Tim Mendang-Mending: Surabaya-Jakarta PP Mending Naik Bus Atau Kereta Api?

Tim Mendang-Mending_ Surabaya-Jakarta PP Mending Naik Bus Atau Kereta Api_ terminal mojok

Mau naik bus atau naik kereta, bukankah sama saja asal selamat sampai tujuan?

Sebagai seorang mahasiswa, saya termasuk sering naik bus dan kereta api untuk bepergian ke luar kota terutama Surabaya-Jakarta PP. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya tertarik untuk membandingkan kedua moda transportasi tadi dari berbagai sisi dengan adil dan objektif. Agar pembahasan tidak terlalu lebar, saya hanya akan membandingkan bus dan kereta api rute Surabaya-Jakarta, sesuai rute yang sering saya gunakan.

Jika kalian bertanya-tanya, sebenarnya sesering apa saya melakukan perjalanan Surabaya-Jakarta? Maka jawabannya, hampir tiap tahun saya melakukan perjalanan tersebut, dan dalam tiga bulan belakangan ini tiap dua minggu sekali saya melakukan perjalanan Surabaya-Jakarta PP. Saya pun sudah mencoba berbagai layanan kelas bus dan kereta api. Sungguh sangat terpercaya, bukan?

#1 Kecepatan

Kecepatan bukan segalanya, tapi jika segalanya tidak cepat, ya berabe juga. Hehehe.

Sejak Tol Trans Jawa beroperasi, bus lebih leluasa memacu kecepatannya dibanding sebelum ada Tol Trans Jawa dan macetnya jalur Pantura. Lantas, bagaimana dengan kereta api? Ya kecepatan kereta api di koridor jalur Surabaya-Jakarta PP antara 90-120 km/jam.

Apa kereta api tidak bisa lebih cepat lagi seperti bus yang bisa diajak lari hingga 160 km/jam di Tol Trans Jawa? Jawabannya tidak. Hal ini lantaran kereta api memiliki keterbatasan sarana dan prasarana yang digunakan. Kecepatan maksimal kereta api saat ini adalah 120 km/jam, itupun pada lintas dan jalur tertentu.

Namun, perlu diingat tidak semua bus juga bisa diajak lari hingga 160 km/jam. Ada banyak faktor yang memengaruhi kecepatan bus, misalnya kemampuan menyetir pengemudi, kepadatan jalan tol, dan regulasi dari perusahaan bus sendiri. Ada perusahaan bus yang memberi batas kecepatan maksimal 120 km/jam, ada juga yang hanya 90 km/jam. Saat ini, kondisi kecepatan bus dan kereta api terbilang baik, dan tentu saja yang paling penting ketimbang kecepatan adalah keselamatan selama perjalanan.

#2 Waktu

Waktu tempuh antara naik bus dan naik kereta api boleh dibilang cukup cepat, meski tetap lebih cepat pesawat. Kereta api dengan waktu tempuh tercepat pada rute Surabaya-Jakarta PP adalah kereta api eksekutif Argo Bromo Anggrek dengan estimasi waktu tempuh 8 jam 10 menit. Sementara rata-rata kereta api kelas eksekutif non-Argo lainnya dan ekonomi memiliki waktu tempuh sekitar 10-12 jam.

Untuk bus rute Surabaya-Jakarta PP, waktu tempuh yang dibutuhkan rata-rata 11-12 jam dengan sekali atau dua kali pemberhentian di rumah makan. Bus Rosalia Indah, misalnya, dengan kelas super eksekutif dan super top pada rute Surabaya-Jakarta berhenti dua kali, masing-masing di Kantor Pusat Palur untuk servis makanan berat dan Resto Rosin Subang untuk servis makanan ringan.

Secara waktu tempuh, tim mendang-mending jelas mengunggulkan kereta api lantaran terbukti tepat waktu. Namun, bus juga tidak bisa dianggap remeh, lho. Bukan berarti bus tidak bisa tepat waktu dan lebih cepat, ya.

#3 Fasilitas

Nah, soal fasilitas ini yang sangat seksi untuk dibahas. Sebelumnya, mari kita samakan persepsi dulu bahwa fasilitas yang didapat pasti menyesuaikan harga. Kalau kata orang Jawa, “ono rego, ono rupo”.

Menurut tim mendang-mending, naik bus memiliki kelebihan ketimbang naik kereta api dari segi fasilitas. Yaaa, apalagi kalau bukan servis makan. Tiket pada bus biasanya sudah termasuk servis makan satu kali. Bahkan, beberapa perusahaan bus menambahkan servis makanan ringan. Sementara tiket kereta api tidak disertai servis makan. Makanan dijual terpisah di gerbong kereta makan yang tersedia, kecuali kelas tertentu seperti priority dan luxury yang mendapat servis makan.

Untuk fasilitas tempat duduk dan footrest (sandaran kaki) tergantung kelas dari bus dan kereta api itu sendiri. Kelas eksekutif pada kereta api tempat duduknya dapat ditidurkan pada kemiringan tertentu, ditambah sandaran kaki yang dapat membuat penumpang dapat merasakan keleluasaan posisi yang nyaman. Kelas ekonomi premium tempat duduknya dapat ditidurkan pada kemiringan tertentu namun tidak disertai sandaran kaki. Sementara pada kereta ekonomi, tempat duduknya tegak tanpa sandaran kaki.

