Transplantasi Tinja, Metode Pengobatan yang Aneh tapi Nyatanya Nyembuhin

transplantasi tinja mojok

transplantasi tinja mojok

Saya tahu Anda ke sini bukan persis karena tinja, namun barangkali karena berpikir, segabut apakah orang yang punya ide transplantasi tinja? Tapi, saya kasih tahu bahwa transplantasi ini bukan sekadar hal yang muncul dari kegabutan, dan hal ini benar-benar nyata.

Sebelum jauh masuk kedalam tulisan ini, saya ingatkan dahulu sebelum terlambat. Bagi teman-teman pembaca yang budiman, jika kalian sedang bersantap ria mohon ditahan dulu hasrat membaca tulisan ini sebelum tulisan ini mengganggu nafsu makan kalian.

Kan kasihan kalo kalian nggak nafsu makan, terus nantinya nggak makan, terus nantinya sakit. Kalau kalian sakit nanti siapa dong yang baca-baca tulisan di Terminal Mojok?

Yuk lanjut.

Kita semua mungkin tidak jarang mendengar kata transplantasi yang digunakan di dunia medis. Transplantasi adalah pemindahan jaringan tubuh dari suatu tempat ke tempat lainnya. Seringnya yang ditransplantasikan adalah organ-organ seperti ginjal, hati dan sumsum tulang.

Organ-organ tersebut mungkin adalah langganan jenis transplantasi yang sering dijadikan bahan konflik di sinetron-sinetron layar kaca. Biasanya mengambil latar rumah sakit, keluarga menunggu di lobi, dan dokter yang baru keluar dari ruangan pasien menghampiri lalu berkata “Anak ibu menderita penyakit parah, ia membutuhkan donor ginjal untuk ditransplantasikan”. Jeng, jeng, kamera zoom in, wajah terkejut, lalu menangis. Lawas.

Namun, ada satu transplantasi lagi yang akan sulit bahkan akan mustahil jika dimasukkan dalam adegan-adegan di sinetron, yakni transplantasi tinja.

Transplantasi tinja

Iya, tinja. Transplantasi tinja atau yang ribetnya dikenal dengan fecal microbiota transplantation adalah sebuah proses pemindahan bakteri dan mikroba yang ada dalam tinja manusia sehat ke manusia lainnya. Seringnya jenis orang yang memerlukan transplantasi tinja ini adalah orang yang memiliki masalah dengan keseimbangan bakteri baik di dalam pencernaanya.

Singkat cerita, ada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu dan ia terpaksa harus meminum antibiotik agar kondisi kesehatannya membaik. Dalam kondisi tertentu, antibiotik yang fungsinya untuk membunuh bakteri penyebab penyakit, tidak sengaja membunuh bakteri baik yang ada di dalam pencernaan.

Sistem pencernaan yang bergantung pada peran bakteri baik untuk dapat menyerap nutrisi dan mencernanya secara efektif akan mulai terganggu dengan keadaan kekurangan bakteri baik ini. Dalam kondisi seperti inilah transplantasi tinja digadang-gadang dapat sangat membantu.

Proses transplantasi tinja

Secara singkat proses transplantasi tinja akan dimulai dengan melakukan screening atau pengecekan pada tinja donor untuk memastikan tinja tersebut sehat. Tinja sehat adalah tinja yang tidak mengandung penyakit, biasanya hepatitis adalah penyakit yang diwaspadai dalam proses ini.

Selanjutnya adalah proses transplantasi, biasanya para dokter yang menangani transplantasi ini akan menyalurkan tinja menggunakan kolonoskop (sebuah alat berbentuk tabung fleksibel) yang dimasukkan melalui anus sampai dengan ke usus besar.

Ngeri bayanginnya? Tenang, sebelum proses memasukkan tersebut, orang yang akan melakukan transplantasi tinja akan diberikan obat penenang agar tidak merasakan rasa sakit atau tidak nyaman.

Selain menggunakan kolonoskop, cara lain yang dapat digunakan untuk transplantasi tinja adalah dengan menyuntikkan feses yang telah dicairkan ke usus besar melalui anus.

Relatif aman namun tidak sedikit yang khawatir

Penelitian tentang transplantasi tinja ini masih terus dilakukan mengingat akan potensi manfaatnya. Transplantasi tinja ini dinyatakan cukup aman, terutama ketika tinja yang didonorkan adalah tinja yang sehat dan dilakukan dengan prosedur yang baik.

Walaupun dinyatakan cukup aman dan dilatarbelakangi riset yang mumpuni, transplantasi tinja tidak terhindarkan dari stigma buruk tinja di mata masyarakat. Banyak orang khawatir mentransplantasikan tinja orang lain kedalam tubuh mereka.

Jika banyak orang khawatir akan memasukkan tinja orang lain ke tubuh mereka, cerita yang sedikit berbeda datang dari orang yang memiliki penyakit kronis dan penyakit yang mengancam hidupnya. Pada kelompok ini, mereka cenderung dapat mengabaikan rasa khawatir dan “jijik” tersebut (yaa mungkin karena merasa sudah tidak ada opsi lain).

Walaupun belum cukup lumrah dan belum mendapat izin yang paten, transplantasi tinja menunjukkan potensi manfaat yang meyakinkan.

Jika transplantasi ini sudah lebih diakui dan telah digunakan secara luas, maka akan ada momen-momen di mana tinja-tinja yang biasanya berakhir pasrah di jamban akan berakhir gagah di usus besar orang lain.

BACA JUGA Alasan Masyarakat Indonesia Lebih Pilih Pengobatan Alternatif daripada Pengobatan Medis atau tulisan I Putu Gede Bangkyt Guna Suara lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version