Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Udah Ngotot Pengin Jadi Ketua Organisasi, Pas Dipilih Cuma Ongkang-Ongkang!

Moh Rivaldi Abdul oleh Moh Rivaldi Abdul
20 Maret 2020
A A
Udah Ngotot Pengin Jadi Ketua Organisasi, Pas Dipilih Cuma Ongkang-Ongkang!
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi sebagian mahasiswa, berorganisasi adalah hal keren yang bisa dilakukan saat kuliah. Namun, itu hanya bagi sebagian mahasiswa loh, karena banyak juga kok mahasiswa yang tak ingin berorganisasi. Bahkan jumlah mahasiswa yang tak ingin berorganisasi biasanya lebih banyak daripada yang ingin berorganisasi.

Di kampus saya kuliah dulu, IAIN Gorontalo, misalnya dari 1000-an mahasiswa baru, yang mau ikut organisasi hanya sekitar 200-300an orang saja. Sisanya memilih untuk tak berorganisasi. Mungkin bagi mereka berorganisasi itu tak keren. Lebih keren kalau fokus kuliah, bekerja, atau rebahan saja. Ya, suka-suka mahasiswanya sih, mau milih jalan keren yang bagaimana saat kuliah.

Itu pun setiap mahasiswa yang berorganisasi punya jalan kerennya sendiri. Ada yang merasa keren kalau rajin ikut kajian, sehingga suatu saat nanti bisa ngisi kajian. Ada yang merasa keren kalau sudah bisa turun aksi di jalanan. Ada yang merasa keren kalau setelah pengkaderan nggak muncul lagi, munculnya nanti saja kalau lagi ada aksi turun ke jalan, kan keren bisa teriak-teriak, “Hidup mahasiswa, hidup rakyat!”

Ada yang karena udah senior nih, jadi kerennya pas momen pengkaderan. Di depan calon kader banyak sekali sabda-sabdanya, eh nggak taunya bullshit semuanya.

Dan ada yang merasa keren kalau bisa jadi ketua organisasi. Wihhh, kalau yang ini memang banyak sih yang mandangnya keren, kan jabatan yang diinginkan oleh banyak anggota.

Ya, walaupun sebenarnya tak semua anggota organisasi itu punya hasrat untuk jadi ketua, sih. Pasalnya, setiap anggota punya jalan keren dan dorongan masing-masing dalam berorganisasi. Ada juga yang sebenarnya punya hasrat kuat untuk jadi ketua. Namun, nggak jadi maju mencalonkan diri, sebab dianya tidak percaya diri apa bisa mengemban amanah atau tidak. Ya, baguslah kalau sikapnya seperti itu. Sadar diri, kan?

Eh, kok orang tidak percaya diri dibilang bagus dan sadar diri, sih? Ya, bagus saja, daripada orang yang ngotot ingin jadi ketua organisasi, tapi ujung-ujungnya malah tidak bertanggung jawab, ujung-ujungnya malah nyebarin visi misi yang isinya hanya menjadi bullshit semuanya. Sebab pas sudah jadi ketua, kok ya organisasi nggak diurus dengan baik.

Pas dituntut untuk menggerakkan organisasi dengan baik, eh malah mengeluh, “Saya sudah berusaha, tapi para anggotanya yang nggak mau gerak.” Heyyy, itu risiko loh jadi ketua organisasi. Jangan hanya maunya jadi ketua buat mentereng nama saja di setiap kegiatan. Namun, giliran menggerakkan organisasi–mengajak para anggota untuk bergerak–nggak bisa malah pakai mengeluh lagi.

Baca Juga:

Departemen Kampus yang Sering Menelurkan Anggotanya Menjadi Ketua Organisasi

Visi Misi Calon Ketua Organisasi Mahasiswa Memang Jarang Ada yang Bagus dan Menarik

Memang benar untuk menggerakkan organisasi tak hanya cukup jika ketuanya saja yang bergerak. Namun, sebagai ketua harusnya bisa menjadi contoh atau motivasi bergerak bagi anggota-anggota. Untuk itu ketua harus terus maju tak gentar dalam menggerakkan organisasi dan jangan malah mundur alon-alon.

