Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Tukang Kajat, Kunci Utama Kenduri yang Tergerus Zaman

Erma Kumala Dewi oleh Erma Kumala Dewi
14 September 2022
A A
Tukang Kajat, Kunci Utama Kenduri yang Tergerus Zaman

Tukang Kajat, Kunci Utama Kenduri yang Tergerus Zaman (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Tukang kajat adalah kunci utama kenduri, tapi eksistensinya mulai tergerus waktu

Ada banyak hal yang bikin saya betah liburan di rumah mbah, salah satunya di sana sering banget dapat berkat. Iya, nasi berkat itu lo. Bagi pikiran bocah saya, dapat berkat merupakan kemewahan karena di tempat tinggal saya jarang sekali ada berkatan begitu. Saya rasa di desa mbah saya ini kenduri lebih sering diadakan daripada di kota saya, apa-apa diselamati.

Sebenarnya, undangannya nggak sebanyak hajatan di kota, hanya tetangga sekitar rumah saja. Tapi, kebetulan si mbah saya ini dikenal sebagai tukang kajat di desanya, jadi sering banget diundang di acara kenduri-kenduri warga. Malah kadang diundang sampai ke desa sebelah. Di zaman susah pangan dulu, tukang kajat menawarkan keuntungan yang menggiurkan, minimal keluarga bisa makan enak.

Di desa, tukang kajat memainkan peran yang sangat krusial dalam kenduri. Ibarat kata, kenduri kurang afdal tanpa kehadiran tukang kajat. Jika tukang kajat yang diundang berhalangan hadir, acara kenduri bisa-bisa diundur jamnya sampai pihak penyelenggara mendapat tukang kajat pengganti. Tugas tukang kajat sendiri adalah mendoakan sesuai hajat dari si penyelenggara kenduri menggunakan bahasa daerah.

Dalam kenduri masyarakat Jawa tradisional, setiap jenis kenduri memiliki ubarampe yang berbeda-beda. Setiap komponennya memiliki makna filosofis masing-masing. Tukang kajat akan mendoakan masing-masing jenis ubarampe sesuai dengan makna filosofisnya sehingga akan diperoleh suatu kesatuan harapan atas penyelenggaran kenduri tersebut.

Ubarampe pada setiap jenis kenduri juga khas dan nggak boleh tertukar karena akan menghasilkan pemaknaan doa yag berbeda. Misalnya untuk kenduri yang berhubungan dengan kematian akan dijumpai buceng ungkur-ungkur (nasi tumpeng yang dibelah vertikal lalu diposisikan saling membelakangi), yang melambangkan bahwa tugas si mayit di dunia sudah mungkur. Pada kenduri yang berkaitan dengan kehidupan biasanya akan disertakan kulub urap dengan harapan pemilik hajat akan senantiasa sehat dan segar bugar sebagaimana sayuran. Serta masih banyak ubarampe lainnya yang saya nggak hafal detailnya saking rumitnya. Tukang kajat juga bertugas mengarahkan keluarga pemilik hajat untuk persiapan ubarampe kenduri ini jika nasihatnya diperlukan.

Di zaman modern ini eksistensi tukang kajat semakin sulit dijumpai. Perihal regenerasi tukang kajat menurut Mbah Kung saya, sifatnya sukarela dan nggak ada tunjuk-menunjuk. Pun tidak harus selalu yang berpendidikan tinggi, yang penting mau dan sudah pernah mantu. Mbah Kung sendiri juga tidak bisa menjelaskan kenapa harus orang yang sudah pernah mantu, sudah dari sananya begitu katanya. Tukang kajat biasanya melakoni perannya sepanjang hayat sebagaimana mbahkung saya ini yang baru berhenti setelah sakit dan tidak mampu beraktivitas secara normal.

Soal penurunan ilmunya juga unik, karena nggak ada yang namanya tutorial atau buku tertulis. Jadi ya mengandalkan telinga dan ingatan saja. Mendengarkan kajatan di setiap kenduri, lalu mengingatnya. Namun nggak semudah itu juga untuk hafal, banyak kasus tukang kajat yang tiba-tiba blank di tengah merapal doa walaupun bukan pengajat pemula. Ya bisa ditebak, kajatnya jadi mbulet nggak karuan. Hal-hal seperti ini yang membuat orang ciut nyalinya untuk mengajukan diri sebagai tukang kajat. Terlebih di zaman yang semakin modern ini pola pikir manusia semakin simpel, sehingga kenduri ala tradisonal dan tukang kajatnya semakin ditinggalkan.

