Udahlah, Jangan Berharap Banyak sama ‘Zack Snyder’s Justice League’

Udahlah, Jangan Berharap Banyak sama 'Zack Snyder’s Justice League' terminal mojok.co

Udahlah, Jangan Berharap Banyak sama 'Zack Snyder’s Justice League' terminal mojok.co

Pada 18 Maret 2021, Zack Snyder’s Justice League rilis ditayangkan di layanan streaming HBO Max dan HBO Go. Bagi yang belum tahu, film Justice League yang sempat tayang di bioskop pada 2017 lalu dianggap tidak menampilkan keseluruhan visi dari Zack Snyder, sang sutradara. Maka dari itu muncullah gerakan yang menginginkan untuk dirilisnya visi asli Zack Snyder. Namun, kalau boleh saya pesan, jangan berharap banyak.

Pesan ini saya utarakan terutama bagi mereka yang tidak menyukai film Man of Steel (2013) dan Batman vs Superman (2016). Apalagi yang sudah menonton Batman vs Superman Ultimate Edition (tambahan 30 menit dari durasi rilisan teater), tapi masih tetap tidak suka. Ya sudah, jangan dipaksa, apalagi sampai diniatkan untuk menguji kesabaran.

Kalau sudah tahu tidak cocok, ya sudah, jangan jadi masokis menonton apa yang tidak disukai. Nanti yang ada malah menjelek-jelekan yang belum tentu dipahami karena terlanjur tersulut emosi. Ojo golek masalah, menengo.

Gaya penyutradaraan Zack Snyder memang punya ciri khas tersendiri. Sejauh ini, sudah terbukti ada banyak yang tidak cocok, tapi tentu ada banyak juga yang menyukainya. Film-film Snyder kerap dianggap sebagai dark atau kelam baik secara visual dan cerita. Itulah kenapa DC diidentikan sebagai dark, padahal yang dark gaya film-filmnya Snyder, bukan DC secara keseluruhan.

Rata-rata filmnya pun bertempo lambat dan cenderung berdurasi panjang, terlebih dia adalah sutradara yang suka bermain dengan bahasa visual. Bagi yang tidak menyukainya, gaya visualnya dianggap mementingkan gaya ketimbang substansi. Bagi yang menyukainya, dia dianggap puitis dengan bahasa-bahasa visualnya. Jelas, sebenarnya dari awal, keputusan penunjukan Zack Snyder menahkodai film superhero-superhero ikonik DC adalah aneh, kalau memang tujuan awalnya membuat film popcorn yang menyenangkan.

Namun, satu hal yang saya yakini, dan mungkin rasanya akan disetujui baik bagi mereka yang menyukainya maupun yang tidak menyukainya, film superhero bikinan Zack Snyder tidak ramah buat awam. Mulai dari mengambil arah yang berbeda dengan menunjukkan sisi kelam kehidupan Superman alih-alih memperkenalkan sisi heroik dan hopefull yang dikenal orang pada umumnya. Hingga ia memperkenalkan Batman tua yang agak skeptis sama dunia kriminal yang diperanginya, alih-alih memperlihatkan Batman awal yang dikenal semua orang.

Gaya bercerita ini punya risiko, membuat penonton film umumnya akan kebingungan. Namun, di sisi lain, sebagian fans DC akan mendapat kisah yang mengeksplorasi hal baru untuk diangkat dalam sinema.

Zack Snyder’s Justice League jelas tidak akan menampilkan banyak perubahan secara keseluruhan dengan film Snyder lainnya, Man of Steel atau Batman vs Superman. Dari trailer yang beredar, ia masih menggunakan gaya visual yang sama dan cara bercerita yang sama.

Saya paham kalau banyak yang tidak menyukai gaya Zack Snyder. Namun harus diingat, kehadiran film ini pun berkat fans, entah itu fans Snyder atau sebagian fans DC, yang memperjuangkan ke-eksistensi-an film ini sebagai wujud memperjuangkan visi kreator untuk tidak dijegal seenaknya oleh pihak studio. Dengan kata lain, yang mengharapkan film ini ada, ya banyak juga.

Tentu masih ada banyak omongan miring menyambut film ini seperti, “Memang sudah pasti bagus?” Percayalah, bagi mereka yang memperjuangkan kehadiran film ini, tujuan utamanya bukanlah membuktikan bagus atau tidaknya, tapi memperjuangkan keseluruhan visi seorang kreator. Soal bagus, itu cuma bonus.

Oleh karena itulah, saya mengingatkan untuk tidak berharap banyak pada film ini, terlebih jika Anda sudah tidak suka sejak awal. Namun, bukan berarti kita tidak boleh merayakan kehadiran film ini. Walau bagaimanapun, ini adalah film hasil perjuangan.

Sekali lagi perlu saya ingatkan, bukan bagus atau tidaknya film ini yang jadi sorotan. Akan tetapi, kehadiran film ini saja sudah cukup sebagai bentuk penghormatan kerja keras orang-orang di baliknya. Soalnya bukan apa-apa, sih, film-film DC Extended Universe memang sering bikin PHP.

Sumber Gambar: YouTube Jon Arryn Garza

BACA JUGA Prediksi Alur Cerita Justice League Snyder’s Cut: Knightmare dan Kemungkinan Terjadinya Flashpoint dan tulisan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version