Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Tips agar Media Sosial Organisasimu Nggak Norak!

Raditia Yoke Pratama oleh Raditia Yoke Pratama
2 Februari 2021
A A
Tips agar Media Sosial Organisasimu Nggak Norak! Terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Tak bisa dimungkiri, media menjadi senjata yang sangat ampuh untuk meningkatkan branding suatu organisasi, apalagi di era pandemi seperti sekarang ini. Banyak sekali internship dan pelatihan khusus melatih skill bermedia sosial, entah copywriting, admin, media sosial marketing, dan lainnya. Dan media sosial bukan hanya sekadar Instagram, namun juga Twitter, YouTube, hingga Spotify. Banyak orang akhirnya sadar, kemampuan bermedia sosial itu ternyata menjadi keharusan jika ingin beradaptasi di era yang serba cepat berubah ini.

Makanya, termasuk bagi organisasi yang ingin melejitkan performanya, harus bisa mengelola dan memprioritaskan penggunaan media sosial ke dalam program-programnya. Dengan begitu, media sosial akan membentuk karakter dari organisasi tersebut. Ya, karakter. Banyak orang di zaman sekarang mencari informasi tentang profil organisasi ke mana lagi kalau bukan di media sosial. Jika organisasi gagal meletakkan karakter yang pas, maka itu akan menjadi dosa pertama yang harus dibenahi. Oleh karena itu, kita perlu tahu apa saja yang tidak boleh ditinggalkan organisasi dalam mengelola medial sosial. Hanya ada dua poin besar, namun ini sangat vital, yaitu bidang desain grafis dan social media strategist.

Pertama, kemasan informasi jauh lebih penting daripada informasi itu sendiri. Percuma informasinya sangat penting, tapi tidak didesain dengan menarik. Sehingga yang pertama dan paling penting, peran desain itu harus diberikan kepada orang yang dapat membungkus kemasan dengan baik. Jangan manusia abal-abal, senggaknya yang suka dan mau belajar, ini jauh lebih baik. Saat desain, pastikan inspirasi desain yang digunakan juga bukan dari blog jadul—yang isi desainnya lebay dan tidak HD.

Kedua, harus ada peran social media strategist jika tidak mau kontennya berantakan. Ini adalah peran kunci. Maka dari itu, walau bisa dibilang banyak posisi, peran social media strategist menduduki tempat tertinggi dalam tim media sosial. Dengan posisi tertinggi itu, banyak tuntutan juga yang harus ia lakukan.

Posisi ini sangat penting karena mengurusi interaksi dengan pengikut, membalas komentar publikasi, melemparkan pertanyaan ke pengikut, memikirkan publikasi konten yang meningkatkan engagement, mengevaluasi berdasar insight, dan segala macamnya. Jika bisa diibaratkan, seorang social media strategist adalah marketingnya organisasi. Ia harus merancang strategi konten, waktu publikasi, penampilan keseluruhan, dan kesan bagi pengikut dengan sebaik-baiknya. Jika di Instagram, social media strategist harus piawai memanfaatkan fitur story Instagram, stiker, hashtag, pin komentar, dan mengelola direct message dengan baik, bukan hanya sekadar-sekadar saja, tapi harus beda, inovatif, dan menarik.

Lalu, selain kedua hal tersebut, ada yang tak kalah penting yaitu soal komponen utama organisasi yang harus ada di media sosial. Komponen tersebut adalah logo, tagline, dan maskot. Tiga hal ini wajib ada jika ingin membentuk karakter organisasi yang mudah dikenal netizen.

Logo harus berbentuk sketsa yang bisa mewakili makna keberadaan suatu organisasi. Di dalamnya harus memiliki filosofi sesuai arti organisasi. Sedangkan tagline adalah kalimat ringkas yang secara eksplisit memperlihatkan identitas organisasi. Pernah mendengar tagline “Just Do It”? Betul, itu adalah tagline milik brand Nike. Ini adalah salah satu contoh kegunaan dan kekuatan tagline yang sangat berpengaruh terhadap brand dan organisasi. Terakhir adalah maskot. Maskot memiliki peran strategis yang berbeda dari logo dan tagline. Ia lebih kepada menarik perhatian untuk memperkenalkan dan mempromosikan keberadaan organisasi sehingga akan lebih mudah diingat oleh khalayak luas.

Lalu, apa dampak secara langsung terhadap organisasi? Dengan mengoptimalkan peran desain grafis dan social media strategist, otomatis dampak yang pertama adalah akan menciptakan kesan menarik netizen terhadap performa dan karakter organisasi. Biar netizen juga tidak memandang sebagai organisasi yang jadul dan norak karena keliru dalam menggunakan media sosial. Kedua, memudahkan organisasi dalam melakukan survei programnya. Ketiga, memperluas dampak dan manfaat bahkan hingga di tingkat nasional, bukan di regional atau lokal saja. Keempat, jika dengan mengoptimalkan itu bisa mendapat feedback yang aktif dari publik terkait performa organisasi, maka otomatis akan memberikan energi yang positif dan berkelanjutan bagi pengurus organisasi untuk menginovasikan program dan tampilan yang lebih baik dan yang jelas tidak norak lagi~

Baca Juga:

4 Jasa yang Tidak Saya Sangka Dijual di Medsos X, dari Titip Menfess sampai Jasa Spam Tagih Utang

Drama Cina: Ending Gitu-gitu Aja, tapi Saya Nggak Pernah Skip Menontonnya

BACA JUGA Plus Minus Posting CV di Media Sosial bagi Pelamar Kerja dan tulisan Raditia Yoke Pratama lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform Use Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2022 oleh

Tags: brandingMedia Sosialorganisasi
Raditia Yoke Pratama

Raditia Yoke Pratama

Suka menulis di ranah analisis sosiologis dan self-development.

ArtikelTerkait

sekarang banyak perempuan takut dicap feminis mojok.co

Iklim Intimidatif Media Sosial Bikin Saya Takut Dicap Feminis

6 Agustus 2020
Katanya Konten TikTok Itu Banyak yang Cringe: Masak, sih? terminal mojok.co

Katanya Konten TikTok Itu Banyak yang Cringe: Masak, sih?

11 Juli 2021
baliho puan maharani branding usang mojok

Puan Maharani, Baliho, dan Branding yang Usang

29 Juli 2021
cyberbullying, kasus bullying

Banalitas Menonton Video Cyberbullying: Kita Semua Berpotensi Jadi ‘Bully’

26 Agustus 2019
Trik Sukses Berjualan di WhatsApp agar Story-mu Nggak Di-skip Orang

Saya Membisukan Story WA Semua Orang dan Saya Tidak Menyesal

23 November 2020
Seluk-Beluk Virtual Assistant, Pekerjaan Remote Impian Banyak Orang yang Nggak Bisa Meninggalkan Rumah

Seluk-Beluk Virtual Assistant, Pekerjaan Remote Impian Banyak Orang yang Nggak Bisa Meninggalkan Rumah

23 Juli 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.