Baca Juga:

Undangan Kenduri di Desa Bumiayu Magelang Pakai Sembako, Tradisi Aneh tapi Buktikan Betapa Indahnya Seduluran Masyarakat Desa

Selamat Ulang Tahun Kota Malang, Jangan Jadi Kota yang Problematik

Masih menurut cerita Mbah Kung saya, mengajatkan itu tidak bisa dipelajari secara sembarangan karena bisa kualat. Harus benar-benar ada wujud ubarampe untuk dikajatkan di depan kita. Dari cerita turun temurun orang-orang zaman dulu, dikisahkan terdapat seorang tukang angon kebo yang mau belajar mengajatkan secara otodidak. Tukang angon ini membuat ubarampe pura-pura yang terbuat dari kotoran kerbau lantas latian mengajatkan.

Selang beberapa waktu si pengangon ini mulutnya perot. Menurut orang pintar, tukang angon ini ditapuk danyang karena main-main dengan hajatnya dan hanya bisa sembuh jika memakan ubarampe “pura-pura” yang dibuatnya tadi.

Saya tidak bisa sepenuhnya menjamin kebenaran cerita tersebut. Hanya saja saya mengambil hikmah bahwa mengajatkan itu adalah prosesi yang sakral dan tidak bisa dipermainkan sembarangan karena menyangkut komunikasi manusia dengan Tuhan.

Saya dulu juga pernah bertanya menyoal tukang kajat ini menurut perspektif keagamaan pada Mbah. Tidakkah cukup peran seorang pemuka agama dalam memimpin doa pada suatu acara kenduri seperti di kota-kota? Toh sama-sama meminta kebaikan dan mengungkap syukur pada Tuhan. Menurut Mbah, hal ini tergantung pada kepercayaan masing-masing. Kalau si mbah dulu ketika merapal doa selama mengajatkan tetap meminta kebaikan dan mengungkap syukur kepada Gusti Yang Maha Kuasa, bukan kepada danyang.

Menyebut leluhur dalam rapalan doanya itu hanya sebatas untuk mendoakan kebaikan mereka di alam sana saja. Bukan meminta kebaikan dan keselamatan pada mereka. Lha wong mati butuh donga, kok malah dijaluki donga, ya to?

Mau percaya atau tidak itu hak pribadi masing-masing yang penting tidak boleh menghujat kepercayaan dan tradisi orang lain. Desa mawa cara, negara mawa tata. Begitu sekiranya pesan mendiang kakek saya.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Menggugat Mekanisme Pembagian Ingkung dalam Kenduri yang Tidak Adil

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2022 oleh

Tags: doakenduritukang kajat
Erma Kumala Dewi

Erma Kumala Dewi

Penggemar berat film kartun walaupun sudah berumur. Suka kulineran dan kekunoan.

ArtikelTerkait

Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

Lulus Magister Jalur Tirakat, Kepercayaan Bapak yang Tidak Bisa Diganggu Gugat

3 September 2022
Undangan Kenduri di Desa Bumiayu Magelang Pakai Sembako, Tradisi Aneh tapi Buktikan Betapa Indahnya Seduluran Masyarakat Desa

Undangan Kenduri di Desa Bumiayu Magelang Pakai Sembako, Tradisi Aneh tapi Buktikan Betapa Indahnya Seduluran Masyarakat Desa

17 Agustus 2024
Macam Kue untuk Selamatan yang Harus Ada di Kotak Bingkisan terminal mojok.co

Macam Kue untuk Selamatan yang Harus Ada di Kotak Bingkisan

24 November 2021
kenduri ingkung mojok

Menggugat Mekanisme Pembagian Ingkung dalam Kenduri yang Tidak Adil

25 Januari 2021
Novena Hati Kudus Yesus Doa yang Tidak Pernah Gagal Mengabulkan Permohonan Terminal Mojok

Novena Hati Kudus Yesus: Doa yang Tidak Pernah Gagal Mengabulkan Permohonan

2 September 2022
Nggak Boleh Sembarangan, Ini Doa sebelum Berhubungan Badan yang Wajib Diketahui Pasutri Terminal Mojok

Nggak Boleh Sembarangan, Ini Doa sebelum Berhubungan Badan yang Wajib Diketahui Pasutri

30 Desember 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.