Setiap linimasa kehidupan manusia pasti ada saja momen menunggu. Mau nunggu antrean, nunggu pesanan makan datang, nunggu azan, nunggu temen dandan, nunggu kapan lulus, dan berbagai macam penantian lainnya. Apalagi penantian ketemu sama jodoh. Penantian panjang benerrr!!!
Momen menunggu ini sering kali menjemukkan, kalau kita nunggu cuma sambil bengong nggak jelas. Nunggu antrean masih bisa ditinggal sambil ngobrol atau main handphone. Lha kalau nunggu lebaran datang? Mau ngapain coba? Kamu tinggal bengong doang, unfaedah banget, kan? Setiap orang pasti punya cara sendiri dong buat ngatasin rasa jenuh dalam masa penantian.
Melalui pengamatan singkat saya terhadap aktivitas dari temen-temen saya yang sudah pada pulang kampung, nih. Akhirnya, saya kumpulin di tulisan ini.
Bagaimana tipe-tipe orang nungguin lebaran datang. Ini juga bisa jadi opsi kalian, kalau mau coba-coba hal baru. Biar nungguin lebaran datang nggak cuma sambil bengong atau tidur “berpahala” doang, kan? Let’s cekidot!!!
Satu, nunggu lebaran diisi dengan berburu pahala tadarus Alquran.
Biasanya para sahabat saleh-salehah menghabiskan waktu dengan tadarus Alquran dan berkali-kali khataman. Mau yang tinggal di pesantren atau nggak, ini bisa dilakukan kalian setiap saat setiap waktu. #Masyaallah #Tabarakallah.
Dua, bikin kue nastar untuk jajanan lebaran yang nantinya dipajang di ruang tamu.
Biasanya, jajan lebaran yang dibuat sendiri itu bisa sekalian menjadi ajang tebar-tebar pesona gitu ke tamu. “Ngomong-ngomong ini yang bikin saya sendiri, lho. Mari dicoba,” “Ini kuenya nggak bakal bisa ditemukan di rumah-rumah lain, loh.”
Coba kalau jajan-jajan di meja ruang tamu itu beli semua, gimana mau pamer? Paling juga di setiap rumah-rumah tetangga jajannya sama kayak begituan. Namun, kesempatan buat pamer ini sepertinya nggak bakal terpenuhi di lebaran tahun ini. Lha gimana, wong masih pandemi, je.
Selain lebih hemat, bikin kue nastar sendiri kalau diniati banget juga bisa buat penghasilan tambahan. Nunggu lebaran sambil bikin kue, disetorin ke pasar atau toko-toko sekitar, kan malah bisa untung buat tambahan uang jajan kita.
Tiga, nungguin lebaran sambil shopping baju.
Mau beli baju online atau ke toko langsung, sesuai selera. Memang, beli baju ke tokonya langsung itu lebih seru dan bikin puas. Tapi apa daya, pandemi mengharuskan kita buat di rumah aja. Jadi ya mau nggak mau dan demi kebaikan bersama, belanjanya scroll lagiii, scroll lagiii~
Empat, bersih-bersih rumah.
Ini yang saya lakukan kalau menjelang lebaran. Sekeluarga kerja bakti bersih-bersih rumah. Iya, ini bukan bersih-bersih rumah biasa yang cuma nyapu sama ngepel aja. Bersih-bersih rumah ini sampai ngelap jendela, ruas-ruas pintu, sela-sela kursi, ngelap meja, sampai setiap sudut di rumah kita harus kinclong. Kalau perlu, ubah layout ruang tamu, biar nggak jenuh gitu-gitu doang.
Ini guna menyambut tamu-tamu lebaran yang akan berkunjung ke rumah kita. Karena tamu berhak untuk dimuliakan, tamu berhak untuk mendapat fasilitas dari si penerima tamu atau tuan rumah. Salah satu yang bisa diusahakan untuk memuliakan tamu adalah menyiapkan rumah kita senyaman mungkin untuk menjadi tempat berkunjung mereka.
Namun, karena pandemi cara bersilaturahmi kita juga bakal berbeda, bersih-bersih rumah ini nggak ada salahnya tetap dilakukan. Toh, ini guna kenyamanan penghuni rumahnya sendiri, kok!
Lima, bongkar lemari dan pilih-pilih pakaian yang udah nggak kepake.
Setelah punya beberapa baju baru dalam setahun, entah yang memang kita beli untuk lebaran atau dari bulan-bulan sebelumnya kita nyicil beli tanpa kesadaran. Pokoknya tau-tau lemari udah penuh aja gitu.
Mending, sembari nunggu lebaran datang kita buka lemari pakaian, keluarin semua, lalu pilih-pilih pakaian yang setidaknya masih layak pakai, tapi sudah nggak pernah kita pakai. Daripada dimakan rayap di lemari, dianggurin nggak jelas, kan. Akan lebih bermanfaat jika pakaian tersebut diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Enam, nulis artikel buat Terminal Mojok.
Kalau udah ngelakuin semua opsi di atas dan tetep masih aja jenuh nungguin lebaran yang tak jua datang, daripada gabut, mending nulis buat Terminal. Lumayan, nabung uang tambahan jajan. Apalagi buat saya yang nggak bisa bikin kue, nih. Mending nulis artikel di Terminal Mojok aja deh, daripada repot di dapur bikin kue tapi gagal terus. Hiks.
BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.