Top Chart: Program Musik kok Isinya Gosip?

Top Chart: Program Musik kok Isinya Gosip?

Top Chart: Program Musik kok Isinya Gosip? (Pixabay.com)

Top Chart ini mau jadi program gosip apa musik? Tolong jelaskan

Dulu, kita disuguhi tayangan musik yang berkualitas di televisi. Bisa dibilang, generasi yang kini telah jadi mahasiswa akhir, karyawan, dan keluarga muda tumbuh dan ditemani sakit hatinya oleh lagu-lagu band yang mendulang nama pada era 2000-an.

Tapi, makin ke sini, makin jarang ada tayangan seperti itu. Ketika Trans TV beberapa waktu lalu meluncurkan Top Chart, saya merasa ada angin baru. Saya kira, era keemasan tayangan musik di televisi akan kembali. Ternyata, rasa sakit hati selalu dekat dengan ekspektasi.

Kekecewaan saya berawal dari lagu-lagu yang dipilih oleh tayangan ini. Ya, kalau cuma satu atau dua episode saya maklumi, tetapi sampai sekarang, lho, musik-musik yang diputar adalah lagu-lagu Indonesia jadul, yang video klip musiknya saja masih 240p alias ngeblur parah. Padahal, menurut saya, Top Chart seharusnya mempopulerkan lagu-lagu yang baru tren masa kini.

Bukan bermaksud merendahkan lagu-lagu lama, tetapi menyadari bahwa sekarang saja banyak lagu-lagu yang ngetren, tapi kok malah jarang dibawakan? Ini timnya kurang riset apa bagaimana, sih? Katanya “Top Chart”, tapi kok yang masuk jajaran “Top” justru lagu-lagu lama terus, sih? Duh, kebaruannya, dong, tolong.

Selain itu, hal janggal lain yang mengecewakan dari program ini adalah kemunculan berita-berita selebriti yang sebenarnya nggak selalu memiliki latar belakang musisi. Kan ya saya jadi bertanya: ini acara musik atau mau jadi infotainment, sih?

Okelah, kalau mau disisipi berita musisi yang tengah merilis lagu atau album baru, soal kabar tur ke beberapa kota untuk album barunya, itu cukup relevan dan saya nggak masalah. Namun, saya pernah mendapati acara ini justru menyiarkan kabar mengenai rumah tangga artis yang tengah dikabarkan retak. Duh, sek bagaimana, saya kok nggak paham ini alur acaranya mau dibawa seperti apa.

Kemudian, kadang juga disisipi berita yang sebenarnya nggak ada kaitannya dengan musik, tetapi dipaksa dikait-kaitan. Cocokologi, deh istilahnya semacam itu. Misalnya saja, ada berita penculikan anak, dan dari berita tersebut narator malah membelokkannya ke dalam lagu yang menceritakan kerinduan anak dengan orang tuanya. Lah? Maksudnya bagaimana, deh ini? Halo, tim kreatif Top Chart, sehat?

Lagi pula, buat saya rasanya itu juga nggak etis. Nggak etis karena itu kan sebenarnya masuk kabar yang menyedihkan juga, nggak seharusnya berita itu dijadikan pengantar atau pemantik guna memperkenalkan lagu-lagu berikutnya. Halo, tim kreatifnya bagaimana, nih?

Ya, menurut saya Top Chart ini merupakan program yang janggal (dan gagal) untuk sebuah pemaparan terkait musik. Banyak-banyakin risetnya dulu, nggak cuma riset musik, tetapi juga riset acara musik semacam ini yang telah digagas tahun-tahun sebelumnya. Meskipun saya nggak tahu banyak lagu, tapi melihat program ini justru bikin saya greget karena banyak nggak relevannya. Balik lagi, konsep program ini harus dipikirkan ulang, lho jadi bisa memetakan bahasan materinya, juga jangkauan audiensnya itu siapa saja.

Atau emang jangan-jangan ini acara gosip yang pake topeng musik?

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA MTV Ampuh Adalah Acara Musik Terbaik Sepanjang Masa, No Debat!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version