Menjadi ketua organisasi itu emang asyik. Namun, nggak gampang juga. Percaya deh, banyak nggak asyiknya. Oleh karena itu, kalau mau maju calonin diri jadi ketua, jangan bayangin asyiknya doang. Eh, pas sudah terpilih, merasa sok-sokan karena namanya udah mentereng sebagai ketua organisasi. Pas ketemu yang nggak asyik, malah organisasi dibiarin. Pakai ngeluh lagi, “Saya sudah berusaha loh.”

Hal yang menurut saya sangat halu di kalangan mahasiswa yang katanya para penggerak organisasi, adalah saat pemilihan ketua saling berebut kekuasaan kursi ketua. Mulai dari calon ketua hingga orang-orang yang ngotot sebagai pendukung, semuanya bersikeras memperebutkan kekuasaan. Bahkan tak jarang sampai terjadi insiden bagi-bagi kursi, eh, lempar-lempar kursi. Sampai organisasi yang punya satu tujuan, malah pecah menjadi 2 kubu. Katanya jalan bisa beda, tapi tujuan masih samalah. Hadeeeh, alasan saja.

Saat berebut kekuasaan–berebut posisi ketua–semuanya penuh perjuangan. Eh, pas sudah dapat kekuasaan, ketuanya malah menghilang entah di rimba mana. Dan sialnya tak hanya ketua organisasinya saja yang menghilang, tapi berserta orang-orang yang ngotot mendukungnya. Jiancuk, banget, kan?

Mungkin mereka lagi istirahat, sebab tenaganya sudah habis dalam perebutan kekuasaan–posisi ketua. Jadinya untuk menggerakkan organisasi, sudah tak ada lagi energi yang tersisa.

Ujung-ujungnya yang menjadi korban adalah kader-kader baru, yang masuk organisasi untuk benar-benar berproses, yang ketika direkrut diberi banyak harapan indah. Namun, sayang, proses yang mereka impikan harus kandas karena belum bisa berproses. Sebab ketuanya lagi stay home, takut ke luar ada virus corona.

Berebut kekuasaan ya boleh-boleh saja. Itu bagian dari dinamika dalam berorganisasi. Namun, kalau sudah dapat kekuasaan–sudah jadi ketua–organisasinya jangan hanya dibiarkan saja. Sebagai ketua organisasi, apa pun tantangannya tetaplah harus bisa mengemban tanggung jawab dalam menggerakkan organisasi. Tak boleh mengeluh, sebab kalau ketuanya mengeluh bagaimana dengan anggotanya??!!!

Menjadi ketua harus bertanggung jawab plus harus bisa kuat tanpa keluhan. Kalau tidak bisa gitu, jangan ngotot menjadi ketua. Sebab nantinya hanya akan menelantarkan organisasi dan para kader.

Jika ada organisasi yang tidak jalan karena mungkin ketuanya lagi stay home. Maka anggota-anggota yang masih peduli bisa melakukan gerakan sendiri tanpa harus minta izin ketua. Biar si ketua ini tahu, kalau kalian mau bergerak tanpa harus menunggu instruksinya.

BACA JUGA Aliran-Aliran Senior Organisasi Eksternal yang Betul-Betul Harus Dihindari atau tulisan Moh Rivaldi Abdul lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Maret 2020 oleh

Tags: ketua organisasipemilihan
Moh Rivaldi Abdul

Moh Rivaldi Abdul

Alumni S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo.

ArtikelTerkait

Visi Misi Calon Ketua Organisasi Mahasiswa Memang Jarang Ada yang Bagus dan Menarik terminal mojok.co

Visi Misi Calon Ketua Organisasi Mahasiswa Memang Jarang Ada yang Bagus dan Menarik

9 Februari 2021
Departemen di Kampus yang Sering Menelurkan Anggotanya Menjadi Ketua Organisasi terminal mojok

Departemen Kampus yang Sering Menelurkan Anggotanya Menjadi Ketua Organisasi

18 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.