Hal yang paling membuat saya khawatir tiap kali main ke mal adalah lokasi parkir kendaraan yang njlimet, ruwet, dan berliku-liku. Bagi saya yang kemampuan spasialnya kurang canggih (sulit membaca peta sekaligus mengingat jalan), persoalan ini cukup rumit.
Gampang nyasar atau kelamaan saat mencari kendaraan di parkiran mal menjadi hal yang lumrah bagi saya. Apalagi kalau lagi nggak ada orang lain di area parkir. Mau tanya, nggak ada siapa-siapa. Mau telepon, nggak ada sinyal. Kelar, sudah. Bahkan sampai dengan sekarang, istri saya selalu geleng-geleng kepala ketika mengetahui lagi-lagi saya nyasar di parkiran mal, atau bahkan di dalam mal itu sendiri.
Bagi kalian yang kurang relate dengan hal ini, mungkin akan ikut geleng-geleng kepala. Mengira bahwa ini mengada-ngada, keheranan, sambil mbatin, “Kok bisa, sih?” Namun, bagi siapa pun yang senasib, saya coba tebak. Kalian akan mengangguk, kegirangan, mungkin juga cengengesan sambil mbatin, “Akhirnya ada yang paham. Aku nggak sendirian.” Hah, kebaca.
Percayalah, saya atau siapa pun yang ada di posisi ini—merasa kemampuan spasialnya kurang baik—sesungguhnya nggak mau dikit-dikit nyasar, sulit mengingat jalan atau arah. Apalagi nyasarnya di parkiran mal saat pengin menaruh barang atau kembali ke kendaraan. Nggak ada keren-kerennya. Pada titik tertentu, momen ini cukup annoying bagi diri sendiri.
Tentu saja, saya nggak mau berlarut-larut atau jatuh di lubang yang sama. Berdasarkan pengalaman dan setelah berulang kali nyasar di parkiran mal, akhirnya saya menemukan formula dan cara biar nggak nyasar lagi secara serampangan, lengkap dengan ekspresi yang planga-plongo.
#1 Foto titik parkir 360 derajat dan catat bloknya
Percayalah, hanya mengingat jalan belum cukup untuk menyelamatkan kalian dari ruang-spasial yang njlimetnya minta ampun. Apalagi terlalu banyak distraksi selama prosesnya. Sampai akhirnya, ingatan akan titik/patokan jalan akan memudar begitu saja karena melihat ini dan itu. Kemudian akan dengan cepat terganti oleh informasi lainnya.
Itulah kenapa memotret titik parkir 360 derajat dari berbagai sudut dan sekeliling area merupakan opsi utama yang sangat mungkin dilakukan untuk meminimalisir nyasar di parkiran mal. Saya sudah melakukan hal ini dan berhasil. Cukup efektif. Sebagai rencana cadangan, sekalian catat blok tempat kalian parkir. Misalnya di C2, B1, atau kombinasi blok lainnya.
#2 Jika ada petugas atau orang lain, lebih baik bertanya
Serius, deh, persoalan ini nggak akan bertambah suram dan semakin runyam jika kita dengan rendah hati bertanya kepada orang di sekitar. Nggak perlu gengsi. Sepengalaman saya, menuhankan gengsi saat nyasar di parkiran mal itu nggak ada yang bisa dibanggakan sama sekali. Yang ada malah pusing sendiri, capek sendiri.
Meski nggak akan ujug-ujug menyelesaikan masalah atau langsung bertemu dengan titik parkiran kendaraan yang dituju, setidaknya ada secercah harapan. Daripada sok cool berdiam diri dan nggak membuahkan hasil.
#3 Manfaatkan kemampuan spasial orang yang diajak ke mal
Saya selalu merasa tenang saat bepergian dengan istri saya, Nazliah, yang cantiknya adiluhung itu (bismillah, gunpla baru). Alasannya sederhana. Dia punya kemampuan spasial dan intuisi yang mumpuni soal mengingat jalan. Sekalipun nyasar, feeling-nya hampir selalu bisa diandalkan. Tinggal ikuti ke mana kakinya melangkah, maka jalan keluar pun akan ditemukan dengan segera.
Talenta Nazliah sangat disayangkan jika dibiarkan begitu saja. Makanya tiap kali kami lagi nge-mal, saya selalu meminta tolong kepadanya untuk mengingat di mana kami memarkir mobil atau motor. Dengan membawa istri bepergian, satu masalah dalam hidup saya bisa diatasi dengan baik.
#4 Pergi menggunakan transportasi umum
Inti permasalahan dari seseorang yang suka nyasar di parkiran mal sebetulnya sederhana saja: karena membawa kendaraan. Dalam menyikapi hal ini, setidaknya ada dua pertimbangan yang bisa dilakukan. Pertama, ikuti salah satu saran saya pada tiga poin sebelumnya. Kedua, jangan pergi ke mal menggunakan kendaraan pribadi. Gunakan transportasi umum. Selanjutnya, tinggal tanyakan kepada diri masing-masing: mau atau nggak?
Sumber Gambar: Unsplash