Tips Memilih dan Membedakan Beras yang Berkualitas

ngasak beras nasi liwet tradisi ngaliwet sunda mojok

Beras (Pixabay.com)

Indonesia bisa dibilang adalah negara dengan tingkat konsumsi nasi tertinggi di dunia. Kalimat “belum kenyang kalau belum makan nasi” muncul tidak dari ruang kosong karena memang tingkat konsumsi yang tinggi. Beras, sebagai bahan pokok nasi, tak pelak adalah komoditi yang harus diketahui seluk beluknya. Tentu saja kita tidak bisa mencintai tanpa mengenal dalam bukan?

Cara mengenal beras dengan langkah paling awal adalah dengan mengetahui kualitas beras yang baik. Kita selama ini mungkin menganggap bahwa beras yang baik adalah yang mahal, padahal belum tentu. Kita tidak bisa setiap hari juga beli yang mahal, dan lagi-lagi, kualitas terbaik tidak harus paling mahal.

Ada beberapa cara mengenal kualitas beras yang baik. Mulai dari warna yang berbeda, bau, maupun tekstur, dan rasa yang ditimbulkan ketika sudah dimasak. Beras yang kualiatasnya bagus biasanya dijual jauh lebih mahal dibandingkan beras yang biasa saja. Harga yang mahal belum tentu menjadi patokan.

Langkah pertama yang harus kita lakukan melihat bentuknya. Bentuk yang panjang dan agak sedikit bening adalah kriteria beras yang bagus, kata ibu kepada saya pada waktu itu. Nah dari bentuk dan warna saja sudah terlihat keunggulannya.

Jika bentuk dan warnanya sudah sesuai dengan yang disebutkan tadi, atau Anda kesulitan dalam membedakan bentuknya, Anda bisa menggunakan langkah kedua. Cara ini cukup mudah dan sering Anda lihat ketika hendak membeli di pasar atau tempat perbelanjaan, yaitu dengan memegang dan meletakkannya kembali. Jika di telapak tangan Anda tertinggal debu-debu putih, maka kualitasnya meragukan. Beras yang baik tidak akan meninggalkan bekas debu ketika dipegang.

Berikutnya dengan cara mencium baunya. Beras dengan kualitas baik cenderung berbau wangi khas padi yang baru digiling. Sedangkan kualitas yang tidak baik akan berbau tidak sedap seperti tepung yang sudah lama disimpan. “Saya kalau memilih, pasti dicium dahulu karena beras yang wangi pasti diolah dengan baik sehingga aromanya masih terjaga dan sudah terbukti kebersihan dan keasliannya”, kata kakak perempuan saya.

Cara selanjutnya yaitu Anda bisa memperhatikan kondisi karung. Beras yang berkualitas pasti karung penyimpanannya bagus dan bersih. Beda halnya dengan yang jelek atau rusak, biasanya ada kutu yang berkeliaran di dalam karung, itu disebabkan karung tersebut sudah lama disimpan di tempat yang lembab.

ketika Anda sudah melakukan langkah-langkah tadi di tempat belanja, saatnya Anda mencermati langkah selanjutnya, yaitu mencuci beras yang akan dimasak. Jika air cuciannya berwarna bening kekeruh-keruhan dan bau airnya wangi seperti baru beli tadi, berarti kualitasnya baik. Aminah, seorang teman saya yang sudah berkeluarga pernah berkata “beras yang bagus itu yang memiliki air cuciannya berwarna keruh tapi tidak sampai bening”. Setelah saya cari tahu kebenaranya, ternyata perkatan teman saya tadi memang benar. Anda harus bisa membedakan warnanya.

Di sini sering kali kita beranggapan bahwa air bekas cucian yang berwarna bening bahkan tidak ada perubahan sama sekali  itu berarti kualitasnya baik. Salah, justru yang seperti itulah yang mengandung pemutih dan tidak baik dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Sedangkan yang kualitasnya baik, air bekas cuciannya akan berubah warna dan berwarna keruh gelap dan berbau tidak sedap.

Langkah terakhir adalah dengan memasaknya. Ketika dimasak dan matang akan cenderung pulen atau lembut ketika dimakan dan volumenya akan bertambah atau mengembang. Beda halnya dengan yang kualitasnya tidak baik, bakal terasa keras ketika dimakan.

Sekarang Anda sudah tau tips dan memilih beras yang berkualitas bagaimana, tinggal Anda praktik saja. Ingat keluarga nomor satu, pilihlah kualitas terbaik untuk orang-orang tersayang Anda. Kalau masih nggak paham, hadeh, nggak ada obat.

BACA JUGA Seberapa Pentingkah Anime dan Manga Dibuatkan Film Live Action?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version