Zaman sekarang siapa yang nggak suka nyanyi? Entah hasilnya fals atau tidak. Semua orang di era saat ini, sangat hobi bernyanyi. Meskipun tidak selalu melakukannya, setidaknya setiap orang bakalan nyanyi-nyanyi sendiri saat dengerin musik. Apalagi kalau musik yang sedang didengerin adalah lagu favorit.
Seperti halnya setiap orang memiliki lagu favorit, setiap individu sudah dapat dipastikan suka nyanyi. Bisa di kamar, baik kamar tidur atau kamar mandi. Sejauh ini, kamar mandi menjadi tempat favorit buat nyanyi. Semenjak ada tren membawa hape ke kamar mandi yang kebetulan bagus, semakin banyak orang suka menyanyi di kamar mandi.
Tak ayal, kamar mandi jadi tempat karaoke favorit. Alhasil, setiap kali mandi lama banget. Ada beraknya, ada mandinya, dan yang bikin lama, nyanyinya itu loh. Semua pekerjaan tadi dilakukan di satu tempat: kamar mandi.
Biasanya, orang yang bernyanyi di kamar mandi banyak macamnya. Adakalanya bernyanyi seolah-olah sedang manggung dengan memegang gayung yang diibaratkan sebagai mikrofon. Ada pula yang nanyi saja tanpa bantuan gayung. Namun, yang paling keren ada yang nyanyinya pelan-pelan biar orang lain di luar kamar mandi jadi nggak kedengeran.
Seiring kebutuhan pokok yang mahal, dan gajinya segitu mulu, ditambah biaya untuk menyewa ruang karaoke yang lebih baik dialokasikan buat membeli kebutuhan pokok keseharian, menjadikan banyak orang memilih bernyanyi di kamar mandi. Terlebih Kiwari banyak tempat-tempat karaoke yang ditutup paksa—oleh Satpol PP—membuat sebagian orang mengurungkan niatnya untuk bernyanyi secara elegan di tempat karaoke. Andai mau sedikit dibilang keren, tinggal ikutan ajang pencarian bakat.
Well, lantaran terbatasnya akses dan ruang gerak dalam bernyanyi secara bebas. Karena bernyanyi di kamar mandi tak jarang dianggap mengganggu, membuat orang menunggu lama, serta nggak mengikuti anjuran Nabi. Kini berkaraoke sering kali dilakukan di “ruang” yang lain.
Banyak orang, setidaknya teman-teman saya memilih jalan raya sebagai tempat mengetes suaranya. Apakah cukup bagus dan bisa lebih jelas ketika di jalan raya yang ramai ataukah tidak. Maksudnya nyanyi di tengah jalan gitu? Bukan. Dan bukan pula di pinggir jalan.
Tapi yang saya maksud adalah bernyanyi di atas motor atau mobil yang tengah melaju di jalan raya. Saya sendiri sering melakukannya. Teman-teman yang ternyata mengakui kalau nyanyi di atas kendaraan memang asyik betul. Selain bisa buat diri tambah pede, juga bisa mengetes apakah suaranya bisa terdengar di antara bising suara kendaraan.
Sebagian teman saya, banyak yang hobi mendengarkan musik lewat headset sambil naik motor di sepanjang jalan. Saya sendiri bukan tipikal orang yang hobi melakukan hal sama. Saya lebih memilih bernyanyi di jalan raya secara spontan, tanpa sambil dengerin musik apa pun.
Teman yang kebetulan suka dengerin lagu lewat headset sembari mengendarai biasanya bakal joget-joget di atas motor. Walau nggak se-“ekstrim” Pasukan Goyang Dangdut Koplo (PGDK). Lebih seringnya ditunjukkan dengan menganggukkan atau menggelengkan kepala. Apabila musiknya semakin beat, kadang sampai gerak-gerakin tangan segala.
Saya juga sering banget melakukan itu. Tetapi bernyanyinya tanpa mendengarkan musik. Jadi bernyanyi lagu apa saja, seingat kepala. Kadang kalau ingatnya lagu yang itu, tiba-tiba berubah nyanyi lagu yang itu. Pernah berangkat dari rumah nyanyi lagunya Rhoma Irama, sampai setengah jalan menuju suatu tempat berubah jadi nyanyi lagu-lagunya Judika, BCL, atau nyasar ke lagu Bruno Mars.
Apa saja lirik lagu yang terlintas, saya nyanyikan. Lintas genre, lintas generasi. Sampe terkadang pas lampu merah ada yang ngelihatin, dan jadi malu sendiri. Biasanya sih, saya langsung tiba-tiba diam seolah-olah nggak merasa dilihatin.
Bagi pengemudi mobil bernyanyi sepanjang jalan lebih enak lagi. Setel musik keras-keras, sampai pengguna lain dengar pun nggak masalah. Pengemudi mobil seperti punya ruang khusus di dalam mobilnya. Dan dia tahu bagaimana menyenangkan diri sambil menyetir atau nunggu macet yang terkadang sangat membosankan.
Tanpa perlu mengeluarkan biaya banyak, bernyanyi di jalan raya—sambil berkendara— tentunya bisa menjadi pilihan buat mengekspresikan diri. Orang-orang bisa bernyanyi tanpa risau dikomentari karena suaranya jelek. Beda soal kalau bernyanyi mau diseriusin. Bisa lewat ajang pencarian bakat, atau apabila masih malu-malu nggak jelas, bisa direkam sendiri di rumah. Mau suaranya lebih jernih—kalau memang punya modal gede— ya di studio.
Tapi kalau cuma iseng nyanyi, jalan raya bakal membantu. Kita bisa leluasa mengatur naik turunnya nada sesuka hati tanpa merisaukan nada dari suara kita nyambung nggaknya sama musiknya. Lha wong nggak ada musiknya, je!. Kita juga dapat mengatur kualitas suara terutama intonasi biar tetap terjaga di tengah bising suara motor yang berderum-derum.
Asalkan kita nggak malu, dan percaya diri penuh, lakuin saja. Siapa tahu nanti ada produser musik lewat dan secara nggak sengaja mendengarkan suara kita yang bernyanyi dari atas motor di lampu merah. Siapa bisa menyangka~
BACA JUGA Alasan Kita Bisa Hafal Lirik Lagu, Meski Jarang Mendengarkannya atau tulisan Muhammad Arsyad lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.