Seandainya Toko Buku di Purbalingga Sebanyak Gerai Es Teh Jumbo, Mahasiswa Nggak Akan Kerepotan

Seandainya Toko Buku di Purbalingga Sebanyak Gerai Es Teh Jumbo, Mahasiswa Nggak Akan Kerepotan Mojok.co

Seandainya Toko Buku di Purbalingga Sebanyak Gerai Es Teh Jumbo, Mahasiswa Nggak Akan Kerepotan (unsplash.com)

Mencari toko buku di Purbalingga sulitnya bukan main. Sebagai seorang mahasiswa saya sering kerepotan mencari buku-buku untuk keperluan perkuliahan. Memang sih, perkembangan dunia digital memungkinkan mahasiswa mencari informasi dari berbagai sumber. Namun, saya rasa, informasi dari buku masih belum bisa tergantikan. Apalagi masih banyak dosen-dosen yang menganjurkan buku fisik sebagai rujukan. 

Tentu anjuran itu bisa saya ikuti kalau akses bacaan di Purbalingga mudah. Sayangnya, toko buku di Purbalingga tidak sebanyak penjual Es Teh Jumbo yang hampir ada di setiap tikungan. Iya sih, di zaman sekarang bisa membeli buku atau bacaan secara online. Tapi bagi mahasiswa mendang-mending seperti saya, ongkos kirim buku bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Beli buku secara online juga perlu waktu pengiriman, tidak cocok kalau membutuhkan buku secara cepat.  

Minat baca rendah

Di Kota Perwira ini sebenarnya terdapat beberapa perguruan tinggi, jumlah mahasiswanya pun tidak sedikit. Namun, hal itu belum mampu menarik pebisnis untuk menghadirkan toko buku di Purbalingga. Kondisinya jauh berbeda dengan Jogja. Di sana terdapat banyak perguruan tinggi dan mahasiswa. Akses ke buku dan bacaan yang berkualitas pun mudah. 

Setelah saya pikir-pikir, tidak hanya jumlah perguruan tinggi dan mahasiswa saja yang menarik minat pengusaha mendirikan toko buku suatu daerah. Warga daerah tersebut juga harus punya minat baca. Sementara di Purbalingga, minat baca masyarakatnya rendah. Coba sekarang tengok ke perpusatkaan daerah setempat, bisa dihitung dengan jari berapa orang pengunjung hariannya. Melihat kondisi ini, tidak heran sih kalau pebisnis lebih memilih jualan Es Teh Jumbo daripada buku. 

Toko buku di Purbalingga gulung tikar

Di Purbalingga sebenarnya pernah ada toko buku Gramedia. Saya pernah mampir ke tempat itu, koleksinya banyak dan lengkap. Tempatnya nyaman, bikin betah berlama-lama di sana. Seiring berjalannya waktu, toko buku semakin sepi pengunjung. Gramedia Purbalingga pun akhirnya gulung tikar. Sedih bukan main sih. 

Saya sadar nasib toko buku di tengah era digital seperti sekarang ini tidak mudah. Masyarakat bisa membeli buku secara online, sumber informasi juga kian beragam di internet. Toko buku memang dapat dengan mudah tergantikan. Tapi, kalau masih ada permintaan dari pasar, toko buku di suatu daerah masih mampu bertahan kok. Lihatlah Jogja, toko buku di sana masih banyak. Gramedia pun masih berdiri dengan kokoh. 

Kalau di daerah kalian, lebih mudah mencari toko buku atau melihat gerai Es Teh Jumbo? Sini tos sama saya dahulu kalau lebih mudah cari Es teh Jumbo. 

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Mencari Toko Buku di Banyuwangi seperti Jarum di Tumpukan Jerami, Sulit!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version