mending di UI karena Mahal dan Nggak Bisa Boncengan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version