Toyota Corolla Altis bukan sekadar nama yang familiar di dunia otomotif Indonesia. Selama lebih dari dua dekade, sedan ini telah menjadi pilihan favorit bagi pengemudi yang mencari kombinasi antara kenyamanan, keandalan, dan biaya operasional yang masuk akal. Meski sekarang harganya ada di kisaran ratusan juta rupiah untuk unit baru, versi bekasnya yang berusia lebih tua sering diperdagangkan di bawah Rp100 juta bahkan mendekati Rp50 juta.
Menariknya, banyak dari unit bekas itu menggunakan transmisi manual yang justru dianggap kelebihan tersendiri. Nah, di kesempatan ini kita bahas kenapa Toyota Altis (khusus unit manual) layak disebut sebagai sedan terbaik.
Biaya perawatan Toyota Corolla Altis yang ramah di kantong
Salah satu aspek yang paling sering disebut oleh pemilik Altis adalah soal biaya perawatan. Dari sejumlah data biaya servis Toyota Corolla Altis bekas yang saya himpun, biaya servis rutin sampai puluhan ribu kilometer ternyata cukup terjangkau jika dibandingkan dengan banyak sedan lain sekelasnya kayak City. Bahkan hanya sekitar belasan juta untuk perawatan rutin selama beberapa tahun. Tapi itu belum termasuk biaya ganti oli, kampas rem, atau penggantian suku cadang.
Perawatan murah cukup beralasan sebab altis bermesin Toyota 1.8L (seri 2ZR-FE atau 1ZZ-FE di generasi lebih tua) terkenal irit dan mudah diservis, suku cadangnya relatif banyak di pasaran dan teknisi bengkel umum pun familiar menangani mobil ini.
Apalagi yang transmisi manual lebih sederhana secara mekanik dibandingkan transmisi otomatis atau CVT modern. Sehingga kemungkinan rusak kompleksnya lebih kecil dan biaya perbaikannya juga lebih ringan.
Kalau kamu jeli, membeli Altis manual berusia kurang lebih 15–20 tahun bisa jadi langkah cerdas sebab harga bekasnya bisa turun di Rp 60 jutaan. Tapi, biaya servis dan perawatan setelah itu relatif stabil dan teramat terjangkau.
Transmisi manual: kontrol lebih baik & pengalaman berkendara lebih seru
Di zaman mobil matic & CVT semakin dominan, transmisi manual sering dianggap kuno. Tapi justru di sinilah letak pesonanya. Toyota Corolla Altis dengan gearbox manual menawarkan sensasi berkendara yang lebih “nyambung” dengan mesin dan pengemudi.
Transmisi manual bagi saya memberi kontrol penuh terhadap perpindahan gigi, membuat akselerasi dan penggunaan torsi bisa diatur sendiri sesuai kebutuhan. Hal ini kerap dipuji penggemar mobil manual karena bisa membuat mesin bekerja paling efisien dalam berbagai kondisi jalan.
Pengalaman berkendara yang lebih fun, terutama jika kamu menyukai rasa mengemudi yang lebih “hidup” dan tidak terlalu mengandalkan transmisi elektronik.
Pun, sekali lagi, biaya perawatan lebih rendah. Sebab sistem kopling dan gigi manual umumnya lebih sederhana dan kurang rentan terhadap kerusakan kompleks seperti pada CVT atau transmisi otomatis. Buktinya, Altis manual tetap dicari oleh segmen tertentu, bahkan ketika varian otomatis semakin populer. Artinya banyak orang masih memilih manual untuk kebutuhan tertentu.
Mesin legendaris yang tangguh dan irit
Toyota sejak lama dikenal dengan mesin-mesinnya yang bandel dan irit, dan Altis bukan pengecualian. Unit mesin 1.8L DOHC dengan Dual VVT-i yang dipakai Altis di berbagai generasi menawarkan keseimbangan antara tenaga yang cukup dan konsumsi bahan bakar yang efisien untuk sedan sekelasnya.
Tenaga yang cukup responsif dari mesin 1.8L ini jelas punya output tenaga yang sehat untuk penggunaan harian maupun cruising di jalan tol. Bahkan unit bekasnya pun tetap terasa bertenaga hingga 140 PS pada putaran tertentu.
Efisiensi yang masuk akal dari konsumsi bahan bakar yang lumayan baik di kelas sedan. Terutama jika dipakai dengan transmisi manual dan gaya mengemudi yang konservatif.
Altis juga kompatibel dengan servis umum: tidak perlu alat atau mesin mahal untuk perawatan rutin, berbeda dengan beberapa mobil Eropa yang punya komponen transmisi dan mesin yang spesifik. Ini jelas jadi keuntungan besar dari sisi biaya jangka panjang.
Keandalan jangka panjang & nilai jual kembali Toyota Corolla Altis yang menyenangkan
Corolla Altis punya reputasi yang sudah teruji sebagai mobil yang bisa dipakai puluhan tahun dengan perawatan yang wajar. Banyak penggunaan puluhan ribu kilometer tanpa masalah besar, sering hanya ganti oli dan kampas rem saja setelah beberapa tahun pemakaian.
Ada dua efek positif yang bisa diambil. Pertama, depresiasi nilai tidak terlalu drastis karena kalau kamu beli bekas di bawah Rp 100 juta. Risiko kehilangan nilai terlalu cepat biasanya lebih rendah dibanding sedan lain yang kurang populer.
Kedua, pasar aftermarket yang luas. Oleh karena banyak Altis di Indonesia, spare parts bekas dan baru mudah ditemukan. Itu bisa membantu menekan biaya perbaikan dan memudahkan mencarinya jika diperlukan.
Kenyamanan & fitur yang masih memadai
Meski Altis tua bukan mobil baru, banyak generasi modelnya tetap menawarkan kabinnya lega, peredaman kabin baik tak seperti lagi di bawah kanopi baja ringan dan jelas nyaman jika dibandingkan sedan lain sekelasnya. Pada unit lebih anyar (misalnya generasi 2019 ke atas), fitur-fitur seperti AC climate control, audio yang layak, sensor parkir, bahkan fitur keselamatan modern hadir standar.
Untuk bekas di bawah Rp100 juta biasanya kamu akan menemukan generasi 2000-an sampai awal 2010-an. Meski fiturnya tidak secanggih Altis terbaru, kenyamanan dasar dan kabin yang cukup lega tetap jadi nilai tambah. Apalagi jika dibandingkan sedan-sedan bekas lain di harga sama.
Kalau ditarik garis besar, poin-poin kuat kenapa Toyota Corolla Altis (terutama versi manual bekas) layak disebut salah satu sedan terbaik di bawah Rp100 juta, ya, karena saya suka aja. Hehehe.
Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Nasib Nahas Toyota Corolla Altis di Tangan Saya
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















