Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Underpass Kentungan Memang Bermasalah, tapi kalau Dibilang Nggak Berguna, Itu Kelewatan

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
19 Maret 2024
A A
Underpass Kentungan Jogja, Pengurai Kemacetan yang Kini Terbukti Tidak Ada Gunanya

Underpass Kentungan Jogja, Pengurai Kemacetan yang Kini Terbukti Tidak Ada Gunanya (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kritikan terhadap Underpass Kentungan Jogja makin hari makin kencang. Saking seringnya, jenis kritikan (serta keluhan) makin bervariasi, hingga ada yang dengan gegabah bilang bahwa underpass tersebut nggak ada gunanya.

Bentar. Kalau problematik, saya amat setuju. Kalau tidak berguna, saya menolak betul anggapan ini. Underpass Kentungan, terlepas dari masalah yang ada, bagi saya berguna. Well, setidaknya sebelum motor dilarang lewat bawah. Tapi sekarang pun, saya rasa masih banyak gunanya.

Saya ingat betul masa-masa di mana Underpass belum ada. Dulu saya ngontrak di daerah Monjali. Untuk ke kampus (saya kuliah di UNY), tentu saja saya harus melewati lampu merah Kentungan. Masa-masa itu, macetnya benar-benar gila.

Nah, ketika Underpass Kentungan beroperasi, saya sudah tidak ngekos di situ memang, tapi saya beberapa kali harus ke daerah Monjali dan Jalan Magelang dari arah Condongcatur. Otomatis, saya harus lewat bangjo Kentungan kan. Sejak adanya underpass, perjalanan jadi makin cepat.

Setidaknya, Kentungan tak lagi ditimpa kemacetan dari arah Monjali dan Condongcatur. Waktu tempuh bisa jadi lebih cepat. Apalagi jika tujuannya mau ke Tugu dari arah Concat, lebih enak. Tinggal lewat underpass, sampai bangjo Monjali belok kiri dan lurus. Dulu ya susah.

Underpass Kentungan memang berguna

Saya nggak mau mungkiri, semenjak adanya Underpass, memang kemacetan di bangjo Condongcatur makin nggak masuk akal. Tapi kita bahas itu nanti. Yang jelas, bagi pengendara dari arah barat dan timur, mereka nggak harus kena dua kali lampu merah. Kalau yang dari arah Monjali mau ke Jakal bawah ya tetap kena macet, cuman kan antrenya nggak sepanjang dulu.

Kalau mau jujur-jujuran ya, saya milih ada Underpass Kentungan.

Ini terlepas dari malfunction yang ada lho ya. Kalau itu mah, saya setuju memang harus kritik sekeras-kerasnya. Masak proyek semahal dan selama itu, cacatnya perkara drainase? Kan nggak masuk akal.

Baca Juga:

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

Pengalaman Mengunjungi Tamansari Jogja, Istana Air di Mana Sejarah Kerajaan Berpadu dengan Kehidupan Sosial Masyarakat

Nah, kalau sejak adanya underpass ini kemacetan di Condongcatur menggila, saya bakal setuju. Hanya, ini semata bukan karena underpass-nya, tapi karena ya seperti proyek-proyek di Indonesia pada umumnya: efeknya kayak nggak dipikir di awal.

Kemacetan yang ditimbulkan

Lampu merah Condongcatur itu lama, banget. Nggak selama di Pingit, cuman ya tetep lama. Tentu saja mobil menumpuk di situ, jelas. Tapi sudah tahu tanpa underpass saja macet, kok ya nggak dipikir kudu gimana. Kalau kemacetan di Condongcatur meningkat, ya itu efek yang harusnya dipikir dari awal.

Kudunya gimana emang? Lha mbuh, jangan tanya saya. Wong enek sing ngurusi, kok aku sing ditakoni.

Memang kemacetan di Jogja ini pelik, saya akui itu. Faktornya banyak. Ya dari tata kota yang nggak dipersiapkan untuk menerima populasi sebanyak ini. Kebiasaan manusia yang masih bawa mobil meski cuman dipake sendiri. Trans Jogja yang makin hari makin keliatan nggak berguna. Dan, ya, populasi yang meningkat.

Hal-hal yang saya sebutkan, jelas bukan salah Underpass Kentungan. Saya pikir memang kita nggak boleh gegabah bilang Underpass ini nggak berguna. Justru kebalikannya, sangat berguna. Secara fungsi, ia sudah melakukan yang diamanatkan: mengurai kemacetan, sedikit, setidaknya jauh lebih baik ketimbang sebelumnya.

Memang kelayakannya sih yang perlu dipertanyakan. Kayak banjir, jalanan yang remuk, itu kudu segera diatasi. Melarang motor masuk juga kebijakan yang aneh. Jadi ya, underpass-nya berguna, tapi lain-lainnya ini lho yang perlu diberesi.

Sudah saatnya kita bidik senapan kita ke arah yang tepat. Jangan terbiasa memenggal kepala, padahal yang sakit adalah kakinya. Bisa diobati, asal serius. Underpass Kentungan tak harusnya “dipenggal”, tapi diobati.

Kalau sudah sepakat sama satu hal ini, barulah kita bicara tentang hal ini: mungkinkah “sakit” yang diderita Underpass Kentungan ini akan diobati secara serius?

Saya yakin sih, kalian tahu jawabannya.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Underpass Kentungan Jogja, Pengurai Kemacetan yang Kini Terbukti Tidak Ada Gunanya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Maret 2024 oleh

Tags: condongcaturJogjakaliurangKemacetanmonjaliunderpass kentungan
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

5 Alasan Muntilan Sangat Nggak Cocok untuk Gen Z Mojok.co

5 Alasan Muntilan Magelang Sangat Nggak Cocok untuk Gen Z

10 September 2024
Kerja Part Time di Jogja Adalah Jalan Pintas Menuju Perbudakan, Gaji Setengah UMR pun Nggak Ada! umr jogja gaji di jogja gaji umr jogja

Begini Cara agar Hidup Selamat di Jogja dengan Gaji UMR Jogja 2025: Harus Siap Menderita karena Itu Satu-satunya Pilihan

23 Mei 2025
Kasihan Bantul Terlalu Berbahaya, Sekelas Bodyguard Belum Tentu Berani ke Sana Mojok.co

Kasihan Bantul Terlalu Berbahaya, Sekelas Bodyguard Belum Tentu Berani ke Sana

15 November 2023
5 Terowongan di Jogja yang Menyimpan Kisah Unik hingga Mistis Terminal Mojok

5 Terowongan di Jogja yang Menyimpan Kisah Unik hingga Mistis

13 Januari 2023
Kisah Pasar Ngasem Jogja: Berawal dari Pasar Burung, Gudang Seniman, Sampai Tujuan Sarapan Anak Skena

Kisah Pasar Ngasem Jogja: Berawal dari Pasar Burung, Gudang Seniman, Sampai Tujuan Sarapan Anak Skena

25 April 2024
4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja Terminal Mojok

4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja

29 Mei 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Suzuki S-Presso, Mobil "Aneh" yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

Suzuki S-Presso, Mobil “Aneh” yang Justru Jadi Pilihan Terbaik setelah Karimun Wagon R Hilang

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.