UIN Solo sudah BLU
Nah sekarang soal status UIN Solo yang udah jadi Badan Layanan Umum atau singkat aja BLU. Ini teknis sih yaa sebenarnya, tapi ini ngaruh sama perkembangan kampus terutama fasilitas yang dulu kurang bagus. Nggak tahu ya sekarang, aku udah nggak kuliah di kelas soalnya.
Jadi gias, BLU itu sederhananya UIN Solo udah bisa mengelola uang sendiri, mengelola aset seperti gedung dan lapangan secara mandiri, dan yang paling penting UIN sekarang udah punya “kas”.
Kalau dulu mah nggak punya kas. Jadi uang yang diberikan dari negara, ketika tutup buku kalau memang sisa ya dikembalikan lagi ke negara, dalam hal ini Kementerian Agama. Makanya UIN tidak terlalu leluasa mengembangkan fasilitas kampus.
Nah, sekarang dengan alih status ke BLU, UIN Solo bisa simpan uang yang sisa dan tidak perlu dikembalikan ke negara. Lah terus ke mana, ya masuk ke kas dan disimpan ke bank. Ya idealnya, uang kas itu buat kembangin UIN biar nggak ngenes seperti kata Mas Fajar tadi.
Kok nggak bantah Mas Fajar sih?
Ya benar, saya tidak ingin membantah. Saya hanya memberi pandangan, bahwa jika dibandingkan saudara tuanya, UMS dan UNS, jelas UIN Solo ini tertinggal jauh. Tapi, ingat, kampus ini “baru menetas”. Dan mungkin memang tidak perlu menyaingi kedua kampus tersebut. Pertanyaannya, buat apa?
UIN Solo memang tak mentereng, tapi ya nggak perlu mentereng. Selama mahasiswa yang menimba ilmu di situ puas dan tercerahkan, ya sudah, itu cukup. Ha nek mung kafe we prei. Tapi memang, perkara rute transportasi umum itu harus dipikirkan betul sih itu. penting soalnya.
Jadi apakah UIN Solo mengenaskan? Ya bagi saya tidak. Kurangnya banyak, kampus lain pun juga seperti itu. Tapi ya, selama mahasiswanya tak ambil pusing, dan kegiatan belajar tak terganggu, masalahnya di mana?
Penulis: Dhima Wahyu Sejati
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Polemik Ospek UIN RM Said Surakarta, BEM Wajibkan Mabanya Daftar Pinjol?