Tobrut Memang Meresahkan, Budaya Merendahkan Tubuh Perempuan tapi Dimaklumi karena Gampang Masuk FYP

Tobrut Memang Meresahkan (Unsplash)

Tobrut Memang Meresahkan (Unsplash)

Tobrut atau akronim dari “toket brutal” adalah sebuah istilah yang kelewat populer. Awalnya, ada yang menganggap istilah ini lucu, tapi sebenarnya meresahkan, khususnya untuk perempuan.

Tobrut sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. Namun, sejak akhir 2023 hingga awal 2024, istilah ini mulai muncul lagi di berbagai meme dan video viral, khususnya TikTok.

Tobrut, yang terdiri dari 2 kata, adalah sangat vulgar dan tidak pantas diucapkan di depan perempuan. Kata “toket” merupakan slang untuk menyebut payudara. Sementara itu, “brutal” berarti sangat berlebihan atau ekstrem. 

Tobrut viral karena “mencolok” dan berbeda

Salah satu alasan istilah tobrut viral lagi adalah karena sifat anak muda saat ini, yaitu sesuatu yang berbeda dan mencolok. Di satu sisi, ini menunjukkan betapa semakin dinamisnya sebuah trend di media sosial. Namun, di sisi lain, istilah ini mendegradasikan perempuan.

Tobrut itu sangat meresahkan karena, pertama, mengandung unsur objektivitas terhadap tubuh perempuan. Jadi, si pembuat konten, cenderung memandang perempuan sebagai pemuas hasrat saja. Termasuk di dalamnya usaha untuk viral atau masuk FYP di TikTok menggunakan konsep konten tobrut. Usaha masuk FYP ini sudah sangat tidak sehat.

Kedua, anak muda zaman sekarang cenderung “tidak terima” jika ketinggalan trend atau FOMO. Apalagi kalau konsep konten tersebut bisa viral dengan mudah dan masuk FYP. Oleh sebab itu, selain ikut-ikutan membuat konten dengan konsep serupa, banyak anak muda, minimal, ikut membagikan konten tobrut tersebut.  

Baca halaman selanjutnya: Penghinaan, tapi dimaklumi karena gampang FYP.

Berdampak ke kesehatan mental

Istilah tobrut juga berdampak pada kesehatan mental dan rasa percaya diri perempuan. Bagi perempuan yang menjadi objek dari penggunaan isitlah ini, mereka bisa merasa tidak nyaman, dipermalukan, atau bahkan mengalami tekanan psikologis

Kondisi ini bisa mempengaruhi bagaimana mereka melihat diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain. Penggunaan kata-kata yang merendahkan seperti ini bisa memperburuk masalah body image dan menurunkan rasa percaya diri.

Namun, masalahnya, kadang ada juga perempuan yang “memaklumi” konten kayak gini. Mereka malah ikut-ikutan membuat konten yang sama, karena punya “kondisi” yang sama. Ujungnya adalah mendapat pengakuan dan viral. Mereka tidak memikirkan sisi negatif dari sebuah istilah secara jangka panjang.

Cerminan dunia digital saat ini 

Fenomena istilah tobrut adalah cerminan era digital saat ini. Trend bisa bergeser dengan cepat. Tidak lagi dalam hitungan bulan, tetapi minggu, bahkan hari. Sialnya, perubahan trend itu tidak dibarengi dengan kesadaran akan dampak yang mengiringi.

Apakah ketidakpedulian itu menjadi cerminan dari budaya anak muda, misalnya, 10 tahun lagi? Atau, jangan-jangan, ketidakpedulian itu sudah kadung menjadi budaya yang punya akar sangat kuat, saat ini? Kalau begitu, bukan tobrut yang meresahkan, tetapi budaya baru yang berisi ketidakpedulian. Viral itu memang mahal!

Penulis: Muhammad Ijlal Sasakki Junaidi

Editor: Yamadipati Seno 

BACA JUGA 7 Cara FYP di TikTok, Dijamin Videomu Bakal Viral!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version