Fasilitas tempat duduk dan sandaran kaki pada bus tergantung juga pada kebijakan perusahaan bus sendiri. Ada yang menggunakan tempat duduk yang dapat ditidurkan pada kemiringan tertentu serta sandaran kaki yang elegan, ada juga yang hanya tempat duduk biasa tanpa sandaran kaki.

Untuk fasilitas AC dan listrik, bisa dipastikan semua bus dan kereta api untuk rute Surabaya-Jakarta PP sudah menggunakan fasilitas tersebut. Di dalam bus sudah tersedia port USB di setiap tempat duduk yang bisa digunakan penumpang sebagai charger smartphone saja. Penumpang bus tidak bisa menggunakannya untuk men-charge laptop dan power bank karena perbedaan daya listrik yang dihasilkan bus. Pernah terjadi beberapa kasus bus terbakar akibat penumpang men-charge power bank dan laptop.

Berbeda dengan bus, pada kereta api, fasilitas listrik bisa digunakan untuk men-charge smartphone, power bank, dan bahkan laptop. Hal ini dikarenakan kereta api memiliki kereta pembangkit listrik yang berfungsi menghasilkan dan mengalirkan listrik ke dalam rangkaian kereta api selama perjalanan. Meski begitu, penumpang dilarang menggunakan fasilitas ini seenaknya. Jangan sampai bawa-bawa blender atau rice cooker demi bisa masak nasi di dalam kereta, ya.

Fasilitas selanjutnya yang tak kalah penting adalah WiFi. Tidak semua bus dan kereta api memberikan fasilitas WiFi bagi para penumpang. Pada rute Surabaya-Jakarta PP, layanan WiFi hanya bisa dinikmati di kereta api Argo Bromo Anggrek.

Terakhir, fasilitas toilet yang ditawarkan saat naik bus dan kereta api juga berbeda. Pada bus, tidak semua bus memiliki toilet. Jikalau ada, biasanya toilet hanya bisa digunakan untuk cuci tangan dan buang air kecil. Sementara pada kereta api, fasilitas toilet bisa digunakan untuk cuci tangan, buang air kecil, dan bahkan buang air besar, tapi tidak boleh mandi, yaaa…

#4 Kenyamanan

Kenyamanan adalah perasaan subjektif dan tidak dapat digeneralisir pada seluruh individu. Jika fasilitas yang disebutkan di atas kurang nyaman menurut kalian, maka kalian dapat mencoba kelas teratas dari kedua moda transportasi ini pada rute Surabaya-Jakarta PP, yaitu Sleeper Class.

Sleeper Class adalah kelas teratas dari bus. Penumpang yang naik Slepper Class akan merasa nyaman sepanjang perjalanan dengan pelayanan terbaik. Sementara di kereta api ada juga kelas serupa dengan nama berbeda, yaitu Priority dan Luxury Class. Penumpang kelas ini akan ditempatkan pada satu gerbong kereta khusus namun tetap berada dalam satu rangkaian kereta eksekutif dan eksekutif argo.

Intinya, kenyamanan setiap orang berbeda tergantung selera dan kebiasaan orang tersebut. Perusahaan bus dan kereta api sudah berusaha semaksimal mungkin dengan sumber daya yang mereka miliki untuk memberikan pelayanan kepada tim mendang-mending penumpang agar merasa nyaman selama dalam perjalanan.

#5 Harga tiket

Bicara soal harga tiket, tentu akan ada perbedaan harga di periode tertentu. Rata-rata harga tiket kereta api rute Surabaya-Jakarta PP untuk kelas ekonomi hingga ekonomi premium berkisar Rp104 ribu hingga Rp250 ribu. Sementara untuk kelas eksekutif hingga eksekutif argo harganya berkisar Rp380 ribu hingga Rp650 ribu. Dan untuk kelas luxury dan priority, harga tiketnya berkisar Rp800 ribu hingga Rp1 jutaan.

Untuk harga tiket bus juga tergantung perusahaan dan kelas bus. Karena banyaknya perusahaan bus yang melayani rute Surabaya-Jakarta PP, maka harga tiket busnya berkisar antara Rp240 ribu hingga Rp485 ribu. Sementara untuk bus Sleeper Class harganya mencapai Rp500 ribu hingga Rp600 ribu. Untuk info lebih lanjut mengenai harga tiket dan juga kelas yang ditawarkan, baik bus maupun kereta api, kalian bisa mengeceknya langsung melalui website masing-masing.

Kepada tim mendang-mending garis keras yang masih membanding-bandingkan antara bus dan kereta api, please jangan terlalu fanatik atau bahkan benci dengan salah satu moda transportasi. Bisa jadi di waktu yang akan datang keadaan memaksa kita menggunakan transportasi tersebut. Jika ada pelayanan atau fasilitas yang dianggap kurang dan tidak memuaskan dari penyedia jasa kereta api atau bus, berikan masukan lewat kanal saran masing-masing perusahaan.

Memangnya kalian tidak capek apa adu urat di media sosial soal mana yang lebih baik? Mending nikmati saja perjalanan kalian, selamat sampai tujuan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version